dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan 5 supplier. Selisih biaya bahan baku adalah Rp 54.100.000,-
Selain mengurangi biaya, keuntungan yang diperoleh dengan penerapan 5 supplier
adalah mengurangi keterlambatan pengiriman bahan baku. Berikut perbandingan keterlambatan pengiriman bahan baku dengan 5 dan 4 supplier
untuk data mengenai keterlambatan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 6.6. Keterlambatan Bahan Baku dengan Penerapan 5 Supplier
Supplier S1
S2 S3
S4 S5
Keterlambatan pengiriman bahan baku
1 hari 1 hari 1 hari 3 hari 2 hari Total Keterlambatan bahan baku 8 hari
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 6.7. Keterlambatan Bahan Baku dengan Penerapan 4 Supplier
Supplier S1
S2 S3
S5 Keterlambatan
pengiriman bahan baku 1 hari 1 hari 1 hari 2 hari
Total Keterlambatan bahan baku 5 hari
Sumber: Pengolahan Data
Keterlambatan bahan baku dengan 5 supplier sebagai rekanan perusahaan memiliki frekuensi yang lebih banyak dibandingkan dengan penerapan 4 supplier.
Hal ini mengindikasi bahwa dengan pengurangan supplier dapat mengurangi keterlambatan pengiriman bahan baku yang dapat berdampak bagi proses
produksi pabrik. Setelah dilakukannya penelitian dengan tiga integrasi metode yang
digunakan untuk pemilihan supplier serta untuk mengetahui jumlah pesanan bahan baku setiap supplier diketahui bahwa idealnya perusahaan hanya
membutuhkan 4 supplier untuk memasok bahan baku. Kondisi aktual di perusahaan diketahui bahwa sampai saat ini mitra kerja untuk memasok bahan
baku terdapat 5 supplier. Uraian diatas menjelaskan bagaimana pengaruh penerapan mitra kerja perusahaan dengan 5 supplier dan 4 supplier. Penerapan
dengan 4 supplier dapat mengurangi biaya pemesanan bahan baku dan mengurangi total keterlambatan pengiriman bahan baku. Pihak manajemen
perusahaan dapat meninjau kembali dan mengevaluasi supplier dalam menyuplai bahan baku dengan acuan model penelitian ini.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan pengolahan Fuzzy-AHP diketahui bobot kriteria untuk penentuan supplier yaitu pengalaman bermitra 0,1965, kemampuan teknis
0,1800, kualitas 0,1378, pengiriman 0,1525, biaya 0,1498 dan garansi dan klaim 0,1834.
2. Urutan supplier diketahui bahwa urutan pertama adalah S1 Hudsyn Rubber dengan nilai preferensi 0,8758, S2 Guangken Rubber dengan nilai
preferensi 0,5938, S3 Inter Rubber dengan nilai preferensi 0,3323, S5 PTPN dengan nilai preferensi 0,2959 dan urutan terakhir yaitu S4 PT
Jayatex Perkasa dengan nilai preferensi 0,1469. 3. Jumlah kuantitas alokasi order bahan baku diselesaikan dengan menggunakan
metode Multi Objective Linear Programming dengan cara penyelesaian single objective linear programming
menggunakan aturan minimax. Hasil yang jumlah bahan baku yang dipesan untuk S1 150 ton, S2 224,92 ton, S3
200 ton, S4 0 ton dan S5 139,07 ton.
4. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan integrasi dari ketiga metode diperoleh hasil bahwa supplier 4 PT Jayatex Perkasa tidak terpilih
untuk menyuplai bahan baku serta tidak memiliki jumlah bahan baku untuk dipesan.
7.2 Saran
Berdasarkan penilitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Perusahaan dapat mempertimbangkan hasil urutan supplier yang diperoleh berdasarkan penggunaan metode Fuzzy AHP dan TOPSIS dalam memilih
supplier .
2. Berdasarkan penelitian ini, perusahaan dapat mempertimbangkan jumlah kuantitas alokasi order bahan baku yang diselesaikan dengan metode Multi
Objective Linear Programming sebagai salah satu pemilihan keputusan untuk
memesan bahan baku. 3. Berdasarkan penelitian ini, PT Latexindo Perkasa dapat mempertimbangkan
supplier yang akan dipilih untuk pemesanan bahan baku selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ambardi, Didit. 2010. Pemilihan Supplier dan Penentuan Kuantitas Pemesanan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode AHP dan MOLP Studi Kasus:
Koperasi-Jasa Usaha Bersama Puspetasari . Surakarta: Universitas
Sebelas Maret. Basuki, Ari. 2010. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Pemasok dengan Pendekatan Fuzzy Analytical Hierarchy Process Fuzzy AHP
. Bangkalan: Universitas Trunojoyo. Benyouchef, L. Ding dan H. Xie. H. 2003. Supplier Selection Problem: Selection
Criteria and Method . Institut Nasional De Recherche En Informatique Et
En Automatique. Ceby, F dan Bayraktar, D. 2003. An Integrated Approach for Supplier Selection.
Istanbul: Journal of Logistic Information Management. Chamid A. A. S. 2007. Pemilihan Supplier batubara dan optimasi alokasi supply
di PLTU Paiton Unit 7 dan 8 , Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November. Hwang, C.L. dan Yoon, K. 1995. Multiple Attribute Decision Making: An
Introduction . London: Sage Publications, Thousand Oaks.
Hwang, C.L. dan Yoon, K. 1981. Multiple Attribute Decision Making: Methods and Applications
. Berlin: Springer Verlag.