88
4.6 Analisis Akhir Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Data yang dianalisis untuk
mememenuhi hipotesis yang diajukan, yaitu data mengenai hasil belajar siswa. Analisis uji hipotesis hasil belajar yang dianalisis merupakan hasil belajar siswa
yang menerapkan model make a match dalam pembelajaran dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak menerapkan model make a match melainkan hanya
dengan menerapkan model konvensional. Analisis yang digunakan untuk menguji mengenai hasil belajar siswa
yaitu menggunakan uji independent sample t-test. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16. Hipotesis yang digunakan dalam uji
hipotesis untuk hasil belajar siswa ini yaitu: H
: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran
yang menerapkan model konvensional. Ha
: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran yang
menerapkan model konvensional. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 20 siswa dari
kelas IV A dan 18 siswa dari kelas IV B. Sugiyono 2011: 196 menyatakan bahwa bila n
1
≠ n
2
dan varians tidak homogen σ
1
² ≠ σ
1
², dapat digunakan rumus Rumus Sparated Varians:
89
Harga t sebagai pengganti harga t tabel, dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = n
1
-1 dan dk = n
2
-1, dibagi dua, kemudian ditambah dengan hargat t yang terkecil. Jadi, perhitungannya adalah sebagai berikut:
n
1
= 18 dengan dk =17 maka harga t tabel = 2, 110 taraf kesalahan 5. n
2
= 2 0 dengan dk = 19 maka harga t tabel = 2, 093 taraf kesalahan 5. Jadi, harga t tabel yang digunakan yaitu 2,110-2,093 = 0,017:2 = 0,0085.
Selanjutnya, harga ini ditambah dengan harga t yang terkecil. Jadi, 0,0085 + 2, 093 = 2,101. Harga t inilah pengganti harga t tabel.
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α = 0,05.
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai hasil belajar yaitu dengan independent sample t-test. Penghitungan dengan menggunakan SPSS
versi 16. Kriteria keputusan yang digunakan didasarkan pada hasil penghitungan melalui program SPSS versi 16 yaitu: 1 Jika t
hitung
≤ t
tabel
dan signifikansi ≥ 0,05,
maka H diterima; 2 Jika t
hitung
≥ t
tabel
dan signifukansi ≤ 0,05, maka H
ditolak. Berikut hitungan uji statistik hipotesis hasil belajar siswa dengan menggunakan
independent samples t-test pada program aplikasi SPSS versi 16.
Tabel 4.21 Hasil Analisis Uji-t
Independent Samples Test
NILAI Equal variances
assumed Equal
variances not assumed
t-test for Equality of T
2.740 2.692
90
Means Df
36 30.469
Sig. 2-tailed .010
.011 Mean Difference
11.722 11.722
Std. Error Difference
4.279 11.722
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
3.045 11.722
Upper 20.400
11.722
Data dalam penelitian ini sudah diketahui homogen, maka untuk mengetahui hasil uji hipotesis dapat dibaca pada kolom Equal variances assumed.
Sebaliknya jika data tidak homogen, untuk mengetahui hasil uji hipotesis dapat dibaca pada kolom Equal variances not assumed. Berdasarkan tabel 4.21, pada
kolom Equal variances assumed dapat diketahui bahwa nilai t
hitung
= 2,740 dan signifikansinya sebesar 0,010. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui
bahwa 2,740 2,101 atau t
hitung
≥ t
tabel
dan 0,010 0,05 atau nilai signifikansi 0,05. Berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk pengujian hipotesis yang telah
peneliti paparkan di atas, maka H ditolak. Jadi, kesimpulan dari penelitian ini
yaitu ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa pada kelas yang menerapkan model pembelajaran make a match dan yang menerapkan model
konvensional. Peningkatan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan model
make a match dapat dibaca dari hasil belajar siswa. Hasil belajar di kelas
eksperimen yang semula dari 20 siswa 7 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, menjadi semua siswa mencapai KKM. Hal ini
menandakan bahwa dengan menerapkan model make a match hasil belajar siswa dapat meningkat ke arah yang lebih baik.
91
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian