1 Tingkat kompleksitas kesulitan dan kerumitan setiap KD yang harus
dicapai oleh siswa. 2
Tingkat kemampuan intake rata-rata siswa pada sekolah yang bersangkutan.
3 Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing-masing sekolah. Dalam penelitian ini, KKM individual siswa kelas VIII SMP Negeri 11
Semarang adalah 70, sedangkan ketuntasan klasikal siswa dalam suatu kelas
minimal 80 dari seluruh siswa dalam suatu kelas yang mencapai KKM. Peneliti menaikkan 5 ketuntasan klasikal siswa yang semula 75 dengan tujuan agar
penelitian ini dapat menjadi motivasi guru di sekolah untuk menerapkan pembelajaran Model-Eliciting Activities dalam pembelajaran jika model ini efektif
dan mampu mencapai ketuntasan klasikal siswa yang lebih dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan selama ini.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir, yang masing-masing diuraikan sebagai
berikut.
1.6.1 Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
1.6.2 Bagian Isi
Bagian ini merupakan bagian pokok skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I
: Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Tinjauan pustaka, berisi landasan teori, kerangka berpikir, dan
hipotesis. BAB III
: Metode penelitian, berisi desain penelitian, metode penentuan subjek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
dan analisis data. BAB IV
: Hasil penelitian dan pembahasan. BAB V
: Penutup, berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran peneliti.
1.6.3 Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Belajar
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku Hudojo,
2003: 83. Berliner dan Gage 1984: 132 mengemukakan bahwa “ learning is a change in behavior machine shaking as a result of experience
”. Hal ini senada dengan Slavin sebagaimana dikutip
Rifa’i dan Anni 2009: 82 yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Beberapa teori belajar banyak dikembangkan oleh para ahli. Teori-teori belajar yang mendukung penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut.
2.1.1.1 Teori Ausubel
Sebagai pelopor aliran kognitif, David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna meaningful learning. Menurut Dahar sebagaimana dikutip
Rifa’i dan Anni 2009: 210, belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar
menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa,