4.6.2. Gedung Graha Wonokoyo
Lokasi : Jl. Taman Bungkul 1-3-5-7 Surabaya
Fungsi : Gedung Kantor
Pemilik : Wonokoyo Group
Jumlah Lantai : 1 Basement, dan terdapat 3 area:
Area A : 2 lantai Area B : 4 lantai
Area C : 10 lantai Luas Tapak
: 1.854 m
2
Luas Bangunan : 7.121 m
2
Material secara umum : Struktur beton, kaca stopsol, aluminium
komposit Penggunaan Energi
: 88 kWhm
2
tahun Nilai OTTV
: 22,8 Wm
2
Arsitek : Ir. Jimmy Priatman, M Arch PT.Archi-Metric
Penghargaan : Runner-up ASEAN Energy Award ACE 2006
Gambar 4.29 Foto Gedung Kantor Graha Wonokoyo
Universitas Sumatera Utara
Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang dengan 10 lantai pada
menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung perkantoran yang dibangun pada situs konservasi
arsitektur kolonial. Dirancang hemat energi dan kontekstual, mencitrakan bangunan yang
menghubungkan memori antara masa lalu dan masa kini.
Wujud massa bangunan disusun meninggi secara gradual, terkesan sangat
konservatif terhadap lingkungan sekitar. Massa bangunan penerima ditempatkan satu
lantai, menyesuaikan dengan arsitektur kolonial perumahan sekitarnya yang membujur
sumbu timur ke barat. Massa lainnya berupa bangunan medium tiga lantai yang berfungsi
sebagai gallery, hall, dan ruang rapat kolektif pada bagian tengah. Massa penanda
merupakan tower perkantoran yang membujur sumbu utara-selatan sesuai kondisi site sebagai klimaks.
Gambar 4.30 Foto Eksterior Graha Wonokoyo
Gambar 4.31 Denah Lantai 5-9 Tipikal Graha Wonokoyo
Gambar 4.32 Denah Lantai 10 Ruang Serba Guna
Gambar 4.33 Foto Eksterior Graha Wonokoyo
Universitas Sumatera Utara
Aspek arsitektur kolonial yang kaya detail juga sangat mempengaruhi wujud dari fasada dan komposisi bangunan. Proporsi dinding dan kaca
dengan gubahan spesifik merupakan sintesa dari kriteria fasada yang berujung pada penggunaan energi yang serba hemat, lebih dikenal dengan istilah
OTTV. Radiasi matahari langsung pada sisi timur direduksi fasada dengan
pengolahan dan pengaturan detail jendela yang memasukkan unsur langgam neo-klasik sebagai reduksi luas kaca. Sisi barat fasada meminimalkan luas
jendela, dibantu pemakaian high performance glass dengan shading coefficient rendah, bertujuan mereduksi cooling load sistem AC. AC central
sendiri menggunakan sistem variable refrigerant volume VRV yang keseluruhannya merupakan rangkaian dari sistem ventilasi yang dirancang
independen di setiap lantai bangunan agar fleksibilitas operasional kantor dapat teratasi.
Untuk mewujudkan dan memperoleh perpaduan yang sinergis antara citra monumental dengan kriteria hemat energi, material dinding dipilih dari
bahan metal cladding ex indal, high performance glass ex stopsol dilapis kaca film pada sisi barat, dan pada bangunan penerima dipilih granit dan panel
alumunium.
Gambar 4.34 Tampak Selatan Graha Wonokoyo Gambar 4.35 Tampak Barat Graha Wonokoyo
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.36 Tampak Utara Graha Wonokoyo Gambar 4.37 Potongan Graha Wonokoyo
Lay out Graha Wonokoyo dibagi menjadi tiga zona. Di sisi barat, zona thermal barrier dengan penempatan ruang penerima, ruang rapat dan service-
core. Di sisi utara zona thermal barrier terdapat ruang outdoor unit AC, pantry dan ruang arsip. Serta zona ruang perkantoran yang diletakkan pada
sisi selatan dan timur. Bangunan ini juga memikirkan keberadaan bangunan di sekitarnya,
terlihat dari pemakaian sistem dan pemilihan struktur pondasi bored pile, struktur utama konstruksi beton bertulang, dan struktur atap konstruksi baja.
Pemilihan ini didasarkan untuk menghindari kerusakan pada bangunan perumahan yang padat di sekitar bangunan.
Graha Wonokoyo merupakan contoh konkrit bangunan yang berbicara tentang solusi untuk konservasi energi pada bangunan komersial, memadukan
penampilan elemen arsitektur kolonial dalam bingkai pemikiran bangunan yang hemat energi.
Gambar 4.38 Site Plan Graha Wonokoyo
Universitas Sumatera Utara
4.6.3. BSD Office Park, BSD City – Tangerang