OTTV DINDING UTARA = 23,84 WM
2
OTTV DINDING SELATAN = 19,30 WM
2
OTTV TOTAL = 24,20 WM
2
RTTV TOTAL = 24,25 WM
2
Energy Efficiency Index = 144,40 KwhM
2
Tahun.
Dengan spesifikasi material sebagai berikut : Material Cladding Aluminium Alpolic 3 mm:
U
W
= 2,12 W°C.M
2
Material Kaca Cool-Lite Blue 6mm: U
f
= 2,94 W°C.M
2
Koefisien Peneduh Kaca: SC
= 0,55 Material Atap Beton:
U
R
= 1,41 W°C.M
2
Ratio Kaca – Dinding Total: WWR = 0,25
Faktor absorpsi dinding metal aluminium: a
= 0,12 Beban Pendinginan AC rata rata :
Cooling = 0,0365 TRM
2
Load
4.5. Rancangan Arsitektur Hemat Energi
Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif. Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi
melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan
kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
Rancangan pasif
Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi
matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya akan
dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya. Strategi perancangan bangunan secara pasif di Indonesia bisa dijumpai
terutama pada bangunan lama karya Silaban: Masjid Istiqlal dan Bank Indonesia; karya Sujudi: Kedutaan Prancis di Jakarta dan Gedung Departemen
Pendidikan Nasional Pusat; serta sebagian besar bangunan kolonial karya
Universitas Sumatera Utara
arsitek-arsitek Belanda. Meskipun demikian, beberapa bangunan modern di Jakarta juga tampak diselesaikan dengan konsep perancangan pasif, seperti
halnya Gedung S Widjojo dan Wisma Dharmala Sakti, keduanya terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Rancangan aktif: solar sel
Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan
bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi
perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai.
Strategi perancangan aktif dalam bangunan dengan sel solar belum dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih terbatas pada
kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil Indonesia. Salah satu bangunan yang dianggap paling berhasil menerapkan teknik
perancangan pasif dan aktif secara simultan dan sangat berhasil dalam mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah bangunan paviliun Inggris British
pavillion. Bangunan ini dirancang Nicholas Grimshaw Partner, arsitek yang juga merancang Waterloo International Railway Station yang menghubungkan
Inggris dengan Perancis melalui jalur bawah laut. Paviliun Inggris ini dibangun di kompleks Expo 1992 di kota Seville, Spanyol, sebagai perwujudan hasil
sayembara tahun 1989 yang dimenangi arsitek tersebut. Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan iklim setempat, yaitu suhu
udara musim panas saat Expo dilangsungkan dapat mencapai 45 derajat Celsius, serta meminimalkan penggunaan energi yang mengemisi karbondioksida.
Beberapa strategi rancangan yang digunakan mengantisipasi kondisi udara ini adalah pertama, menggunakan tabir air pada dinding timur yang
berfungsi sebagai filter radiasi matahari pagi untuk pendingin bangunan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami pagi hari. Tabir air dijatuhkan dari
dinding bagian atas bangunan mengalir di seluruh dinding kaca sepanjang 65 meter ke kolam di dasar bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Aliran air sebagai tabir dinding kaca berfungsi untuk pendinginan permukaan kaca itu sendiri serta menurunkan suhu lingkungan di sekitar
bangunan secara evaporatif. Kelembaban udara pada kawasan ini relatif rendah, sekitar 50-70 persen.
Dinding kaca terbuat dari bahan yang 20 persennya merupakan komponen keramik dan berfungsi mengurangi panas matahari tanpa
mengorbankan cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan tabir air pada dinding timur ini mampu menurunkan suhu udara di dalamnya hingga 10
derajat Celsius. Sisi barat dinding bangunan dilapis kontainer berisi air yang berfungsi
sebagai penyerap panas matahari sore. Panas yang diserap kontainer mengurangi pemanasan bangunan siang dan sore hari. Selanjutnya kontainer akan
menghangatkan bangunan pada malam hari suhu udara luar malam hari cenderung rendah di bawah batas nyaman. Air panas dalam kontainer ini juga
dimanfaatkan bagi keperluan pengguna bangunan. Dinding bangunan sisi selatan diberi lembaran semitransparan yang
diperkuat dengan konstruksi baja. Selain sebagai elemen estetika yang mencitrakan layar kapal yang menjadi simbol kejayaan Inggris di laut, juga
berfungsi mengurangi radiasi panas sisi selatan. Sejumlah 1.040 panel sel solar di bagian atap bangunan yang membentuk
semacam deretan layar kapal dan mampu menghasilkan 46kW daya listrik digunakan untuk sebagian besar keperluan listrik bangunan. Konstruksi panel
sel solar ini diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat melindungi atap terhadap radiasi matahari dari sisi selatan. Paviliun Inggris ini menggunakan
energi listrik sekitar 24 persen lebih rendah daripada energi yang seharusnya digunakan bangunan yang dirancang tanpa strategi semacam ini.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Studi Banding Judul dan Tema Sejenis