Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
dibuat, peneliti membuat dan menggunakan instrumen validasi yang mencakup keseluruhan media yang dibuat.
Berdasarkan tabel 4.4. tentang rekapitulasi data validasi oleh 2 pakar media pembelajaran konvensional dan 2 guru Biologi kelas
XI SMA, menunjukkan hasil validasi kualitas kelayakan media pembelajaran konvensional untuk materi biologi semester genap
kelas XI SMA. Secara terperinci menunjukkan bahwa pakar media pembelajaran konvensional I.Y.L memberikan skor yaitu 2,93
dengan kriteria “Baik” sedangkan pakar media pembelajaran konvensional Y.M.L.F memberikan skor yaitu 3,27 dengan
kriteria “Sangat Baik”. Penilaian dari guru biologi SMA N 1 DEPOK memberikan skor
yaitu 4 dengan kriteria “Sangat Baik” dan guru biologi SMA STELLA DUCE 2 Yogyakarta memberikan
skor yaitu 4 dengan kriteria “ Sangat Baik”. Oleh karena itu, perolehan rata-rata skor dari rekapitulasi data validasi oleh dua
pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru Biologi SMA kelas XI yaitu 3,55 dengan kriteria “Sangat Baik”
menunjukkan bahwa produk media pembelajaran konvensional yang dikembangkan dikatakan memiliki kualitas yang layak untuk
digunakan dalam pembelajaran biologi semester genap kelas XI SMA. Akhir dari produk media pembelajaran konvensional
berdasarkan pada spesifikasi produk media pembelajaran konvensional yang telah dikembangkan dan perlu untuk direvisi
oleh peneliti. Adapun penjelasannya terkait beberapa produk media yang telah direvisi sebagai berikut :
2.1. Media pembelajaran konvensional berupa “Ular Tangga
untuk Materi Sistem Saraf” Media ular tangga dirancang dan dibuat mengikuti media ualr
tangga pada umumnya yang terdiri dari beberan, bidak pemain dan sejumlah kartu soal. Dalam menggunakannya, pemain pada
umumnya menggunakan bidak sebagai tanda pemain dan melempar dadu untuk memulai permainan. Dalam beberan akan
terdapat ular turun dan tangga naik dan pemain akan ditugaskan untuk mengambil kartu soal kemudian menjawabnya. Spesifikasi
dari produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah berdasarkan konsep dasar ular tangga pada umumnya, hanya saja peneliti
memvariasikan media ular tangga dengan menggantikan gambar “ular” dan “tangga” dengan gambar yang mewakili materi Sistem
Saraf. Gambar dapat dilihat pada lampiran 28 atau 29. Berdasarkan saran dan komentar validator, maka kartu soal
mengalami revisi produk, terlihat seperti gambar berikut ini:
Gambar a.1. dan a.2. Kartu Ular Tangga
Pada gambar a.1. menunjukkan keadaan awal produk yaitu warna angka yang tertera pada cover kartu soal yang didesain sama
persis dengan warna angka pada cover kartu jawaban, sehingga dapat membingungkan peserta didik dalam bermain, sedangkan
pada gambar a.2. menunjukkan produk akhir kartu soal, dimana warna angka lebih dipertegas sehingga antara kartu soal dan
jawaban mudah dibedakan. 2.2.
Media pembelajaran konvensional berupa “Gelang Estafet untuk materi Sistem Hormon
” Media gelang estafet dirancang dan dibuat mengikuti media
estafet pada umumnya. Dinamakan gelang estafet sebab pada kartu estafet ditambahkan sebuat tali pita yang dikaitkan pada kartu yang
a.1. a.2.
sudah dibuat lubang kecil dibagian sisi kiri atas dan bentuk talinya menyerupai gelang sedangkan dalam memainkannya sangat
mudah, peserta didik ditugaskan untuk memasangkan gelang estafet pada tiang jawaban sesuai dengan kriteria jawaban yang
cocok dan benar. Dalam kartu estafet termuat pernyataan tentang materi Sistem Hormon sedangkan pada tiang jawaban mewakili
dari kelenjar hormon. Jadi saat memainkannya, peserta didik mencocokkan antara pernyataan dengan kriteria dari kelenjar
hormon. Berdasarkan komentar dan saran validator, maka media
gelang estafet mengalami revisi produk, seperti pada gambar berikut ini:
Gambar b.1 dan b.2. Gelang Estafet
b.1. b.2.
Spesifikasi dari gambar gelang estafet di atas merupakan produk awal yang belum direvisi Gambar b.1. dan sesudah
direvisi Gambar b.2.. Dari hasil validasi menunjukkan bahwa gelang estafet memiliki beberapa kelemahan yaitu ukuran huruf
yang terlalu kecil, warna background pada tulisan yang kurang baik dan terkesan cukup gelap serta luarancovernya pun kurang
menarik. Setelah divalidasi dan mempertimbangkan komentar dan saran dari validator, maka peneliti merevisinya supaya media dapat
dikatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. berikut, dibawah ini merupaka produk akhir yang telah buat oleh peneliti.
Dari spesifikasi gambar di atas menunjukkan bahwa media yang sudah direvisi, tampak ukuran huruf serta warna bckground
dan luarannyacover terlihat lebih jelas dan lebih menarik dan tentunya dapat memudahkan guru saat melakukan penskoringan
setiap kelompoknya sebab warna pada luarannya memiliki bermacam-macam warna.
2.3. Media pembelajaran konvensional berupa “Kartu
Menjodohkan Berurutan untuk materi Gangguan pada Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
” Media kartu menjodohkan berurutan didesain untuk
kelompok besar. Dalam kartu menjodohkan berurutan termuat materi tentang Sistem Kekebalan Manusia yang membahas
sebagian besar gangguan pada Sistem Kekebalan Tubuh Manusia.
Kartu menjodohkan berurutan pada umumnya memiliki prinsip yang hampir sama dengan kartu domino yaitu kartu yang dibuat
berbentuk persegi panjang yang dibagi menjadi 2 sisi. Setiap sisinya termuat pernyataan atau pertanyaan. Sedangkan dalam
memainkannya, cukup dengan menjodohkan antara sisi kartu pernyataanpertanyaan ke sisi kartu yang lain yang merupakan
jodohpasangannya yang sesuai. Namun, berbeda dengan kartu domino yang didesain memiliki banyak kemungkinan jawaban
yang dapat dipasangkandijodohkan, maka kartu menjodohkan berurutan didesain hanya memiliki satu jawabanpasangan saja
yang cocok dan benar sehingga jika sewaktu memainkannya terjadi kekeliruan maka permainan tidak dapat dilanjutkan. Sebab itulah,
permainan ini disebut dengan kartu menjodohkan berurutan yang harus dijodohkan antara soal atau jawaban secara berurutan dan
benar. Agar tidak terjadi kekeliruan ketika bermain, maka peran guru sangat membantu proses berjalannya permainan tersebut.
Berikut adalah spesifikasi produk media kartu menjodohkan berurutan yang memiliki beberapa kelemahan dan harus direvisi.
Gambar c.1. dan c.2. Kartu Menjodohkan Berurutan
Berdasarkan hasil validasi menunjukkan bahwa pada gambar c.1. media kartu menjodohkan berurutan memiliki beberapa
kelemahan seperti pasangan antara pernyataan dan jawaban kurang sesuai bahkan dapat menimbulkan makna gandabias yang dapat
membingungkan peserta didik saat memasangkannya. Misalnya, sisi kartu “Hormon” yang dijodohkan dengan sisi kartu “Sintesis
IgG dan IgA pada wanita lebih tinggi sehingga menjadi lebih kebal terhapat infeksi daripada p
ria. Kata “Hormon” kurang
c.1. c.2.
menunjukkan pasangan yang cocok. Begitupun dengan sisi kartu “Pajanan zat berbahaya” yang dijodohkan dengan sisi kartu
“Gambar-gambar minuman dan rokok” yang menurut hasil validasi bahwa kata “Pajanan” kurang cocok untuk digunakan karena
kurang begitu familiar, oleh karena itu peneliti merevisinya dengan mengganti seperti pada gambar berikut ini :
Dari spesifikasi gambar di atas menunjukkan bahwa media telah direvisi pada gambar c.2. tampak kesesuaian antara sisi
pernyataanpertanyaan yang dijodohkandipasangkan pada sisi lainnya.
2.4. Media pembelajaran konvensional berupa “Segitiga Puzzle
untuk materi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia ”
Pada media segitiga puzzle dibuat dan dimainkan untuk kelompok besar. Media segitiga puzzle pada umumnya memiliki
prinsip yang hampir sama dengan puzzle pada umumnya yaitu terdiri dari gambar ukuran besar yang dipotong-potong dan disusun
ke bentuk awalnya, atau puzzle konsep yang terdiri dari konsep- konsep yang dipasangkan sesuai dengan jawaban sesama konsep
yang dianggap benar serta puzzle konsep-gambar yang terdiri dari konsep dan gambar yang dipasangkan antara konsep ke gambar
atau gambar ke konsep sesuai dengan jawaban yang tepat dan benar. Sama halnya dengan puzzle konsep-gambar, segitiga puzzle
dibuat sedemikian rupa yaitu terdiri dari konsep dan juga gambar
terkait materi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia dan cara memainkannya pun sama dengan puzzle konsep-gambar, yang
membedakannya yaitu segitiga puzzle terdiri dari potongan- potongan kartu berbentuk segitiga sama sisi yang setiap sisinya
termuat konsep dan gambar. Berdasarkan hasil validasi yang menunjukkan bahwa jika
media segitiga puzzle digunakan dan dimainkan oleh kelas besar maka kemungkinan konsep atau gambar terlihat kurang jelas saat
ditempelkan pada papan tulis, oleh karena itu peneliti memutuskan media segitiga puzzle yang awalnya diperuntukkan pada kelas
besar, akan dimainkan pada kelas kecil saja dengan tetap menggunakan desain awal hanya untuk ukuran potongan-potongan
segitiganya sedikit diperkecil. Berikut ini merupakan spesifikasi gambar media segitiga puzzle.
Gambar d.1. dan d.2. Segitiga Puzzle
d.2. d.1.
Pada gambar di atas, menunjukkan bahwa pada gambar d.1. menunjukkan desain produk awal sedangkan pada gambar d.2.
merupakan desain produk akhir yang diperuntukkan bagi kelompok kecil. Dengan demikian, media segitiga puzzle yang
awalnya digunakan untuk kelas besar namun kurang mendukung ukuran gambar dan tulisannya maka peneliti merevisi ukurannya
untuk digunakan pada kelompok kecil tanpa merevisi atau merubah esensi yang termuat pada potongan kartu segitiga puzzle.