setiap 4 jam sekali dan dicatat dalam status penderita. Dari hasil penelitian, semua hal yang harus diperiksa dan diukur sesuai ketentuan di atas, telah dilakukan oleh
pihak Rumah Sakit Sanglah terutama Bangsal Bakung Timur, hanya saja waktu pemeriksaan dan pengukuran rutin tidak dilakukan setiap 4 jam, tetapi tiap 8 jam,
bersamaan dengan waktu pemberian obat.
Pasien bedah sesar yang dirawat di Bangsal Bakung RS Sanglah periode Februari 2007 umumnya menjalani rawat inap selama 4 hari sebelum mereka
diijinkan pulang. Akan tetapi ada juga yang menjalani rawat inap pasca bedah sesar selama 3 hari, 5 hari atau 6 hari. Pasien yang menjalani rawat inap selama 3
hari sudah diijinkan pulang, karena secara klinis kondisinya sudah membaik. Pasien yang menjalani rawat inap lebih lama, umumnya karena harus menjalani
perawatan pre-operasi terlebih dahulu atau karena alasan keluarga, misalnya dirumah pasien sedang ada kematian, sehingga mengajak ibu dan bayi yang baru
dilahirkan untuk pulang, bagi sebagian besar masyarakat Bali merupakan hal yang tabu untuk dilakukan.
Tabel XVI. Lama Rawat Inap Pasien Bedah Sesar di Bangsal Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
No. Lama pasien dirawat
Jumlah pasien n=27
Presentase jumlah
1. 3 hari 5
18,5 2.
4 hari 14
51,9 3.
5 hari 7
25,9 4.
6 hari 1
3,7 Jumlah
27 100
E. Rangkuman Pembahasan
Karakteristik pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007, berdasarkan data yang diperoleh,
terdapat 27 kasus. Pasien dengan usia termuda atau dibawah 19 tahun sebanyak 1 pasien, yaitu usia 18 tahun, sedangkan usia pasien tertua adalah usia 41 tahun,
pasien terbanyak terdapat pada kelompok usia 30-34 tahun. Setiap pasien memiliki indikasi yang berbeda-beda, dimana indikasi ketuban pecah dini KPD
menduduki peringkat pertama, baik pada pasien dengan satu indikasi atau lebih dari satu indikasi, yaitu sebanyak 10 pasien atau 37. Peringkat kedua adalah
pasien dengan indikasi malposisi sebanyak 9 pasien atau 33,3. Peringkat ketiga yaitu pasien dengan indikasi lokus minoris resisten LMR sebanyak 8 pasien atau
29,6. Berdasarkan data tingkat pendidikan pasien, dapat dikatakan bahwa
pendidikan pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur masih cukup rendah. Hal tersebut terlihat dari masih adanya pasien yang tidak lulus SD dan hanya sedikit
sekali pasien yang mengenyam tingkat pendidikan sampai perguruan tinggi. Terkait dengan indikasi pasien melakukan bedah sesar, dalam hal ini tingkat
pendidikan pasien di Bangsal Bakung Timur periode Februari 2007 tidak dapat dihubungkan dengan indikasi mereka untuk melakukan bedah sesar.
Pasien yang dirawat di Bangsal Bakung Timur memiliki pekerjaan yang berbeda-beda, sebagian besar dari mereka adalah Ibu Rumah Tangga IRT.
Berdasarkan jenis pekerjaan pasien, tidak dapat dihubungkan dengan indikasi pasien melakukan bedah sesar. Pasien di Bangsal Bakung Timur dirawat dalam
dua kelas bangsal, yaitu kelas II dan III. Pasien yang menempati bangsal di kelas III jauh lebih banyak 92,6 daripada di kelas II, karena sebagian besar pasien
yang dirawat berasal dari keluarga miskin dan sebagian lagi dengan asuransi kesehatan.
Pada umumnya kelas terapi yang diterima adalah kelas terapi antiinfeksi, obat Obstetrik dan Ginekologi, obat gizi dan darah, analgetik, cairan elektrolit,
serta transfusi darah. Pada kasus bedah, antiinfeksi profilaksis diberikan untuk tindakan bedah tertentu yang sering disertai infeksi pasca bedah atau yang
berakibat berat bila terjadi infeksi pasca bedah. Pemberian antiinfeksi sesudah bedah sesar dianjurkan untuk tindakan profilaksis terhadap bahaya infeksi.
Antiinfeksi yang diterima oleh pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur adalah antibiotika yang terdiri dari ampisilin, amoksisilin,
sulbenisilin dan sefotaksim. Antibiotika profilaksis yang diterima oleh pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur, yang operasinya dilakukan secara
terencana adalah injeksi ampisilin atau sulbenisilin atau kedacilin 1-2 gram yang diberikan 1 jam sebelum operasi, atau untuk pasien kiriman yaitu 30 menit
sebelum operasi atau selama menunggu persiapan ruang operasi. Pemberian antibiotika dilanjutkan kembali setelah operasi selesai atau setelah bayi lahir,
umumnya dengan antibiotika amoksisilin atau kedacilin yang diberikan secara oral selama 3-7 hari.
Obat golongan oksitosik dianggap memberikan kemudahan dalam persalinan dan memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu, serta
mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan. Contoh obat oksitoksik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI