Uji Normalitas Data Tingkat Disposisi Matematis Uji Homogenitas Data Tingkat Disposisi Matematis Uji Hipotesis 4

dan = 28 + 28 − 2 = 54 sehingga diperoleh = 2,005. Diperoleh ℎ � maka ditolak, artinya rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 47. Dari uji perbedaan dua rata-rata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis 3 terpenuhi yaitu kemampuan penalaran matematis siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori.

4.1.4 Analisis Data Tingkat Disposisi Matematis

4.1.4.1 Uji Normalitas Data Tingkat Disposisi Matematis

4.1.4.1.1 Kelas Eksperimen Uji normalitas data tingkat disposisi menggunakan Uji 2  Chi Kuadrat. Dari perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh 2 hitung  = 0,410. Sedangkan dengan = 6 − 3 = 3 dan taraf signifikasi 5 , diperoleh 2 tabel  = 7,81. Karena 2 hitung  2 tabel  maka diterima sehingga data tingkat disposisi matematis siswa pada kelas ekperimen berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 48. 4.1.4.1.2 Kelas Kontrol Analisis uji normalitas data pada kelas kontrol diperoleh 2 hitung  = 5,557. Sedangkan dengan = 6 − 3 = 3 dan taraf signifikasi 5 , diperoleh 2 tabel  = 7,81. Karena 2 hitung  2 tabel  maka diterima sehingga data tingkat disposisi matematis siswa pada kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 49.

4.1.4.2 Uji Homogenitas Data Tingkat Disposisi Matematis

Uji homogenitas data tingkat disposisi matematis siswa diuji menggunakan Uji-F. Setelah dilakukan perhitungan uji homogenitas, diperoleh ℎ � = 2,002 dan pada taraf signifikan 5 dengan � = 28 − 1 = 27 dan = 28 − 1 = 27 diperoleh = 2,161. Karena ℎ � maka diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua varians homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 50.

4.1.4.3 Uji Hipotesis 4

Uji hipotesis 4 menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda atau tidak. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut. : � 1 � 2 tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata tingkat disposisi matematis siswa pada kelas kontrol 1 : � 1 � 2 tingkat disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari rata-rata tingkat disposisi matematis siswa pada kelas kontrol Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata diperoleh ℎ � = 2,981. Berdasarkan kriteria uji pihak kanan, untuk taraf signifikansi 5 dan = 28 + 28 − 2 = 54 sehingga diperoleh = 2,005. Diperoleh ℎ � maka ditolak, artinya tingkat diposisi matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari tingkat disposisi matematis siswa pada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 51. Dari uji perbedaan dua rata-rata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis 4 terpenuhi yaitu tingkat matematis siswa dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities lebih baik daripada tingkat disposisi matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Berdasarkan hasil analisis data awal diperoleh bahwa kedua sampel yaitu kelas VIII G sebagai eksperimen dan kelas VIII H sebagai kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki kondisi awal yang sama yang ditunjukkan dengan homogenitas variansnya. Data awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ujian akhir semester gasal kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang tahun ajaran 20122013. Dalam proses pembelajaran, kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda. Untuk kelas eksperimen, siswa diberi perlakuan dengan pembelajaran Model-Eliciting Activities. Pada kelas eksperimen, dalam proses pembelajaran siswa diberi perlakuan dengan menggunakan Model-Eliciting Activities, setelah guru memberikan pengantar materi, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Kemudian guru memberikan lembar tugas siswa untuk didiskusikan secara kelompok. Dalam pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities, siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah melalui pemodelan matematika.

Dokumen yang terkait

Pendekatan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi Eksperimen Di Smp Negeri 178 Jakarta)

2 25 225

Pengaruh Pendekatan Model Eliciting Activities (MEA;) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

10 55 273

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN DENGAN PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN

2 68 200

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL CORE DENGAN ASESMEN PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MATERI GEOMETRI

1 35 323

STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN CTL DAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 UNGARAN MATERI POKOK LINGKARAN

6 34 274

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI, DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI MODEL-ELICITING ACTIVITIES.

0 0 49

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI, DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI MODEL-ELICITING ACTIVITIES.

0 1 38

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES (MEAs) - repository UPI T MTK 1404580 Title

0 0 3

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAs) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN MENGURANGI KECEMASAN SISWA

0 1 9