Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

38 11 Guru kembali membunyikan peluitnya menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak untuk mencari, mencocokkan, dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban. 12 Masing-masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukkan hasil kerjanya kepada kelompok ketiga sebagai penilai. 13 Kelompok ketiga sebagai penilai memeriksa jawaban masing-masing pasangan. Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada materi pantun menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa terlibat aktif mencari penyelesaian dari kartu soal dan kartu jawaban materi pantun yang ada di hadapannya dan menilai hasil jawaban temannya sehingga siswa mengalami pembelajaran yang bermakna.

2.3 Kerangka Berpikir

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran non eksak pada pembelajaran di SD. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Demikian pula halnya dengan hasil belajar Bahasa Indonesia. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu penerapan model pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan sulit mencapai tujuan manakala guru tidak menerapkan model yang tepat sesuai karakteristik masing-masing pelajaran. Model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, penugasan, dan diskusi kelompok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia seringkali digunakan 39 guru. Model pembelajaran konvensional tidak mengaktifkan siswa dan akan membuat siswa jenuh dan pasif saat pembelajaran berlangsung. Model pem- belajaran konvensional juga mengakibatkan siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dan interaksi antarsiswa kurang terbangun. Siswa juga tidak mengalami pembelajaran yang bermakna. Hal tersebut mengakibatkan siswa merasa sulit dalam menerima pelajaran Bahasa Indonesia dan daya serap terhadap materi cepat hilang. Untuk itu, guru perlu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif agar dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan bagi siswa. Materi yang dibahas dalam penelitian ini, adalah materi pemahaman pantun. Pembelajaran materi pemahaman pantun menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Model pembelajaran make a match telah dipertimbangkan dan tepat untuk pembelajaran materi pemahaman pantun. Pada model pembelajaran make a match siswa mengalami pembelajaran yang bermakna. Model pembelajaran make a match mengajak siswa untuk turun langsung dalam mencari pasangan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban. Kegiatan yang dilakukan siswa ini melatih siswa untuk menemukan pengetahuan yang sedang diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar materi pemahaman pantun, yang pembelajarannya menerapkan model make a match diperkirakan lebih baik daripada yang pembelajarannya menerapkan model konvensional. Berdasarkan uraian di atas, maka diduga ada perbedaan hasil belajar materi pemahaman pantun yang pembelajarannya menerapkan model make a match dan yang menerapkan model konvensional di kelas IV SD Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara. 40 Sampel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Model Make A Match Model Konvensional Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Dibandingkan Ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan model make a match dan yang menerapkan model konvensional. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

3. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dikatakan jawaban sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data Sugiyono, 2011: 64. Jadi, hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum berupa jawaban empirik. Mengacu pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: 41 H : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran yang menerapkan model konvensional. Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran yang menerapkan model konvensional. 42

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara lain: 1 Populasi dan Sampel; 2 Desain Penelitian; 3 Variabel Penelitian; 4 Data dan Teknik Pengumpulan Data; 5 Instrumen penelitian; dan 6 Analisis Data. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dapat diartikan sebagai kelompok besar yang menjadi lingkup penelitian. Sampel dapat diartikan sebagai sebagai kelompok kecil yang mewakili kelompok besar. Populasi dan sampel ditentukan sebelum penelitian eksperimen dilaksanakan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1 Populasi

Arikunto 2003 dalam Riduwan 2009: 70 menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara Nawawi 1985 dalam Alma 2010: 54 menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga