4.6. Studi Banding Judul dan Tema Sejenis
4.6.1. MEWC Ministry of Energy, Water Communication Building
Gambar 4.1 Eksterior MEWC Building
Lokasi : Malaysia
Pengembang : Putrajaya Holding Sdn. Bhd PJH
Kontraktor D B : Putra Perdana Construction Sdn. Bhd.
Arsitek : SNO Architects Sdn Bhd
Konsultan EE Design : Danish International Development Agency
Biaya Dasar Bangunan : RM 50 Juta
Masa Konstruksi : Maret 2002 - September 2004
Jumlah Lantai : 6
Luas Lantai Kotor : 38.606 m
2
Luas Parkir Mobil : 8.602 m
2
Luas Lantai Dikondisikan : 19.237 m
2
Luas Kantor Dikondisikan : 17.280 m
2
Penghargaan : 1st prize 2006 Asean Energy Efficient Buildings
Best Practices Competition new and existing category
Elemen Desain Pasif : Orientasi Bangunan, Selubung Bangunan,
Ventilasi Udara Alami, Desain Layout Interior Elemen Aktif
: AC Ventilasi Mekanis, Sistem Pencahayaan Inovatif, Peralatan kantor yang hemat energi,
Sistem Manajemen Energi yang Komprehensif
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Elemen Desain Energi
Elemen Desain Pasif : 1.
Orientasi Bangunan
Gambar 4.3 Orientasi Bangunan MEWC Building
• Sebagian besar jendela menghadap ke Utara dan Selatan. • Sesedikit mungkin jendela menghadap ke Timur dan Barat.
Dengan demikian :
Mengurangi intensitas sinar matahari langsung yang masuk ke bangunan karena matahari terbit di Timur
dan tenggelam di Barat. Meminimalkan perolehan panas dari sinar matahari.
Mengurangi beban pendinginan.
Universitas Sumatera Utara
2. Selubung Bangunan
o
Gambar 4.4 Fasad Barat MEWC Building Gambar 4.5 Fasad Timur MEWC Building
Gambar 4.6 Fasad Utara MEWC Building Gambar 4.7 Fasad Selatan MEWC Building
Main Roof
Wall
Gambar 4.8 Atap Ganda MEWC Building
Universitas Sumatera Utara
• Atap
Atap utama diinsulasi dengan polystyrene foam setebal
100mm. Atap kedua membayangi bangunan dan atap utama.
• Dinding
Blok beton ringan autoclaved setebal 200mm—nilai insulasinya 2,5 kali lebih tinggi daripada dinding bata
tradisional dengan ketebalan normal 115mm.
Permukaan dinding eksterior dicat dengan warna muda
untuk mengurangi tingkat penyerapan panas.
3. Jendela Punch Hole dengan Light Shelves
• Kedalamannya bergantung pada posisi hadap jendela pada dinding yang menghadap ke timur—100mm, Utara Selatan—
600mm.
• Memiliki efek pembayangan yang lebih baik—mendifusikan
lebih banyak sinar matahari ke dalam bangunan. • Memungkinkan cahaya merambat lebih jauh ke dalam bangunan.
Gambar 4.9 Jendela Punch Hole dengan Light Shelves
Universitas Sumatera Utara
4. Elemen pembayang window glazing
5. Penggunaan cahaya alami secara optimal
Elemen pembayang tipe
louvre
• Ketebalan 12mm normal 10mm • Kaca warna hijau muda
• Melewatkan lebih banyak cahaya dan lebih sedikit panas
• Transmisi cahaya tampak = 63,1 • Koefisien pembayang = 0,57
Contoh penggunaan cahaya siang hari yang maksimum—
mengurangi kebutuhan pencahayaan buatan tetapi
meningkatkan beban pendinginan
Penggunaan light shelf memungkinkan cahaya alami
dapat didifusikan lebih jauh ke dalam bangunan
penurunan pencahayaan buatan penurunan energi
Gambar 4.10 Elemen Pembayang dan Window Glazing
Gambar 4.11 Penggunaan Cahaya Alami secara Optimal
Universitas Sumatera Utara
6. Ventilasi dan cahaya alami dalam atrium
• Ventilasi alami yang dibantu dengan cerobong matahari. Tidak memerlukan AC
• Memasukkan cahaya lebih jauh ke dalam inti bangunan. • Internal landscaping dan cahaya siang hari membantu
menciptakan suasana alami.
Ventilasi alami dengan ’Thermal Flue atau Chimney Effect’:
•
Thermal Flue Stack
Gambar 4.12 Ventilasi dan Pencahayaan Alami pada Atrium
Gambar 4.13 Ventilasi Alami dengan Thermal Flue Chimney Effect
Universitas Sumatera Utara
Dinding bagian dalam cerobong dicat warna hitam sehingga memaksimalkan penyerapan panas dari sinar matahari langsung.
• Udara panas akan naik dan keluar melalui cerobong akibat adanya perbedaan tekanan.
• Udara di dalam atrium akan mengalir menuju cerobong untuk menggantikan udara panas yang keluas dan dengan demikian
akan menciptakan aliran udara ventilasi alami • Hasil simulasi : langit cerah
: 8 - 10 ach langit berawan : 6 - 8ach
DT luar-dalam ~ 0,1°C
Pencahayaan Alami:
• Skylight pada atrium memungkinkan cahaya alami pada siang hari untuk masuk lebih jauh ke dalam bangunan.
• Kanopi warna putih yang dikendalikan secara otomatis akan membayangi atrium dari sinar matahari langsung pada tengah
hari. • Kipas mekanis tambahan—yang beroperasi secara otomatis untuk
memberikan ventilasi yang cukup ~2ach pada daerah atrium ketika langit mendung.
Gambar 4.14 Pencahayaan Alami pada MEWC Building
Universitas Sumatera Utara
7. Landscaping
Untuk mengurangi heat island effect, ditanam vegetasi di sekitar dan di atas bangunan. Pohon-pohon menyerap radiasi panas dari benda-
benda di sekitarnya sehingga mengurangi panas dalam bangunan, dan juga meningkatkan suasana yang lebih nyaman dan udara luar yang lebih
sejuk.
8. Selubung Bangunan : OTTV
Overall Thermal Transfer Value OTTV
OTTV merupakan sebuah perhitungan untuk mengukur tingkat panas yang diserap ke
dalam bangunan • Nilai OTTV Maksimum Bangunan
: 45 Wm
2
Malaysian Standard – MS1535 • Nilai OTTV Maksimum Spesifikasi Tender : 35 Wm
2
• Nilai OTTV sesungguhnya yang dihitung : 31,4 Wm
2
Gambar 4.15 Landscaping pada MEWC Building
Universitas Sumatera Utara
9. Desain Layout Ruang Interior yang memaksimalkan penetrasi cahaya matahari
Elemen Desain Aktif :
1. Partisi Ruang Interior
Perencanaan ruang interior yang baik akan memaksimalkan penetrasi cahaya siang ke dalam ruang dalam. Kantor-kantor yang
terletak di keliling bangunan memiliki partisi interior yang diglazur untuk meneruskan cahaya ke dalam area yang lebih dalam. Dengan
demikian, kebutuhan pencahayaan buatan bagi koridor dapat berkurang. Pemandangan ke luar dan cahaya siang hari dapat diakses oleh
semua staf dengan cara mendesain area terbuka di beberapa titik di
Gambar 4.16 Desain Layout Interior MEWC Building
Gambar 4.17 Partisi Ruang Interior MEWC Building
Universitas Sumatera Utara
sekeliling bangunan. Interior yang berwarna muda juga akan membantu menerangi bagian dalam bangunan.
2. Sistem Pencahayaan yang Hemat Energi • Dua sistem sirkuit pencahayaan pada
ruang yang dekat dengan fasad bangunan dikendalikan oleh
Occupancy sensor dan Photo sensor.
Seluruh lampu di dalam ruangan dikendalikan oleh Occupancy
sensor. Lampu-lampu di dekat jendela dikendalikan oleh Photo
sensor. • Sistem yang terintegrasi dengan Building Energy Management
System. • Perletakan lampu yang hemat energi HF electronic ballasts.
• Mendesain tingkat luminansi pada kantor sebesar 350 lux.
Persyaratan MS 1525:2001 sebesar 300 – 400 lux. Persyaratan desain dasar sebesar 500 lux.
3. Peralatan Kantor yang Hemat Energi
• Membutuhkan lebih sedikit listrik • Menghasilkan lebih sedikit panas dan otomatis mengurangi beban
pendinginan pada sistem pengudaraan.
• Penggunaan peralatan kantor yang hemat energi ini diperkirakan dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 11,5 Wm
2
sampai 20 Wm
2
.
Gambar 4.18 Built-in Photocell-Occupancy Sensor
Gambar 4.19 Peralatan Kantor yang Hemat Energi
Universitas Sumatera Utara
4. Sistem AC yang Hemat Energi
• Jenis sistem air-conditioning yang dipakai yaitu Variable Air Volume System VAV.
• Sistem ini dapat dikendalikan menurut jadwal dan setting suhu untuk :
Meningkatkan kenyamanan dan kualitas udara. Mencegah pendinginan interior yang berlebihan.
• Suhu secara umum diatur sekitar : 24°C Persyaratan desain dasar
: 22 – 23°C Persyaratan MS 1525:2001 : 23 – 26°C
penurunan suhu dari 24°C ke 20°C meningkatkan konsumsi energi sebesar 33.
• Pengendalian udara segar dengan penggunaan : CO
2
sensor. Recovery Heat Wheel.
• Variable Speed Drives VSDs untuk mengatur kecepatan kipas dan pompa.
• Room temperature control sensors. • Kebocoran low friction pada desain pipa dan saluran.
Mengurangi kapasitas pompa CHW dan kipas sehingga mengurangi konsumsi energi.
Normal Max. EE Max. Air distribution Air duct [Pam]
1,2 1
Chilled Water Piping System [Pam] 590
200
Gambar 4.20 Sistem AC Hemat Energi
Universitas Sumatera Utara
• Pembersih Udara Elektronik. Mempertahankan efisiensi sistem penyaringan udara.
Mengurangi kerugian akibat penumpukan debu. Meningkatkan kualitas udara dalam ruang.
5. Building Energy Management System BEMS • Pengawasan terpisah antara konsumsi energi pendinginan,
pencahayaan, dan peralatan. • Memungkinkan pengawasan yang terus-menerus dan
mengoptimalkan penggunaan energi.
Gambar 4.22 Diagram Kerja BEMS Gambar 4.21 Pembersih Udara Elektronik
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini terdiri dari : • Server BCS program, database, interface.
• JACE setiap lantai—yang berhubungan dengan semua DDC. • DDC—mengatur VAV, VSD, thermostat, sensor, kontaktor, dan
sebagainya. • Energy Monitoring System
• Berbasis web sehingga dapat diakses melalui internet.
Fitur Tambahan :
1. Sistem PV Photo-Voltaic Dinding air yang dioperasikan oleh sistem photo-voltaic 3kWp.
Gambar 4.23 Contoh Tampilan BEMS
Gambar 4.24 Panel PV pada atap Gambar 4.25 Dinding Air di Atrium
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem Penampungan Air Hujan • Sistem penampungan air hujan ini diinstalasi pada atap kedua.
• Mengumpulkan air hujan untuk irigasi. • Membantu menurunkan biaya konsumsi air.
Performa Energi MEWC Building :
Luas lantai dikondisikan
termasuk daerah core
Perkiraan beban sistem pendinginan
Beban sistem pendinginan sesungguhnya
Maksimum Indeks
Pendinginan Maksimum
Indeks Pendinginan
19.237 m
2
1.952 kWr 0,102 kWrh m
2
1.155 kWr 0,06 kWrh m
2
Beban pendinginan yang sesungguhnya ternyata lebih rendah daripada yang diperkirakan walaupun faktor fitur hemat energi sudah dimasukkan ke dalam
perhitungan. Perbedaan-perbedaan ini disebabkan oleh : • Penggunaan peralatan kantor yang hemat energi
• Pencahayaan alami yang optimal
Gambar 4.26 Tangki Penampungan Air Hujan pada Lantai Atap
Gambar 4.27 Diagram Proporsi Energi
Universitas Sumatera Utara
Perkiraan Penghematan
Proyek MEWC-Low Energy Office LEO dibangun berdasarkan peraturan MS1525 : 2001 dan telah membuktikan kelayakan ekonominya sebagai berikut:
• Biaya Dasar Bangunan
: RM 50 juta
• Investasi
: RM 5 juta
• Penghematan Netto
: RM 0,6 juta tahun • Jangka waktu pengembalian modal : 8 tahun
• Penurunan tingkat konsumsi energi sebesar 64
Kesimpulan :
• Penggunaan teknologi baru dan fitur hemat energi dapat mengurangi
konsumsi energi dalam bangunan
• Desain bangunan yang terintegrasi meningkatkan performa energi
bangunan
• Perlu pengawasan yang teliti setelah bangunan dioperasikan untuk
mencapai penghematan energi yang optimal
• Dalam bangunan yang hemat energi, peralatan ME yang menggunakan
energi tidak boleh didesain berlebihan.
• Prinsip-prinsip dari setiap elemen aktif dan pasif harus dipahami
sepenuhnya untuk menghindari aplikasi yang salah.
• Tahap pengoperasian dan perawatan memiliki peran penting dalam
pencapaian target hemat energi pada bangunan.
• Tingkat kesadaran yang tinggi dalam diri staf akan memberikan
kontribusi dalam mencapai target penghematan energi.
Gambar 4.28 Diagram Perbandingan Penghematan Energi
Universitas Sumatera Utara
4.6.2. Gedung Graha Wonokoyo