Strategi Penelitian Farmakokinetika Dasar-dasar Farmakokinetika

35 = AUC pemberian nonsistemik AUC x AUC = AUC produk standar standar Parameter untuk menggambarkan kecepatan absorpsi adalah konsentrasi obat dalam plasma maksimum C maks dan selang waktu antara pemberian obat hingga mencapai konsentrasi maksimum dalam plasma t Mutschler et al., 1995. maks

4. Strategi Penelitian Farmakokinetika

Strategi penelitian farmakokinetika SPF adalah rencana yang disusun sebelum meneliti tahap farmakokinetika obat, guna memperoleh informasi tentang nasib obat dalam tubuh secara kuantitatif. Objek penelitian farmakokinetika adalah tahap farmakokinetika obat dengan parameter farmakokinetika sebagai tolok ukurnya. Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematik dari hasil pengukuran kadar obat atau metabolitnya di dalam darah atau urin Suryawati dan Donatus, 1998. Tahap-tahap SPF meliputi : 1. Pemilihan rancangan uji coba. 2. Pemilihan subjek uji dan jumlahnya. 3. Pemilihan cuplikan hayati. 4. Pemilihan metode analisis penetapan kadar. Syarat-syarat metode analisis yaitu : a. selektivitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 selektivitas adalah kemampuan metode analisis untuk membedakan suatu obat dengan metabolitnya, obat lain dan kandungan endogen cuplikan hayati. b. sensitivitas sensitivitas berkaitan dengan kadar terendah yang dapat diukur dengan metode analisis yang digunakan. Hal ini diperlukan karena untuk menghitung parameter farmakokinetika suatu obat diperlukan kadar obat tertinggi sampai terendah pada rentang waktu tertentu. c. ketelitian dan ketepatan ketelitian dan ketepatan ini akan menentukan kesahihan hasil penetapan kadar. Ketepatan accuracy ditunjukkan oleh kemampuan metode memberikan hasil pengukuran sedekat mungkin dengan nilai yang sesungguhnya. Ketelitian precision menunjukkan kedekatan hasil pengukuran berulang pada cuplikan hayati yang sama. 5. Pemilihan takaran dosis dan bentuk sediaan obat. Takaran dosis yang diberikan harus menjamin dapat diukurnya kadar obat atau metabolitnya pada rentang waktu tertentu sehingga diperoleh data yang cukup memadai untuk analisis farmakokinetika. 6. Pemilihan lama dan banyaknya waktu pengambilan cuplikan hayati. Bila menggunakan cuplikan darah, sebaiknya pengambilan dilakukan sebanyak 3 – 5 kali t ½ eliminasi obat yang diuji. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tersebut, 99,2 - 99,9 obat telah diekskresi. Frekuensi pengambilan cuplikan 37 obat sebaiknya dilakukan setidaknya 3 kali pada tahap absorpsi, 3 kali di sekitar puncak, 3 kali pada tahap distribusi, dan 3 kali pada tahap eliminasi. 7. Analisis dan evaluasi hasil. Langkah-langkah ini meliputi analisis sederetan kadar obat utuh atau metabolitnya dalam darah atau urin, analisis statistika dan evaluasi Suryawati dan Donatus, 1998.

E. Desain Cross Over