29
Model farmakokinetika digunakan untuk menginterpretasikan data-data farmakokinetika Shargel et al., 2005.
Kompartemen dianggap sebagai sebuah jaringan atau kumpulan jaringan yang memiliki kesamaan aliran darah dan afinitas terhadap obat. Di setiap
kompartemen, obat dianggap terdistribusi secara seragam. Model ini merupakan suatu sistem terbuka apabila obat dapat dieliminasi dari tubuh Shargel et al., 2005.
Kompartemen farmakokinetik ini tidak berhubungan dengan lokasi secara anatomi tubuh namun hanya parameter operasional yang diturunkan secara matematis
Mutschler, Derendorf, Schäfer-Korting, Elrod and Estes, 1995. Model satu kompartemen menunjukkan bahwa setelah pemberian, obat
terdistribusi secara langsung. Model dua atau lebih kompartemen, terjadi distribusi obat ke dalam ruang distribusi yang dapat dilewatinya dengan kecepatan berbeda-
beda Mutschler et al., 1995. Model dua kompartemen, obat dapat berpindah antara kompartemen sentral ke dan dari kompartemen perifer jaringan. Kompartemen
sentral menggambarkan plasma dan organ yang memiliki perfusi tinggi dan secara cepat seimbang dengan obat. Jumlah total obat di dalam tubuh dapat dihitung dari
jumlah obat di dalam kompartemen sentral ditambah dengan obat di dalam kompartemen jaringan Shargel et al., 2005.
3. Parameter Farmakokinetika
Parameter farmakokinetika adalah konstanta yang menunjukkan profil obat yang dapat diperkirakan dari data-data percobaan Shargel et al., 2005. Parameter
30
farmakokinetika diperoleh dari profil kinetika dari obat yang dapat diperoleh melalui kurva konsentrasi obat terhadap waktu. Konsentrasi obat dapat diukur sebagai fungsi
terhadap waktu di beberapa cairan tubuh seperti darah, plasma, serum, saliva, dan urin. Konsentrasi obat dalam darah mencerminkan perubahan kinetika di sirkulasi
sistemik. Untuk mendapatkan kurva konsentrasi obat terhadap waktu maka perlu dilakukan pengukuran konsentrasi obat berulangkali pada beberapa titik waktu
Mutschler et al., 1995. Parameter-parameter farmakokinetika antara lain: a.
AUC Area under the curve AUC merupakan ukuran dari jumlah obat di dalam tubuh dan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus trapezoid, yaitu :
[ ]
1 -
n n
n 1
- n
t t
t t
2 C
C AUC
n 1
- n
− +
= 7
AUC = area di bawah kurva t
= waktu pengamatan dari konsentrasi obat C
n n
t
n-1
= waktu pengamatan sebelumnya yang berhubungan dengan konsentrasi obat
C
n-1
Mutschler et al., 1995.
Rumus trapezoid ini menganggap titik-titik data berada pada suatu fungsi linier. Jika titik-titik data tersebar secara luas, maka lengkung dari garis
akan menyebabkan kesalahan yang besar dalam memperkirakan area. Pada suatu waktu area di bawah kurva kadar plasma-waktu diekstrapolasikan
sampai t = ∞.
31
Dalam hal ini area tersisa,
[ ]
k C
AUC
n p
t t
n
=
∞
8 Cp
n
= konsentrasi dalam plasma terakhir pada t
n
k = slop yang diperoleh dari bagian akhir kurva Shargel et al., 2005.
Untuk menghitung AUC total AUC
∞
maka dilakukan ekstrapolasi bagian akhir area setelah titik terakhir yang diukur AUCt
n - ∞
. Prosedur yang digunakan disebut sahih bila bagian ekstrapolasi tersebut kira-kira di bawah
10 dari AUC total dan tidak boleh digunakan bila melebihi 20 dari AUC total Mutschler et al., 1995.
b. Volume distribusi V
d
Parameter ini menunjukkan volume penyebaran obat dalam tubuh dengan kadar plasma atau serum. V
d
tidak perlu menunjukkan volume penyebaran obat yang sesungguhnya ataupun volume secara anatomik, tetapi
hanya volume imajinasi dimana tubuh dianggap sebagai 1 kompartemen yang terdiri dari plasma atau serum, dan V
d
menghubungkan jumlah obat dalam tubuh dengan kadarnya dalam plasma atau serum Setiawati, 2002.
D
B
= V
d
. C 9
p
D = jumlah obat dalam tubuh
B
C = konsentrasi obat dalam plasma.
p
32
Tubuh dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan volume yang konstan. Oleh karena itu, volume distribusi untuk suatu obat umumnya
konstan Shargel et al., 2005. Volume distribusi besar menunjukkan jumlah obat yang terdistribusi ke dalam jaringan besar atau terkonsentrasi di jaringan
tertentu Mutschler, et al., 1995.
c. Bersihan total Klirens Cl
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari obat per satuan waktu oleh seluruh tubuh mlmenit. Parameter ini menunjukkan kemampuan
tubuh untuk mengeliminasi obat. Untuk obat dengan kinetika orde satu, Cl merupakan bilangan konstan pada kadar obat yang biasa ditemukan dalam
klinik.
oral oral
IV IV
AUC F.D
AUC D
Cl =
= 10
el d
k V
Cl ⋅
= 11
D = Dosis
F = Fraksi obat yang
terabsorpsi AUC =
Area under the curve Vd
= Volume distribusi k
= tetapan laju eliminasi
el
33
Umumnya bersihan total merupakan hasil beberapa bersihan bagian bersama-sama, yang terpenting adalah bersihan ginjal Cl
R
dan bersihan hati Cl
H
Mutschler, 1991.
d. Waktu paruh eliminasi t dan kecepatan eliminasi
½
Waktu paruh eliminasi adalah waktu yang diperlukan untuk turunnya kadar obat dalam plasma atau serum pada fase eliminasi setelah fase absorpsi
dan distribusi menjadi separuhnya. Untuk obat-obat dengan kinetika orde reaksi satu, t
½
ini merupakan bilangan konstan, tidak tergantung dari besarnya dosis, interval pemberian, kadar plasma maupun cara pemberian Setiawati,
2002.
el el
k 0,693
k 2
ln t
2 1
= =
12 k
el
adalah konstanta kecepatan eliminasi. Waktu paruh eliminasi adalah parameter farmakokinetik yang berbeda
dengan waktu paruh dari efek atau waktu yang diperlukan untuk menjadikan efek farmakologi menjadi separuh dengan efek semula Mutschler et al.,
1995. Kecepatan eliminasi merupakan kecepatan pengeluaran per satuan
waktu Mutschler et al., 1995 : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2 1
t 2
ln k
el
= 13
e. Bioavailabilitas
Parameter ini menunjukkan fraksi dari dosis obat yang mencapai peredaran darah sistemik dalam bentuk aktif Setiawati, 2002. Faktor yang
menentukan bioavailabilitas adalah kecepatan dan jumlah obat yang dilepas dari bentuk sediaannya, kecepatan dan jumlah obat yang mengalami absorpsi,
dan besarnya efek lintas pertama Mutschler et al., 1995. Besarnya bioavailabilitas absolut dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut : 100
AUC AUC
F
i.v x
⋅ =
14 F
= bioavailabilitas absolut AUC = AUC pemberian nonsistemik
x
= AUC pemberian intravaskuler AUC
iv
Dalam kasus apabila dosis dan formulasi untuk rute pemberian i.v tidak ada, maka dapat ditentukan bioavailabilitas relatif yang diperoleh
dengan cara :
100 AUC
AUC F
standar x
rel
⋅ =
15 F =
bioavailabilitas relatif
rel
35
= AUC pemberian nonsistemik AUC
x
AUC = AUC produk standar
standar
Parameter untuk menggambarkan kecepatan absorpsi adalah konsentrasi obat dalam plasma maksimum C
maks
dan selang waktu antara pemberian obat hingga mencapai konsentrasi maksimum dalam plasma
t Mutschler et al., 1995.
maks
4. Strategi Penelitian Farmakokinetika