13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Belajar
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku Hudojo,
2003: 83. Berliner dan Gage 1984: 132 mengemukakan bahwa “ learning is a change in behavior machine shaking as a result of experience
”. Hal ini senada dengan Slavin sebagaimana dikutip
Rifa’i dan Anni 2009: 82 yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Beberapa teori belajar banyak dikembangkan oleh para ahli. Teori-teori belajar yang mendukung penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut.
2.1.1.1 Teori Ausubel
Sebagai pelopor aliran kognitif, David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna meaningful learning. Menurut Dahar sebagaimana dikutip
Rifa’i dan Anni 2009: 210, belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar
menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa,
jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Selain itu untuk dapat membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Pada belajar menghafal, siswa
menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga
belajarnya lebih dimengerti Suherman, 2003: 32. Dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan teori belajar Ausubel adalah
pembelajaran dengan Model-Eliciting Activities. Pada model pembelajaran tersebut, siswa dihadapkan pada suatu masalah kemudian mereka harus
memecahkan masalah tersebut sebagai langkah awal terjadinya penemuan, baik penemuan model matematika maupun solusi permasalahan.
2.1.1.2 Teori Vygotsky
Ada empat pinsip kunci dari teori Vygotsky. Prinsip tersebut adalah
sebagai berikut. 1
Penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran the sociocultural nature of learning
Prinsip pertama menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu dalam proses
pembelajaran. 2
Zona perkembangan terdekat zone of proximal development Prinsip kedua adalah ide bahwa siswa belajar paling baik apabila
berada dalam zona perkembangan terdekat mereka, yaitu tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan anak saat ini.
3 Pemagangan kognitif cognitive apprenticenship
Prinsip ketiga menekankan pada kedua-duanya, hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan. Siswa dapat menemukan sendiri solusi dari
permasalahan melalui bimbingan dari teman sebaya atau pakar. 4
Perancah scaffolding Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep scaffolding, yaitu
memberikan sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama tahap-tahap awal pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk
selanjutnya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.
Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan,ataupun yang lainnya.
Dengan demikian, keterkaitan antara pendekatan teori vygotsky dengan penelitian ini adalah interaksi sosial yang muncul dalam langkah-langkah
pembelajaran Model-Eliciting Activities. Dalam pembelajaran ini, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, yang terdiri dari 4 orang. Siswa dihadapkan
pada suatu permasalahan, kemudian berdiskusi denngan kelompoknya untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut.
2.1.1.3 Teori Gagne