91
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya kecenderungan yang lebih baik dari hasil belajar siswa antara kelas eksperiman dengan kelas kontrol
pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV materi pemahaman pantun di SD Negeri 2 Karangjati. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu
kelas IV A dan kelas IV B. Kelas IV A dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas IV B dijadikan kelas kontrol.
Perbedaan dari treatment perlakuan yang diberikan antara kelas eks- perimen dan kelas kontrol terletak pada penerapan model pembelajaran dalam
pembelajaran materi pemahaman pantun. Model pembelajaran make a match diberikan pada kelas eksperimen dan tidak diberikannya model pembelajaran
make a match pada kelas kontrol. Adapun hal-hal yang diteliti dalam penelitian ini
yaitu mengenai hasil belajar siswa. Bentuk instrumen yang digunakan dalam menguji prestasi belajar siswa
berupa soal tes pilihan ganda. Instrumen ini terlebih dahulu soal diuji dengan analisis butir soal. Beberapa uji statistik yang digunakan yaitu uji validitas,
reliabilitas, daya beda butir soal, dan tingkat kesukaran soal. Soal yang memenuhi kriteria tersebut, dapat dijadikan instrumen dalam penelitian. Dari pengujian
analisis butir soal, diperoleh 25 soal memenuhi kriteria sebagai instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data
prestasi belajar siswa yaitu menggunakan soal. Soal tersebut sebanyak 20 butir soal, yaitu diambil dari 25 soal yang terbukti valid dan reliabel.
92 Dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran make
a match , maka dapat diketahui hasil penelitian. Hasil penelitian membuktikan
bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran materi pantun yang menerapkan model make a match dengan siswa yang menerapkan
model konvensional. Model konvensional pada kelas kontrol menerapkan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi kelompok yang merupakan metode
yang sudah biasa diterapkan. Pada model pembelajaran make a match siswa terlibat secara aktif mencari pasangan dari kartu-kartu yang dipegangnya,
sehingga siswa mengalami pembelajaran yang bermakna. Berbeda dengan model pembelajaran konvensional dimana siswa cenderung pasif dan hanya sedikit
terjadi proses diskusi antar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui juga rata-rata hasil belajar
siswa materi pemahaman pantun yang pembelajarannya menerapkan model make a mach
lebih baik dari pada yang pembelajarannya menerapkan model konvensional. Rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen 82, sedangkan di
kelas kontrol 70,27. Rata-rata hasil belajar materi pemahaman pantun pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dibaca perbandingannya pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa
No. Nilai
Hasil Belajar Kelas
Eksperimen f
i
f
i Xi
No. Nilai
Hasil Belajar Kelas Eksperimen
f
i
f
i Xi
1 65 3 195
1 40
1 40
2 70 1 70
2 45
1 45
3 75 3 225
3 85
2 170
4 95 4 380
4 75
4 300
5 100 1 100
5 70
1 70
6 80 3 240
6 65
3 195
93 7 85 4
340 7
100 1
100 8 90 1
90 8
60 2
120 Jumlah total
18 1640
Jumlah total 18
1265 Rata-rata 82
Rata-rata 70,27
Tabel 4.22 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar materi pemahaman pantun pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal
tersebut, menunjukkan bahwa nilai hasil belajar kelas yang menerapkan model make a match
lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan model konvensional. Setelah dilakukan analisis secara statistik dengan uji-t yang dihitung
dengan menggunakan program SPSS versi 16, diperoleh hasil t
hitung
≥ t
tabel
yaitu nilai t
hitung
= 2,740 dan nilai t
tabel
= 2,101, maka 2,740 2,101. Nilai signifikansi bernilai 0,05 yaitu sebesar 0,010. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang
signifikan nilai hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model make a match
dan yang hanya menerapkan model konvensional. Jadi, model pembelajaran make a match berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil
belajar Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran make a match berpengaruh
efektif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun.
Model pembelajaran make a match digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif
dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam pembelajaran yang menerapkanmodel make a match siswa mengalami pembelajaran yang bermakna.
Setiap model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu juga
94 dengan model pembelajaran make a match. Kelebihan dan kekurangan ini
mengharuskan guru untuk menguasai model pembelajaran make a match sebelum melaksanakannya di kelas. Guru yang sudah memahami model make a match
nantinya dapat meminimalisir kekurangan model make a match ini.
94
BAB 5 PENUTUP
Bab penutup merupakan bab terakhir dalam skripsi ini. Bab ini terdiri dari: 1 Simpulan; dan 2 Saran. Bab ini menjelaskan simpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu juga berisi saran penulis terhadap pihak-pihak yang terkait dalam penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
5.1 SIMPULAN
Penelitian telah dilaksanakan di SD Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan kelas IV A dan kelas IV B. Penelitian yang
telah dilaksanakan mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti di kelas IV A dan IV B SD Negeri 2 Karangjati
menunjukkan bahwa: 1
Ada perbedaan hasil belajar siswa materi pemahaman pantun yang pembelajarannya menerapkan model make a match dan yang proses
belajarnya menerapkan model konvensional. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai post test materi pemahaman pantun di kelas eksperimen IV
A sebesar 82, sedangkan di kelas kontrol IV B sebesar 70,27. Selain itu dilakukan analisis secara statistik dengan uji-t yang dihitung dengan
menggunakan program SPSS versi 16. Diperoleh hasil t
hitung
≥ t
tabel
yaitu nilai t
hitung
= 2,740 dan nilai t
tabel
= 2,101, maka 2,740 2,101. Nilai signifikansi bernilai 0,05 yaitu sebesar 0,010. Hal ini berarti, terdapat