66
2. Uji kekerasan
Tujuan dari uji kekerasan adalah untuk mengetahui stabilitas fisik tablet terhadap pengaruh luar seperti ketahanan terhadap tekanan dan benturan mekanis. Uji
kekerasan perlu dilakukan karena kekerasan menunjukkan kekompakan tablet sehingga mempengaruhi waktu hancur tablet dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi waktu disolusi dan waktu absorpsi zat aktif. Dalam beberapa pustaka yang ada, tidak dicantumkan syarat kekerasan yang diperbolehkan. Menurut Ansel
1969, tablet yang baik harus memiliki ketahanan akan tekanan minimum 4 kg, namun standar ini tidak dapat digunakan karena tidak tercantum pada buku-buku
standar yang resmi digunakan.
Tabel IV. Hasil rata-rata uji kekerasan tablet
Produk Rata-rata nilai kekerasan KP ± SD
Generik 16,275 ± 1,197
Biogesic
®
23,975 ± 1,984 Pamol
®
10,835 ± 0,507 Melalui tabel IV, diketahui bahwa nilai kekerasan tablet Biogesic
®
adalah yang terbesar, disusul tablet parasetamol generik dan terakhir adalah tablet Pamol
®
. Namun karena tidak ditemukan standar yang lebih akurat maka tidak dapat ditarik
suatu kesimpulan hasil uji kekerasan tersebut.
3. Uji kerapuhan
Uji ini bertujuan untuk mengetahui kekompakan bagian tepi tablet. Melalui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
uji kerapuhan dapat diketahui stabilitas fisik obat pada kondisi pembuatan, pengepakan, distribusi obat dari produsen ke konsumen, penyimpanan hingga saat
pemberian obat. Menurut The United States Pharmacopeia 28 suatu tablet dikatakan memenuhi uji kerapuhan apabila angka kerapuhannya tidak melewati batas yaitu 1.
Dari hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut :
Tabel V. Hasil uji kerapuhan tablet
Produk Angka kerapuhan
Generik 0,167 Biogesic
0,228 Pamol 0,150
Angka kerapuhan untuk tablet parasetamol generik adalah 0,167, tablet Biogesic
®
adalah 0,228, dan tablet Pamol
®
adalah 0,150. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga produk tersebut memenuhi syarat uji kerapuhan tablet
yang ditentukan.
4. Uji waktu hancur
Uji waktu hancur memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa lama proses disintegrasi tablet tersebut, dimana suatu tablet hancur dan larut menjadi partikel-
partikel kecil setelah tablet masuk dalam tubuh. Proses disintegrasi ini penting karena akan mempengaruhi bioavailabilitas tablet tersebut. Apabila tablet telah mengalami
proses disintegrasi, tablet akan mengalami proses disolusi sehingga zat aktif akan terlepas dari sediaan dan tersedia untuk diabsorpsi oleh tubuh. Menurut Anonim
68
1979, waktu hancur tablet tidak bersalut yang baik adalah kurang dari 15 menit. Hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut :
Tabel VI. Hasil uji waktu hancur tablet
Produk Waktu hancur
Generik 6 menit 1 detik
Biogesic
®
5 menit 16 detik Pamol
®
6 menit 46 detik
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga produk tablet tersebut memenuhi persyaratan waktu hancur menurut Farmakope Indonesia Edisi III 1979.
Dari hasil tersebut, terlihat bahwa tablet Biogesic
®
lebih mudah hancur.
5. Uji Disolusi