61
Ditambahkan 1 ml asam sulfamat H
2
NSO
3
H 15 secara hati-hati melalui dinding labu, lalu ditambahkan 3,2 ml NaOH 10 dan tambahkan aquades hingga tanda.
Kemudian dilakukan degassing selama 10 menit. Serapan dibaca pada spektrofotometer visibel dalam operating time yang diperoleh pada panjang
gelombang 433 nm.
F. Analisis Hasil
Metode penetapan kadar parasetamol secara kolorimetri berdasarkan modifikasi metode Chafetz et al. 1971 ini dikatakan sahih apabila memenuhi
parameter-parameter di bawah ini :
1. Nilai perolehan kembali Recovery, kesalahan sistematik dan kesalahan
acak
Prosentase nilai perolehan kembali yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
P 100
x diketahui
kadar kur
kadar teru kembali
perolehan nilai
= =
Metode analisis ini dikatakan sahih apabila nilai perolehan kembalinya berada pada rentang 80-120.
Kesalahan sistematik dapat diperoleh dengan cara : Kesalahan sistematik = 100 - P
62
Kesalahan acak dapat diperoleh dengan cara : 100
x rata
- rata
harga baku
simpangan acak
Kesalahan =
Metode analisis ini dikatakan sahih apabila memiliki kesalahan sistematik dan kesalahan acak kurang dari 10.
2. Pengolahan data dengan program STRIPE
Kadar parasetamol dalam plasma yang diperoleh dari persamaan kurva baku diolah menjadi parameter-parameter farmakokinetika menggunakan program STRIPE
Johnston and Woolard, 1983, yang telah dimodifikasi oleh Jung.
Tabel II. Parameter-parameter farmakokinetika beserta satuannya
Parameter Persamaan Satuan
AUC
→tn
μg.menitml AUC
→∞
μg.menitml C
max
μgml t
max
menit t ½
menit ka menit
-1
Vd liter Cl
Diolah dengan program STRIPE
mlmenit
3. Analisis data secara statistik
Parameter-parameter bioavailabilitas yang diperoleh, dianalisis secara statistik dengan metode ANOVA, menggunakan program SPSS 14.0, dengan taraf
kepercayaan 90. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dua produk obat dikatakan bioekivalen jika : 0,8
R T
AUC geometrik
rata -
rata nilai
AUC geometrik
rata -
rata nilai
1,25
0,8
R maks
T maks
C geometrik
rata -
rata nilai
C geometrik
rata -
rata nilai
1,25
0,8
R maks
T maks
t geometrik
rata -
rata nilai
t geometrik
rata -
rata nilai
1,25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Sifat Fisik Tablet Parasetamol
Uji sifat fisik tablet ini perlu dilakukan karena merupakan data pendukung untuk menganalisis profil bioavailabilitas obat. Hal ini dikarenakan ada hubungan
antara faktor fisikakimia obat, faktor pembuatan obat, faktor fisiologik hewan uji dengan profil bioavailabilitas obat. Uji sifat fisik tablet yang dilakukan meliputi:
1. Uji keseragaman bobot
Tujuan dari uji keseragaman bobot adalah untuk mengetahui bobot rata-rata tablet, karena keseragaman bobot tablet dapat menggambarkan keseragaman dosis zat
aktif yang terkandung di dalam tablet tersebut. Pada penelitian ini dilakukan uji keseragaman bobot dan tidak dilakukan uji keseragaman kandungan zat aktif
dikarenakan menurut Anonim 1995, untuk produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50 atau lebih dari bobot satuan sediaan diterapkan
uji keseragaman bobot, sedangkan untuk uji keseragaman kandungan zat aktif diterapkan jika kandungan zat aktif yang ada dalam jumlah yang lebih kecil.
Penelitian ini menggunakan tablet parasetamol generik, tablet Biogesic
®
dan tablet Pamol
®
yang memiliki parasetamol yang diasumsikan memiliki jumlah seperti yang tertera di etiket yaitu 500 mg dengan rentang 90 - 110.
Menurut Anonim 1979, untuk tablet yang memiliki bobot rata-rata lebih dari 300 mg maka penyimpangan bobot rata-rata untuk kolom A sebesar 5 dan