51
C. Bahan Penelitian
Asam trikloroasetat kualitas proanalisis E. Merck, Darmstadt, Germany, larutan asam klorida pekat kualitas proanalisis E. Merck, Darmstadt, Germany, natrium
nitrit kualitas proanalisis E. Merck, Darmstadt, Germany, asam sulfamat kualitas proanalisis Sigma, natrium hidroksida kualitas proanalisis E. Merck, Darmstadt,
Germany, parasetamol kualitas farmasetis Changshu Huagang Pharmaceutical, tablet parasetamol generik, tablet Pamol
®
, tablet Biogesic
®
.
D. Alat Penelitian
Spektrofotometer visible Genesys 6 vl. 001, spektrofotometer UVVis Lambda 20, Perkin Elmer, sentrifuge berdiameter 18 cm, Hettich EBA 85, degassing ultrasonic,
vortex MSI Minishaker IKA, neraca elektrik Mettler Toledo, model AB 204, made in Switzerland, mikropipet, hardness tester Kiya Seisakustio, Ltd. Tokyo Japan No.
174886, atrition tester ATMI Surakarta, disintegration tester ATMI Surakarta, disolution tester
SATOX, dan alat-alat gelas Pyrex.
E. Tata Cara Penelitian
1. Uji pendahuluan tablet parasetamol
a. Uji keseragaman bobot
Dua puluh tablet ditimbang, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Untuk tablet dengan bobot rata-rata lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 dan tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10 Anonim, 1979.
b. Uji kekerasan tablet
Tablet diletakkan pada alat hardness tester dan mesin kemudian dijalankan. Kekerasan tablet terbaca pada layar alat Kottke and Rudnic, 2002.
c. Uji kerapuhan tablet
Dua puluh tablet dibebasdebukan dari partikel halus yang menempel lalu ditimbang. Tablet dimasukkan ke dalam friabilator alat penguji kerapuhan
tablet, diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Tablet dibersihkan dan ditimbang kembali. Hitung persen kehilangan berat tablet dari berat
keseluruhan tablet semula Kottke and Rudnic, 2002. Menurut The United States Pharmacopeia 28
2005, tablet memenuhi syarat uji kerapuhan jika memiliki angka persentase kerapuhan tidak lebih dari 1.
d. Uji waktu hancur
Masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit ke dalam air bersuhu 36-38
o
. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Untuk tablet tidak
bersalut, waktu penghancuran yang diperlukan tidak lebih dari 15 menit Anonim, 1979.
e. Uji disolusi tablet
1. Penentuan panjang gelombang maksimum Parasetamol baku dilarutkan dalam larutan dapar fosfat monobasa
53
sehingga diperoleh konsentrasi larutan tertentu kemudian dilakukan scanning
panjang gelombang maksimum parasetamol dengan spektrofotometer UV. Panjang gelombang teoritis parasetamol pada
spektrofotometer UV = 243 nm. 2. Pembuatan kurva baku
Buat seri kadar kurva baku, kemudian diukur serapan parasetamol pada panjang gelombang maksimum yang didapat.
3. Penetapan kadar parasetamol yang terdisolusi Masukkan 3 tablet parasetamol pada media disolusi yaitu 900 ml larutan
dapar fosfat pH 5,8. Uji ini menggunakan alat disolusi tipe 2 dengan kecepatan 50 rpm. Ambil 5 ml cuplikan pada menit ke-10, 20, dan 30,
setiap pengambilan cuplikan ditambahkan ke dalamnya 5 ml larutan dapar fosfat. Kemudian ukur serapan dengan spektrofotometer UV dengan
panjang gelombang maksimum yang didapat yaitu 243,1 nm. Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 Q C
8
H
9
NO
2
dari jumlah yang tertera pada etiket Anonim, 1995.
2. Pembuatan larutan