Bahan Tambahan Bahan yang Digunakan
V-63 2.7.3.
Uraian Proses
Uraian proses pembuatan sarung tangan PT Latexindo Toba Perkasa antara lain:
1. Proses Pencampuran Compounding Tahap ini adalah tahap dimana lateks yang telah diterima oleh perusahaan dan
tahap melewati pengujian mutu yang dilakukan oleh departemen Quality Assurance
, akan dicampur di dalam tangki compound dengan bahan-bahan disperse
antara lain sulfur, pigmen, senyawa zinc, dan anti oksidan serta air. Setelah dimasukan ke dalam tangki compound, campuran akan diaduk selama
24 jam. Untuk pembuatan bahan-bahan dispersi, bahan yang terdiri dari sulfur, senyawa zinc, pigmen, dan anti oksidan serta air dimasukan ke dalam
ball mill dan diputar selama 48 – 72 jam. Lateks pekat 60 dialirkan dari
tangki penyimpanan lateks ke tangki pencampuran sampai tangki berisi 4 ton lateks. Selanjutnya bahan dispersi dicampurkan ke dalam lateks dan diaduk
selama 24 jam. Hasil campuran compound ini dialirkan ke bak di bagian produksi dengan selang untuk digunakan pada pembentukan sarung tangan.
2. Proses Pencetakan Sarung Tangan Pembuatan sarung tangan terdiri dari beberapa tahap dimana pada setiap
tahap atau proses, cetakan dipindah dengan menggunakan conveyor mengikuti aliran yang telah ditentukan. Tahap-tahap pencetakan sarung
tangan adalah sebagai berikut :
a. Acid Washing Cetakan former atau mold sarung tangan dicelupkan ke bak yang berisi
larutan HNO
3
untuk mencuci cetakan dari kotoran-kotoran atau kerak- kerak kotoran yang ada berupa sisa tepung dan zat kimia lainnya. Suhu
pada tangki sekitar 50 – 70
C. b. Alkali Cleaning
Cetakan selanjutnya dibersihkan dengan cara dicelupkan pada bak yang berisi alkali untuk menetralisir keasaman nitrid acid HNO
3
c. Rinsing Cetakan dibersihkan dengan mencelupkannya ke dalam air bersih untuk
membersihkan cetakan dari larutan kimia pada proses sebelumnya. pH air pada rinsing tank harus tetap terjaga pada skala 7, dan dijaga
kebersihannya. d. Coagulant Dipping
Cetakan dicelupkan ke dalam bak yang berisi larutan coagulant, yaitu kalsium karbonat CaCO
3
dan kalsium nitrat CaNO
3 2
. Tahap ini bertujuan untuk membuat lapisan pertama pada pembuatan glove agar
hasilnya mudah dicabut dan juga sebagai pengikat lateks. Ketinggian dari permukaaan koagulan ini diatur secara otomatis dengan hidrolik.
e. Drying I Proses drying dilakukan dengan menggunakan coagulant oven. Fungsi
coagulant oven adalah sebagai pengering bahan kimia yang terdapat pada
cetakan setelah dicelupkan ke dalam coagulant tank. Suhu standar pada
coagulant oven adalah 100
-140 C. Setelah cetakan sarung tangan
dikeringkan pada coagulant oven, suhu cetakan harus diturunkan hinga 60
– 70 C dengan menggunakan kipas angin. Penurunan suhu ini
dimaksudkan agar cetakan tidak terlalu panas ketika dicelupkan ke dalam lateks tank. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan sarung tangan
yang dicetak bocor. f. Lateks Dipping
Pencelupan dilakukan pada bak yang berisi larutan lateks Lateks tank yang dihasilkan pada proses I compounding. Pemeriksaan suhu dan
tinggi permukaan lateks di lateks tank harus diperhatikan terus menerus karena sangat mempengaruhi kualitas sarung tangan. Temperatur lateks
dijaga dalam suhu yang stabil, yaitu sekitar 20 – 33
C dengan cara mengontrol suhu pada electronic reading balance toledo oven.
g. Drying II Cetakan yang telah dicelupkan pada larutan compound dikeringkan
dengan menggunakan oven. Bahan bakar yang digunakan adalah gas LNG dengan suhu sekitar 200
– 300 C.
h. Leaching Proses leaching adalah proses pencucian sarung tangan dengan air pada
suhu sekitar 45 – 65
C untuk mengurangi kadar protein, lemak dan sisa- sisa karbonat pada sarung tangan.
i. Drying III Sarung tangan dikeringkan lagi dengan menggunakan oven pada suhu
sekitar 100 – 150
C. j. Beading Roll
Proses beading adalah proses pembentukan pergelangan sarung tangan dengan cara memutar bagian bawah cetakan dan juga terdapat beading
roll dai atas yang memutar ke depan.
k. Curing Drying IV Proses curing adalah proses pematangan sarung tangan dengan oven.
Prosesnya sama dengan proses pengeringan sebelumnya, yaitu pada suhu 100
– 150 C.
l. Powdering Powdering
merupakan proses pemberian tepung pada sarung tangan dengan tujuan agar sarung tangan tidak lengket dan memudahkan
pencabutan. m. Drying V
Proses ini dilakukan dengan menggunakan oven sebagai proses pengeringan terakhir sebelum sarung tangan dilepaskan dari cetakan.
n. Stripping Stripping
adalah proses pelepasan sarung tangan dari cetakan secara manual dan memasukkannya ke dalam keranjang yang telah diberi label
sesuai dengan mutunya. Proses ini harus dilakukan dengan cermat
sehingga pada saat pelepasan, sarung tangan tidak koyak dan cacat. Ini merupakan proses terakhir pada proses pencetakan sarung tangan.
3. Proses Finishing Tahap pada proses finishing adalah sebagai berikut :
a. Proses Tumbling drying Proses tumbling adalah proses pembersihan sarung tangan dari tepung
dan juga untuk mengeringkan sarung tangan hingga kering atau tidak mengandung air lagi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin
tumble dryer selama 45 menit pada temperatur 70
C dengan kapasitas 36 kg.
b. Inspection Pemeriksaan kualitas sarung tangan diatur oleh bagian QC Quality
Control untuk memisahkan sarung tangan berdasarkan mutunya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan tes angin, yaitu dengan menghembuskan angin pada sarung tangan dengan menggunakan
kompressor. c. Proses packing
Setelah sarung tangan diperiksa dan dinyatakan bermutu baik oleh bagian QC, sarung tangan selanjutnya dikemas ke dalam kotak kecil dengan isi
100 buah per kotak kecil kemudian dikemas lagi ke dalam karton dengan isi 10 kotak kecil per karton. Bagian packing juga melakukan
pemeriksaan terhadap produk yang akan dikemas dengan cara sampling. Jika terdapat produk yang cacat, produk tersebut akan dikembalikan ke
bagian Quality Control untuk ditindak lanjuti. Sarung tangan yang telah dikemas disimpan ke gudang bahan jadi untuk menunggu proses
pengiriman.