Latar Belakang Masalah Pengembangan media pembelajaran konvensional untuk materi Biologi semester genap kelas XI SMA.

pemanfaatan media juga diperlukan untuk membuat peserta didik lebih aktif dan semangat. Sebenarnya, guru ingin membuat media pembelajaran namun karena banyaknya tugas dan kurangnya waktu untuk mempersiapkan itu semua. Berbeda dengan hasil analisis kebutuhan di sekolah SMA STELLA DUCE 2, sejauh ini guru mengatakan bahwa pembelajaran biologi di semester genap berjalan dengan baik yang ditunjang dengan pemanfatan media seperti PPT, Video, Artikel Penelitian, Koran, Literatur Buku dan Internet dan Belajar dari Alam. Peserta didik dimudahkan untuk mengakses pembelajaran lewat internet yang menggunakan Wifi dari sekolah. Media- media tersebut ada yang dirancang sendiri oleh guru seperti PPT dan model penampang yang nantinya akan didemonstrasikan oleh peserta didik dan ada juga yang sudah disediakan oleh sekolah seperti Video, Model Penampang Organ dalam Tubuh dan Kerangka Manusia yang disimpan di ruang Laboratorium sehingga saat menggunakannya maka pembelajaran terjadi di ruang Laboratorium, sedangkan artikel penelitian, koran dan literatur lainnya, guru mengunduh dari internet. Guru mengatakan bahwa selama ini guru menggunakan beberapa media saja yang termasuk dalam media pembelajaran konvensional, alasannya sekarang ini jaman sudah modern dan waktu untuk mempersiapkan itu semua membutuhkan waktu yang banyak. Namun, terkadang mengalami kesulitanhambatan saat memanfaatkan media internet karena jaringan Wifi yang kurang baik bahkan tidak tersambung pada jaringan Wifi menyebabkan pembelajaran sedikit terganggu. Sebenarnya guru ingin menggunakan media pembelajaran konvensional karena dianggap cukup mudah untuk merancangnya hanya saja guru kurang memiliki waktu yang banyak dan lebih mengandalkan sumber-sumber materi bahan ajar yang mudah diperoleh dari internetliteratur. Sebagai contoh bahwa media pembelajaran konvensional yang pernah digunakan oleh guru yaitu media ulartangga pada materi Sistem Gerak. Guru tidak memungkiri bahwa media pembelajaran konvensional sangat membantu saat mengajar. Hal ini terlihat saat menggunakan media ulartangga dan Teka Teki Silang TTS maka antusias anak tetap ada dan semangat sehingga peserta didik mengerti akan materi, pembelajaran menjadi santai tetapi serius dan anak lebih aktif. Guru juga mengatakan bahwa di dalam proses belajar mengajar sebaiknya harus ada variasi pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran konvensional seperti ini, jadi membuat pembelajaran tetap menarik. Jika dilihat dari materi biologi yang ada di semester genap ini maka yang dianggap cukup sulit dipahami oleh peserta didik yaitu Sistem Koordinasi dan Sistem Ekskresi karena kalau hanya menggunakan PPT saja masih belum cukup membantu sebab materi tersebut banyak menjelaskan mekanismeproses. Media PPT lebih dimanfaatkan pada materi-materi yang lain. Jika dilihat dari rata-rata nilai KKM 75 maka peserta didik yang lulus adalah 50, namun untuk 2 tahun sebelumnya adalah 50 sebab bukan karena materinya saja yang cukup sulit tetapi juga dari gaya guru saat mengajar kurangnya media-media pembelajaran yang menarik, maksudnya ialah guru yang mengajar sekarang berbeda dengan 2 tahun sebelumnya. Sekolah selanjutnya terkait analisis kebutuhan media pembelajaran konvensional yaitu SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam mengajar guru tidak selalu menggunakan media, media yang pernah dipakai yaitu Torso dan Kerangka Tubuh Manusia, dimana kedua media tersebut sudah disediakan oleh sekolah. Ketersediaan akan media tersebut memang dapat membantu guru saat mengajar secara teknis, tetapi dirasa masih kurang optimal karena jumlah media yang digunakan tidak memenuhi jumlah peserta didik sehingga peserta didik harus menggunakannya secara bergantian dan beberapa materi biologi seperti Sistem Koordinasi yang dianggap guru sangat banyak materinya dan banyak menjelaskan akan prosesmekanisme serta terdapat banyak istilah ilmiah, namun waktu untuk mengajar sangat kurang maka guru membutuhkan suatu media yang mudah dibuat tetapi dapat menjelaskan konsep materi secara utuh karena yang menjadi kendala guru tidak membuat media yaitu guru kurang memiliki waktu yang cukup untuk merancang berbagai media pembelajaran. Dengan minimnya pemanfaatan media pembelajaran, mengakibatkan ketuntasan KKM 75 untuk materi tersebut masih 50. Berdasarkan hasil wawancara dari 5 sekolah SMA tersebut, guru masih mengandalkan alat peraga model-model organ tubuh dan rangka tubuh manusia dan video yang disediakan oleh sekolah, sedangkan charta, gambar-gambar, LKS dan PowerPoint merupakan media mengajar rancangan guru yang diperoleh dan dipadukan dari beberapa sumber lain misalnya internet atau literatur, jadi guru memadukan hasil yang dirancang sendiri dan diperoleh dari sumber lainnya, alasannya jika guru hanya mengambil dari sumber-sumber yang tersedia di internet atau literatur maka materi atau gambar yang diperoleh kurang sesuai dan dapat membuat guru menjadi bingung. Akan tetapi, media mengajar tersebut cenderung membuat guru lebih aktif, oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat mengaktifkan peserta didik menjadi lebih semangat dan antusias. Contoh-contoh media pembelajaran konvensional Ulartangga, Domino, Teka Teki Silang, Monopoli, Remiquart, Tebak Gambar, Bowling, Puzzle, Estafet, belum sepenuhnya diterapkan oleh guru dalam mengajar sebab guru sendiri belum mengetahui jenis media apa saja yang termasuk dalam media pembelajaran konvensional. Guru mengatakan bahwa materi biologi di semester genap sangat banyak, namun ketersediaan waktu pembelajaran kurang, akibatnya guru tidak dapat merancang media pembelajaran yang menarik, padahal guru memiliki keinginan untuk merancang media pembelajaran, hanya saja guru belum menemukan media yang mudah dan menarik untuk dibuat serta ketersediaan waktu yang cukup. Selain itu, materi biologi seperti Sistem Koordinasi meliputi Sistem Indera dan Sistem Saraf, Sistem Ekskresi dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia merupakan pokok bahasan yang paling banyak materinya namun sedikit akan gambar, menyebabkan guru kewalahan untuk menerangkan dan pemahaman peserta didik masih dianggap kurang, hal ini ditunjukkan dengan pencapaian KKM rata-rata di 5 SMA masih rendah 50 terutama untuk 3 pokok bahasan tersebut, walau dalam kegiatan pembelajaran, guru pernah menerapkan sistem diskusi kelompok, presentasi kelompok dan demonstrasi, tetapi hal ini belum dirasa cukup efektif oleh guru. Berdasarkan kondisi tersebut, guru mengharapkan media pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menjelaskan materi biologi Sistem Koordinasi, Sistem Ekskresi dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia secara lebih mudah dan menarik serta cara pembuatannya mudah dari segi bahan, alat, bentukukuran dan penggunaannya seperti media puzzle, ulartangga, estafet, bowling dan domino, sehingga partisipasi peserta didik lebih tinggi dan proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan pencapaian nilai KKM diatas rata-rata. Untuk itu, peneliti mencoba untuk mengembangkan media pembelajaran yang termasuk dalam media pembelajaran konvensional sesuai dengan kebutuhan guru dan peserta didik pada sekolah SMA di Yogyakarta dengan Judul Penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional untuk Materi Biologi Semester Genap Kelas XI SMA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran konvensional yang sudah ada dan menyediakan alternatif lain untuk materi biologi semester genap kelas XI SMA ? 2. Bagaimana kualitas produk pengembangan media pembelajaran konvensional untuk materi biologi semester genap kelas XI SMA ?

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya media pembelajaran konvensional yang dibutuhkan oleh guru dan supaya penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik maka peneliti membatasi masalah pada hal-hal berikut : 1. Produk media pembelajaran konvensional yang dikembangkan adalah media ulartangga, estafet dan domino. Selain itu, peneliti juga akan mengembangkan media pembelajaran konvensional yang sudah ada seperti segitiga puzzle dan kartu menjodohkan berurutan. 2. Materi biologi yang akan dibantu dengan penggunaan media pembelajaran konvensional yaitu materi biologi kelas XI SMA “Sistem Koordinasi dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan ini adalah : 1. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan media pembelajaran konvensional untuk materi biologi semester genap kelas XI SMA 2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk pengembangan media pembelajaran konvensional untuk materi biologi semester genap kelas XI SMA

E. Manfaat Peneltian

Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru Melalui penelitian dan pengembangan media pembelajaran konvensional ini diharapkan dapat menjadi contoh salah satu alternatif untuk mengajar materi biologi semester genap kelas XI SMA menjadi lebih menarik dan menyenangkan 2. Bagi Sekolah Dapat menjadi referensi baru untuk selanjutnya dalam pengembangan media pembelajaran konvensional untuk materi biologi semester genap kelas XI SMA 3. Bagi Peneliti Penelitian dan pengembangan ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional untuk materi biologi semester genap kelas XI SMA 4. Bagi Prodi Pendidikan Biologi USD Penelitian dan pengembangan media pembelajaran konvensional ini dapat menambah pustaka baru 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Mendukung

1. Belajar Menurut Winkel 2014 belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati seseorang dari luar karena belajar ialah bagian dari suatu proses mental yang terjadi didalam diri seseorang. Belajar adalah proses untuk memperoleh suatu pengetahuan baru, melatih dan meningkatkan keterampilan dan mengupayakan sikap serta perilaku yang positif untuk memajukan kepribadian yang berkualitas. Menurut pemahaman sains konvensional, pengetahuan semata-mata diperoleh dari adanya pengalaman yang terjadi berulang kali. Pengetahuan dianggap telah ada, maka untuk memperoleh pengetahuan tersebut, peserta didik harus menggali, menemukan dan bereksplorasi Suyono dan Hariyanto, 2011. Menurut Hosnan 2014 belajar pada hakikatnya dipandang sebagai proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Kegiatan belajar diarahkan oleh guru agar tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran yang melibatkan pengalaman dapat tercapai. Proses belajar dimaknai sebagai kegiatan aktif peserta didik untuk membangun pemahamannya maka guru bertanggung jawab untuk mengupayakan situasi yang mendorong motivasi peserta didik untuk belajar. Proses belajar tidak hanya memberikan dan menyalurkan suatu pengetahuan baru kepada peserta didik saja tetapi membutuhkan interaksi nyata yang aktif. Belajar akan bermakna jika dalam proses pembelajaran, peserta didik terlibat secara aktif dalam memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan minat dan bakatnya Suyono dan Hariyanto, 2011. 2. Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjukarahan dan mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, aktivitas belajar atau mengajarkan sehingga peserta didik mau belajar Uno dan Mohamad, 2011. Istilah “pembelajaran” mengandung makna yang lebih luas daripada “mengajar”. Pembelajaran ialah suatu upaya secara terarah dan terencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Siregar dan Nara, 2010. Maka proses pembelajaran merupakan proses interaksitimbal balik. Dalam pembelajaran, proses interaksi akan terjadi jika melibatkan tiga komponen pokok yaitu guru sebagai pengirim pesanpengetahuan, peserta didik sebagai penerima pesanpengetahuan dan materi pelajaran sebagai bagian dari pesanpengetahuan. Pada proses belajar mengajar terkadang materi pelajaran yang disampaikan guru tidak sepenuhnya dapat diterima atau dimengerti oleh peserta didik bahkan keseluruhan materi pelajaran yang diberikan tidak dapat dipahami dengan baik. Maka peran guru sangat penting untuk meminimalkan dan menghindari hal tersebut dengan mengupayakan dan menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar Sanjaya, 2006. 3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu “Medius” yang berarti tengah atau pengantar, tetapi pengertian media dalam proses pembelajaran sering diartikan sebagai media atau alat untuk menggali, menemukan, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Selain itu. media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan pesanpengetahuan, mendorong pikiran dan sikap serta kemauan peserta didik agar termotivasi dalam belajar Angkowo dan Kosasih, 2007. Media pembelajaran juga merupakan alat bantu yang digunakan untuk mendukung aktivitas belajar mengajar secara mudah, menarik dan efisien Hanafiah dan Suhana, 2009.

B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, ada dua unsur yang amat penting yakni metode dan media pembelajaran. Pemilihan metode tertentu akan mempengaruhi jenis media yang sesuai dengan metode tersebut. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan tujuan dan bahan kajian yang diharapkan. Media pembelajaran dikembangkan karena memiliki fungsi