Pedagang Kaki Lima Pedestrian dan Halte

5.2.4. Pedagang Kaki Lima

Di sekitar tapak cukup banyak dijumpai pedagang kaki lima PKL yang memanfaatkan badan jalan, trotoar dan halte untuk berjualan. Mayoritas pedagang kaki lima ini menjual makanan, minuman, dan rokok. Akibat adanya PKL, kawasan sekitarnya menjadi kotor karena sampah yang dibuang sembarangan oleh PKL sendiri maupun konsumennya. Keberadaan pangkalan beca mengganggu kelancaran lalu lintas karena umumnya mereka menempati trotoar dan sebagian badan jalan. ”Memberantas kaki lima sebetulnya tindakan sia-sia karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari pasar tradisional yang sudah berlangsung ribuan tahun di Indonesia dan barangkali juga di sebagian besar negara-negara Asia. Sebab itu beberapa negara Asia bahkan menjadikan pasar tradisional tersebut sebagai salah satu atraksi kota untuk menjaring para turis manca-negara, sementara sebagian warga kotanya sendiri dengan demikian memperoleh tempat untuk mendapatkan berbagai keperluannya sehari-hari yang lebih nyaman karena pasar-pasar tradisional tersebut kini dikelola dengan standar internasional.” 18 Dalam pengembangan tapak KSD, perlu disediakan suatu tempat bagi pedagang kaki lima yang dikelola dengan lebih baik sebab penghuni KSD dan masyarakat di sekitarnya juga memerlukan kehadiran mereka. 18 Kaki Lima, Budi Adelar Sukada, Indonesia Design Vol.3 No.17 2006 U PKL Pedagang Kaki Lima PKL PKL PKL PKL PKL PKL PKL Gambar 5.11 Analisis Pedagang Kaki Lima Universitas Sumatera Utara

5.2.5. Pedestrian dan Halte

Secara umum, trotoar di sepanjang Jalan H.Z. Arifin dan Jalan Diponegoro dalam keadaan cukup baik dan bersih. Sedangkan di Jalan Teuku Daud, sebagian ruas trotoar sudah rusak dan relatif kotor karena sampah yang dibuang sembarangan oleh konsumen pedagang kaki lima yang mangkal di tepi Jalan Teuku Daud. Hanya saja, trotoar berlekuk selebar 60 – 100 cm di sekitar site ini kebanyakan telah dijadikan tempat mangkal beca dan pedagang kaki lima, sehingga mengganggu dan membahayakan pejalan kaki yang harus turun ke badan jalan akibat ketiadaan ruang di trotoar. Terdapat dua buah halte di sekitar tapak ini, yaitu satu di dekat Gedung Permata Bank di Jalan H.Z.Arifin, dan satu lagi di dekat pintu keluar Sun Plaza di Jalan Diponegoro. Kedua halte dalam kondisi yang baik, hanya saja halte tersebut telah beralih fungsi menjadi tempat berjualan bagi pedagang kaki lima. Gambar 5.12 Analisis Predestrian H H U Universitas Sumatera Utara

5.2.6. Sirkulasi Lalu Lintas