1
BAB I PENDAHULUAN
Bab  I  ini  membahas  dan  menjelaskan  tentang  latar  belakang  masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
defiinisi operasional.
A. Latar Belakang  Masalah
Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembebasan peserta didik dari
ketidaktahuan, ketidakmampuan,
ketidakberdayaan, ketidakbenaran,
ketidakjujuran, dan dari buruknya hati, akhlak, dan keimanan Mulyasana, 2012: 64.  Langeveld  dalam  Mulyasana,  2012:  64  berpendapat  bahwa  pendidikan
merupakan  usaha,  pengaruh,  perlindungan,  dan  bantuan  yang  diberikan  kepada anak  agar  tertuju  kepada  kedewasaan,  atau  lebih  tepatnya  membantu  anak  agar
cukup  cakap  melaksanakan  tugas  hidupnya  sendiri.  Sedangkan  menurut  Basri dalam Tatang, 2012:14 mendefinisikan pendidikan adalah sebagai berikut  yaitu
usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik.  Dari ketiga pengertian di atas dapat  disimpulkan  bahwa  pendidikan  itu  pada  dasarnya  kegiatan  yang
mengembangkan pengetahuan  manusia menjadi pribadi-pribadi yang berwawasan luas dan berkualitas sehinga mampu hidup dalam lingkungannya secara lebih baik.
Pendidikan di sekolah tidak lepas dari peranan guru yang membantu siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam  memperkembangkan  diri  menjadi  manusia  yang  berkarakter  dan  berbudi luhur. Peranan guru sebagai pelaku utama sangat strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan  yang  diharapkan,  sehingga  dengan  demikian  guru  dipandang  sebagai faktor  determinan  terhadap  pencapaian  mutu  prestasi  belajar  siswa  Yusuf  dan
Sugandhi, 2011:139. Prestasi  belajar  seseorang  khususnya  dalam  bidang  matematika  sangat
dipengaruhi  oleh  bagaimana  seseorang  tersebut  diperlakukan  atau  diberi pengajaran.  Marpaung  2005:25  mengatakan  bahwa  pengetahuan  yang  disebut
matematika  itu  tidak  dapat  ditransfer  dari  seseorang  yang  mengetahui  kepada mereka  yang  sedang  belajar.  Lebih  jauh  ia  berpendapat  bahwa  matematika  tidak
diajarkan dengan ceramah mengajari tetapi dengan mengkonstruksikan pelajaran tersebut  dalam  pikiran  siswa.  Salah  satu  cara  yang  digunakan  untuk
mengkonstruksikan  pelajaran  tersebut  kepada  siswa  yaitu  melalui  interaksi  dan diskusi dengan teman-teman yang dipimpin oleh guru. Interaksi yang dimaksudkan
ini berupa kemampuan siswa dalam bekerja sama dan menyampaikan ide-idenya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang yang maksimal tidak hanya
dituntut dari diri sendiri tetapi dari orang lain sebagai mitra kerja. Berdasarkan hasil data observasi dan kuisioner peneliti mengenai kerjasama
yang  dilakukan  pada  tanggal  15  November  2016  di  kelas  V  SD  Karitas  Ngaglik masih rendah. Data tersebut diambil dari data lembar observasi dan kuisioner yang
diisi  oleh  peneliti  dan  siswa  sendiri  ketika  pembelajaran  berlangsung.    Hasil kumulatiif  dari  kerjasama  siswa  diperoleh  skor  53.23  dengan  kriteria  “rendah”.
Prestasi  belajar  siswa  yang  didapatkan  oleh  peneliti  juga  memperlihatkan  masih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
rendah. Hasil tes yang dilakukan oleh siswa mendapat skor 64.40 dan hanya 55.95 siswa  yang  lulus  KKM.  Keberhasilan  dalam  akademik  tidak  terlepas  dari
kemampuan siswa dalam kerja sama dalam memecahkan suatu masalah.  Terdapat beberapa  faktor  yang  menyebabkan  prestasi  belajar  siswa  rendah  diantaranya
kurangnya  kerjasama  diantara  anggota  kelompok.  Masih  ada  anggota  kelompok mengerjakan  tugas  secara  pribadi  padahal  tugas  tersebut  merupakan  tugas
kelompok. Tugas juga diserahkan atau dibebankan  kepada satu anggota kelompok yang  dianggap  bisa  mengerjakannya.  Kontribusi,  partisipasi  anggota  kelompok
belum  terlihat  dalam  kerja  kelompok  siswa.  Siswa  juga  memilih  diam  dan cenderung  jalan-jalan  di  kelompok  lain  ketimbang  mengerjakan  tugas  dalam
kelompoknya. Jadi, keberhasilan suatu tim atau kelompok tidak terlepas dari kerja sama yang solid antar anggota. Selain itu juga adanya komunikasi yang baik dalam
kelompok. Salah  satu  penghambat  keberhasilan  peningkatan  prestasi  belajar  siswa
yaitu  guru  yang  membiarkan  siswa  bekerja  sendiri  tanpa  dikontrol,  guru  lebih membiarkan  dan  mempercayakan  kepada  kelompok  masing
–  masing  untuk berdinamika.  Selain  itu  juga  guru  menggunakan  metode  ceramah  dan  kurang
bervariasi dalam mengajar. Keterbatasan media yang digunakan juga turut menjadi permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar.
Berdasarkan  permasalahan  di  atas,  peneliti  ingin  memaksimalkan  cara mengajar  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student
Teams  Achievement  Division  STAD.  Tipe  STAD  merupakan  cara  mengajar yang  sederhana  dan  efektif  digunakan  dalam  mengajar  untuk  siswa  di  kelas  V
4
dengan  pola  pendekatan  yang  kooperatif.  Komponen  pembelajaran  ini  terdapat enam  langkah  yaitu  tahap  orientasi  penyampaian  tujuan  pembelajaran,
pembagian  kelompok,  penyampaian  materi  dan    LKS  untuk  dikerjakan  dalam kelompok, belajar bersama dan mengerjakan LKS, pemberian kuis dan pemberian
penghargaan  pada  tim  atau  kelompok  yang  berprestasi.  Oleh  sebab  itu,  metode kooperatif  tipe  STAD  ini  sangat  cocok  untuk  mata  pelajaran  matematika  yang
melibatkan anggota dalam  memecahkan masalah  yang dihadapi  terutama untuk meningkatkan prestasi belajar dan kerjasama siswa.
Alasan  peneliti  melakukan  penelitian  dengan  menerapkan  model pembelajaran  koopertif  tipe  STAD  ini  antara  lain  karena  sudah  ada  penelitian-
penelitian  sebelumnya  yang  telah  membuktikan  keberhasilan  penerapan  model pembelajaran kooperatif tipe STAD  dalam meningkatkan kerjasama dan prestasi
belajar siswa. Purnomo, A 2015 telah berhasil membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan kerjasama dan prestasi
belajar  IPS. Nastiti, F. A. 2014 telah berhasil membuktikan bahwa penerapan model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  dapat  meningkatkan  kerjasama  dan
prestasi belajar IPS. Herwanto 2015 telah berhasil membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berhasil meningkatkan kerjasama dan
prestasi belajar IPS. Berdasarkan  uraian  di  atas  peneliti  ingin  melakukan  penelitian  yang
ber judul “Peningkatan  Kerjasama  dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD  Karitas  Ngaglik  Tahun  Pelajaran  20162017  Melalui    Penerapan  Model Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Student  Teams  Achievement  Division
STAD”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Meggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  dapat  meningkatkan kerjasama dan preatasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik.
B. Batasan Masalah