Definisi Tema Latar Belakang Pemilihan Tema

Bab IV ELABORASI TEMA

4.1. Definisi Tema

Tema yang diangkat dalam Proyek Kantor Sewa Diponegoro ini adalah Arsitektur Hemat Energi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arsitektur berarti seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, metode dan gaya rancangan suatu konstruksi. Sedangkan hemat berarti berhati-hati; tidak boros; cermat, dan energi berarti daya kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misal dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan seperti sinar matahari; tenaga. Jadi Arsitektur Hemat Energi berarti suatu seni merancang bangunan dengan berhati-hati dan cermat dalam menggunakan energi. Menurut Jimmy Priatman, staf pengajar Fakultas Teknik dan Perencanaan, Jurusan Arsitektur, Universitas Kristen Petra, Arsitektur Hemat Energi adalah “Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran ‘meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya’ dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif..”

4.2. Latar Belakang Pemilihan Tema

Efisiensi energi sebenarnya bukanlah merupakan kriteria baru dalam desain arsitektur. Konteks keberadaan suatu bangunan selalu ditentukan oleh batasan-batasan iklim dan material bangunan. Sepanjang sejarah, iklim, energi dan kebutuhan sumber daya merupakan hal-hal fundamental dalam seni dan tatanan arsitektur. Bahkan dalam kondisi iklim yang ekstrim sekalipun tidak menghalangi para perancangnya untuk menghadirkan karya arsitektur anggun yang merupakan solusi atas permasalahan lingkungannya. Pengaruh konteks energi dalam arsitektur sebenarnya sudah dipahami oleh para arsitek pada awal abad keduapuluh melalui kontribusi karya-karyanya dalam gerakan arsitektur modern, di mana sebagai para perancang Bauhaus Universitas Sumatera Utara mereka berpendapat bahwa karya desain arsitektur merupakan hasil akhir dari analisis rasional yang diwujudkan melalui ekspresi formal dari proses dan material konstruksi baru. Terbilang Walter Gropius dengan sun-tempered home, Keck brothers dengan Crystal House, Buckminster Fuller dengan Dymaxion House yang berdasarkan konsep efisiensi energi dna produksi industri, Le Corbusier dengan proposal Mediterranean House, dan kontribusi akademik dari Olgyay bersaudara dalam publikasi ilmiahnya Design with Climate memberikan justifikasi keterlibatan para arsitek dalam isu efisien Arsitektur Bioklimatik, meskipun gaungnya teredam oleh euforia revolusi industri dan international movement dari arsitektur modern. Penipisan cadangan minyak nasional akan menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor sumber daya energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor penting yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah bangunan, umumnya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60 persen dari total konsumsi BBM di suatu negara. Untuk kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar minyak BBM dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat mencapai 60 persen dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemanas ruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin ruang AC hanya digunakan sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional.

4.3. Tujuan Hemat Energi