memeriksa kesahihan suatu argumen; dan 7 menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
Penalaran matematika meliputi beberapa indikator yang dikemukakan oleh Sumarmo 2010, yaitu: 1 menarik kesimpulan logis, 2 memberikan
penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan, 3 memperkirakan jawaban dan proses solusi, 4 menggunakan pola dan hubungan
untuk menganalisis situasi matematika, 5 menyusun dan menguji konjektur, 6 merumuskan lawan contoh counter example, 7 mengikuti aturan interferensi,
memeriksa validitas argument, 8 menyusun argument valid, 9 menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan induksi matematika.
2.1.5 Disposisi Matematis
2.1.5.1 Pengertian Disposisi Matematis
Disposisi menurut Katz 1993 adalah “a disposition is a tendency to
exhibit frequently, consciously, and voluntarily a pattern of behavior that is directed to a broad goal.” Artinya disposisi adalah kecenderungan untuk secara
sadar consciously, teratur frequently, dan sukarela voluntary untuk berperilaku tertentu yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Sedangkan di dalam konteks matematika, disposisi matematika mathematical disposition menurut NCTM 1991 berkaitan dengan bagaimana
siswa memandang dan menyelesaikan permasalahan, apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif
penyelesaian masalah. Selain itu berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri. Sumarmo 2010 mengungkapkan bahwa
disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika.
Disposisi matematis mathematical disposition menurut Kilpatrick et al. 2001: 131 adalah sikap produktif atau sikap positif serta kebiasaan untuk
melihat matematika sebagai sesuatu yang logis, berguna, dan berfaedah. Kilpatrick et al. menyatakan bahwa,
“Student disposition toward mathematics is major factor in de
termining their educational success”. Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa disposisi matematis merupakan faktor utama dalam
menentukan kesuksesan belajar matematika siswa. Menurut NCTM Pearson Education, 2000:
Some dispositions are more specific to mathematics content: genuine interest in mathematical concepts and connections; a persistence with
finding solutions to problems; the willingness to consider multiple processes or multiple solutions to the same problem; and an
appreciation for mathematics-related applications such as those in music, art, architecture, geography, demographics, or technology.
Jadi, disposisi matematis lebih spesifik, mencakup minat yang sungguh-
sungguh dalam konsep matematika dan koneksi matematika, kegigihan dalam menemukan solusi masalah, kemauan untuk menemukan proses atau solusi pada
problem yang sama, dan mengapresiasi hubungan matemtika dengan bidang ilmu lainnya.
2.1.5.2 Komponen-komponen Disposisi Matematis