99
f Penghargaan Prestasi Tim
Peneliti memberikan penghargaan berupa t anda “piala” bagi
mereka yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, berani mengajukan pertanyaan, kelompok yang tampil ke depan dan siswa
yang berani maju di depan menuliskan jawabannya baik salah maupun benar. Pemberian penghargaan ini untuk meningkatkan
semangat mereka dalam meraih prestasi yang lebih baik. Pemberian reward ini sebagai penghargaan bagi individua atau kelompok yang
telah berhasil menjawab ataupun mengumpulkan nilai dari ketentuan. Itulah yang diungkapakan oleh Slavin 2005:143 betapa
pemberian reward memberikan efek yang baik bagi siswa. Siswa akan berusaha semaksimal
mungkin untuk
mendapatkan penghargaan. Dengan usaha yang mereka perjuangkan dan saling
bekerjasama dalam kelompoknya akhirnya meningkatkan prestasi mereka. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Huda 2014:116 bahwa
STAD merupakan model pembelajaran
yang melibatkan “kompetisi” antartim.
2. Peningkatan Kerjasama Siswa
Penelitian peningkatan kerjasama siswa melalui penerapan model kooperatif tipe STAD telah dilaksanakan di kelas V SD Karitas Ngaglik
tahun pelajaran 2016 2017 dengan lancar. Variabel dalam penelitian ini yaitu kerjasama dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan
100
kuesioner. Lembar observasi diisi oleh pengamat sedangkan kuesioner diisi oleh siswa, dengan demikian terdapat dua sumber nilai.
Peneliti berharap dalam penelitian ini variabel dapat tercapai dengan maksimal melalui pelajaran Matematika. Materi pelajaran matematika yang
dipelajari ini memberikan konsep untuk siswa dapat bekerja sama yaitu memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan.
Kemampuan siswa dalam kerjasama sangat membantu mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Pelaksanaan proses pembelajaran ini dirancang dengan dua siklus dan setiap siklus masing-masing dua kali pertemuan. Setiap siklus mencakup
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil dari kerjasama siswa dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 4.15 Data Hasil Keseluruhan Kuesioner Kerjasama.
No Nama
Kondisi Awal
Kriteria Siklus I Kriteria Siklus
II Kriteria
1 LUC
72,5 Tinggi
67.5 Tinggi
79.66 Tinggi
2 VIAN
50 Rendah
65.00 Cukup
67.5 Tinggi
3 RAM
49,16 Sangat
rendah 53,33
Rendah 64.83
Cukup 4
HAD 53,33
Rendah 60.00
Cukup 78.33
Tinggi 5
JON 46,66
Sangat rendah
49.16 Sangat
rendah 54.33
Rendah 6
JEV 47,5
Sangat rendah
66,66 Tinggi
64.83 Cukup
7 ARD
48,33 Sangat
rendah 67.5
Tinggi 75
Tinggi 8
BAB 66,66
Tinggi 60.83
Cukup 78.5
Tinggi 9
ABI 40
Sangat rendah
60.00 Cukup
66.66 Tinggi
10 SES
43,33 Sangat
rendah 60.83
Cukup 77.53
Tinggi 11
DIO 48,33
Sangat rendah
64.16 Cukup
64,83 Cukup
12 DON
72.5 Tinggi
67.5 Tinggi
63.33 Cukup
101 13
STE 60
Cukup 72.5
Tinggi 64.16
Cukup 14
LIN 53,33
Rendah 66.66
Tinggi 78.33
Tinggi 15
AUL 67,5
Tinggi 75.33
Tinggi 65.00
Cukup 16
FRI 50
Rendah 65.00
Cukup 77.66
Tinggi 17
STE 41,66
Sangat rendah
64.16 Cukup
64.16 Cukup
18 TIT
47,5 Sangat
rendah 66.66
Tinggi 64.16
Cukup 19
RAD 49,16
Sangat rendah
60.83 Cukup
78.33 Tinggi
20 LING.
53,33 Rendah
60. 83 Cukup
77.53 Tinggi
21 KIN
60,83 Cukup
53.33 Rendah
78.33 Tinggi
22 REG
43,33 Sangat
rendah 55. 83
Rendah 76.16
Tinggi 23
RHE 70
Tinggi 72.5
Tinggi 75.5
Tinggi 24
FEN 70,83
Tinggi 62.5
Cukup 75.5
Tinggi 25
EMI 67,5
Tinggi 72.5
Tinggi 73.33
Tinggi 26
BAG 66,66
Tinggi 64.16
Cukup 79.66
Tinggi 27
DAM 53,33
Rendah 67.5
Tinggi 78,33
Tinggi 28
KEY 60,83
Cukup 62.5
Cukup 73.33
Tinggi JUMLAH
1554.09 1637.76
2156.99
RATA-RATA 55,50 Rendah 58.49
Cukup 71,89
Tinggi
Data kondisi awal diambil pada hari Senin, 15 November 2016 dengan hasil 55.50 dengan kriteria “Rendah”. Data tersebut diambil oleh peneliti
pada saat guru sedang mengajar di kelas. Data pada siklus I dimabil pada hari Sabtu tanggal 19 November 2016 dan hari Senin, tanggal 21 November
2016. Data pada siklus I mendapat skor 58.49 dengan kriteria “Cukup”. Peningkatan yang terjadi dari kondisi awal ke siklus I tidak memenuhi target
maka dilanjutkan lagi dengan siklus II. Pada siklus II didapatkan skor 71,89 d
engan kriteria “Tinggi”. Hasil yang telah diperoleh sudah anggap tinggi maka kegiatan dihentikan pada siklus II. Data juga diperkuat dengan
kuesioner yang diisi oleh siswa diakhir siklus menunjukkan kriteria
“Cukup” dengan skor 58.49 tabel 4. 6. Hasil perhitungan persentase kriteria kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
102
Tabel 4.16 Data Persentase Kriteria Kuesioner Siklus I
No Jumlah
siswa Kriteria
Persentase
1 Sangat Tinggi
2 11
Tinggi 39,28
3 12
Cukup 42,86
4 3
Rendah 10,71
5 2
Sangat rendah 7,14
Dari hasil perhitungan ada 2 siswa pada kriteria “Sangat rendah” dengan persentase 7,14 . Ada 12 siswa pada kriteria “Cukup” dengan
persentase 42.86 . 11 siswa pada kriteria “Tinggi” dengan persentase 39.28 . Selain
itu tidak ada siswa yang mendapat kriteria “Sangat Tigggi” dengan persentase 0 . Di bawah ini diperlihatkan diagram batang
untuk menampilkan hasil persentase kuesioner pada siklus I.
Gambar 4.1 Persentase Kuesioner Siklus I Penilitian siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu dan Senin pada tanggal
26 November 2016 dan 28 November 2016. Berdasarkan observasi dapat diperoleh rata
– rata kerjasama siswa pada kriteria “Sangat tinggi” dengan skor 85.02 lihat tabel 4.9. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kerjasama
39.28 42.86
10.71 7.14
10 20
30 40
50
Sangat Tinggi tinggi
Cukup Rendah
sangat Rendah
P e
rs e
n ta
se k
u e
si o
n e
r
Persentase Kuesioner Siklus I
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
103
siswa sudah meningkat tetapi itu dilihat dari pihak observer. Observer memberikan penilaian terebut berdasar apa yang dilihat secara langsung.
Data yang didapat dari kuesioner siswa setelah mengerjakan tugas kelompok sebesar 71.89
dengan kriteria “Tinggi” tabel 4.10. Hasil perhitungan persentase kriteria kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut
ini: Tabel 4.17 Data Persentase Kriteria Kuesioner Siklus II
No Jumlah
siswa Kriteria
Persentase
1 Sangat Tinggi
2 20
Tinggi 66.67
3 9
Cukup 30
4 1
Rendah 3.33
5 Sangat Rendah
Dari hasil perhitungan ada 20 siswa pada kriteria “Tinggi” dengan persentase 66.67 . Dan 1 siswa pada kriteria “Rendah” dengan persentase
3.33 . Perbandingan kriteria kusioner dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 4.2 Persentase Kuesioner Siklus II
66.67
30 3.33
10 20
30 40
50 60
70 80
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
P e
rs e
n ta
se k
u e
si o
n e
r
Persentase Kuesioner Siklus II
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
104
Hasil peningkatan kerjasama pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.18 Data Peningkatan Kerjasama
Variabel Instrumen
Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian Target Capaian
kerjasama Lembar
observasi 53.25
Rendah 70.00
66.97 Tinggi
70.00 75.47
Tinggi
Kuesioner
Berdasarkan data kondisi awal diperoleh rata-rata skor kerjasama siswa adalah 53.25, setelah diberi tindakan pada siklus I meningkat menjadi 66.97.
Target pada siklus I belum terlampaui oleh sebab itu dilanjutkan lagi dengan siklus II dan tidak menambah target pencapaian. Setelah diberi tindakan
pada siklus II maka mengalami peningkatan di atas target. Dengan didapatkannya perolehan skor tersebut maka siklus II dihentikan karena
pencapaian terget telah terpenuhi dengan skor 75.47. Data tersebut dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4.3 Peningkatan Kerjasama siswa
53.25 66.97
75.47
20 40
60 80
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
S k
o r
K e
rj a
sam a
Peningkatan Kerjasama Siswa
Kondisi awal Siklus I
Siklus II
105
Peningkatan kerjasama dilihat dari kondisi awal terus meningkat dari 53,25 menjadi 66,97 pada siklus I kemudian menjadi 75,47 pada siklus
II. Peningkatan tersebut melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. STAD ini memungkinkan siswa untuk dapat berperan aktif
dalam bekerja sama. Perbedaan kemampuan yang mereka miliki serta tergeraknya mereka untuk berpartisifasi aktif membuat mereka solid dalam
kelompok. Dengan kesolidan mereka dalam kelompok akhirnya dapat dengan mudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru juga
memberikan tugas LKS yang memungkinkan mereka untuk dapat berinteraksi dengan kelompoknya semakin mendalam. Kerjasama yang
dibentuk dalam kelompok selain untuk mendapatkan poin juga untuk mendapatkan reward dari guru. Poin-poin tersebut dukumpulkan dari setiap
anggota kelompok dan kelompok yang berhasil mengumpulkan lebih banyak dari yang lain akan memperoleh reward. Hal ini sejalan dengan apa
yang telah diungkapkan oleh Rusman 2013:216 bahwa dengan adanya reward atau penghargaan akan membuat siswa termotivasi sehingga lebih
aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Selain itu juga model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Siswa yang lebih banyak berperan dalam kelompoknya dan guru hanya mendampingi jika siswa mengalami
kesulitan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa