28
Parameter uji in vitro yang paling dekat hubungannya dengan bioavailabilitas adalah kecepatan disolusi. Obat yang masuk ke dalam tubuh dapat
diabsorpsi jika sudah dalam bentuk larutan sehingga kecepatan obat untuk larut dari bentuk sediaannya laju disolusi akan menentukan kecepatan dan atau jumlah obat
yang terabsorpsi Chereson, 1999.
D. Dasar-dasar Farmakokinetika
1. Definisi
Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi terdiri dari metabolisme dan ekskresi dari obat. Studi farmakokinetika
meliputi pendekatan eksperimental dan teoritis. Aspek eksperimental dari farmakokinetika meliputi perkembangan teknik pengambilan sampel biologis, metode
analisis obat dan metabolitnya, dan prosedur pengolahan data. Aspek teoritis dari farmakokinetika meliputi perkembangan model farmakokinetika yang digunakan
untuk memprediksikan proses disposisi yang terjadi setelah pemberian obat. Aplikasi dari metode statistik termasuk dalam studi farmakokinetika yaitu untuk penetapan
parameter farmakokinetika dan interpretasi data Shargel, Wu-Pong, B. C. Yu, 2005.
2. Model Farmakokinetika
Model farmakokinetika adalah struktur hipotesis yang digunakan untuk menggambarkan kecepatan dari proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat
sehingga dapat diperkirakan konsentrasi obat dalam tubuh sebagai fungsi waktu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Model farmakokinetika digunakan untuk menginterpretasikan data-data farmakokinetika Shargel et al., 2005.
Kompartemen dianggap sebagai sebuah jaringan atau kumpulan jaringan yang memiliki kesamaan aliran darah dan afinitas terhadap obat. Di setiap
kompartemen, obat dianggap terdistribusi secara seragam. Model ini merupakan suatu sistem terbuka apabila obat dapat dieliminasi dari tubuh Shargel et al., 2005.
Kompartemen farmakokinetik ini tidak berhubungan dengan lokasi secara anatomi tubuh namun hanya parameter operasional yang diturunkan secara matematis
Mutschler, Derendorf, Schäfer-Korting, Elrod and Estes, 1995. Model satu kompartemen menunjukkan bahwa setelah pemberian, obat
terdistribusi secara langsung. Model dua atau lebih kompartemen, terjadi distribusi obat ke dalam ruang distribusi yang dapat dilewatinya dengan kecepatan berbeda-
beda Mutschler et al., 1995. Model dua kompartemen, obat dapat berpindah antara kompartemen sentral ke dan dari kompartemen perifer jaringan. Kompartemen
sentral menggambarkan plasma dan organ yang memiliki perfusi tinggi dan secara cepat seimbang dengan obat. Jumlah total obat di dalam tubuh dapat dihitung dari
jumlah obat di dalam kompartemen sentral ditambah dengan obat di dalam kompartemen jaringan Shargel et al., 2005.
3. Parameter Farmakokinetika