Penentuan Operating Time OT Penentuan panjang gelombang maksimum parasetamol

78 + NO OH HN C O CH 3 OH HN C O CH 3 N H O H OH HN C O CH 3 N O O OH HN C O CH 3 N O O + OH O N HN C O O O N HN C O O O CH 3 O CH 3 + H 2 O Gambar 16. Mekanisme reaksi parasetamol dalam metode Chafetz et al. 1971

1. Penentuan Operating Time OT

Tahap pertama dalam pengukuran kadar parasetamol secara kolorimetri adalah penetapan operating time. Penetapan OT ini diperlukan untuk mengetahui rentang waktu pengukuran dimana senyawa memberikan serapan yang stabil. Hal ini berarti semua parasetamol di dalam larutan telah bereaksi dengan pereaksi pada metode Chafetz et al. 1971. Pada penelitian ini, penetapan OT dilakukan setelah larutan ditambah dengan natrium hidroksida dan proses degassing. Waktu yang dibutuhkan dari penambahan natrium hidroksida dan proses degassing hingga larutan hendak diukur adalah ± 25 menit. Penetapan OT dilakukan selama 60 menit. Hasil dari penelitian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 25 menit setelah penambahan natrium hidroksida dan degassing hingga menit ke-85, larutan tersebut memberikan serapan yang stabil. Gambar 17. Pengukuran operating time OT larutan parasetamol dalam plasma kadar 100 μgml Gambar 18. Pengukuran operating time OT larutan parasetamol dalam plasma kadar 400 μgml Penentuan OT ini dilakukan pada 2 seri kadar larutan parasetamol yaitu pada kadar 100 µgml dan 400 µgml. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan secara pasti bahwa parasetamol memiliki OT yang sama untuk kedua kadar yang berbeda, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 dimana kedua kadar tersebut mewakili kadar kecil dan kadar besar.

2. Penentuan panjang gelombang maksimum parasetamol

Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang saat suatu senyawa memberikan serapan yang maksimum. Penentuan panjang gelombang maksimum ini dimaksudkan agar sensitifitas serapan maksimum dan kesalahan pembacaan serapan menjadi minimum. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran panjang gelombang pada panjang gelombang 380-580 nm termasuk dalam daerah panjang gelombang sinar tampak. Penentuan panjang gelombang maksimum ini dilakukan pada kadar 100 µgml dan 400 µgml. Hal ini bertujuan agar hasil yang didapat benar-benar menunjukkan panjang gelombang maksimum dari senyawa tersebut. Gambar 19. Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan parasetamol 100 µgml 81 Gambar 20. Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan parasetamol 400 µgml Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada spektogram gambar 19 dan 20, dapat disimpulkan bahwa parasetamol dengan metode Chafetz et al. 1971 akan memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 433,0 nm. Menurut metode Chafetz et al. 1971, serapan maksimum parasetamol berada pada panjang gelombang ± 430 nm. Panjang gelombang yang didapat pada penelitian ini tetap dapat digunakan karena menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, panjang gelombang pada saat serapan maksimum yang bisa digunakan untuk analisis apabila selisih panjang gelombang antara teori dengan optimasi tidak lebih dari 3 nm. Jadi, panjang gelombang yang digunakan adalah 433,0 nm.

3. Pembuatan kurva baku