Terapi Penggolongan analgesik Nyeri a. Definisi

tranfusi darah untuk mengembalikan volume darah Manuaba, 1999. Selain dengan tranfusi darah, anemia karena adanya kekurangan gizi pada ibu hamil dapat diatasi dengan pemberian vitamin dan beberapa mineral yang penting untuk metabolisme. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme Ganiswara, Rosmiati, dan Wardhini, 2001. Vitamin adalah zat organik yang dalam jumlah kecil sekali essensial guna memelihara fungsi pertukaran zat yang normal dalam tubuh Anief, 2003. Mineral merupakan senyawa anorganik yang merupakan bagian penting dari enzim, mengatur berbagai fungsi fisiologis, dan dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan termasuk tulang Ganiswara, Rosmiati, dan Wardhini, 2001. Sumber vitamin dan mineral yang paling baik ialah makanan, sehingga orang sehat yang makanannya bermutu baik, sudah mendapat jumlah vitamin dan mineral yang cukup. Akan tetapi individu dengan diet rendah kalori, yaitu kurang dari 1200 kalorihari seringkali asupan vitaminnya kurang dan memerlukan tambahan. Selain terdapat dalam makanan, vitamin juga dapat diberikan dalam bentuk murni sebagai sediaan tunggal atau kombinasi. Sediaan untuk tujuan profilaksis harus dibedakan dari sediaan untuk tujuan pengobatan defisiensi Ganiswara, Rosmiati, dan Wardhini, 2001.

d. Penggolongan vitamin

Vitamin larut air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan sisanya dibuang, sehingga untuk mempertahankan saturasi jaringan maka vitamin larut air perlu sering dikonsumsi. Meskipun demikian, pemberian vitamin larut air dalam jumlah berlebihan selain merupakan pemborosan, juga mungkin menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Sebaliknya vitamin larut lemak dapat disimpan dalam jumlah banyak, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar daripada vitamin larut air Ganiswara, Rosmiati, dan Wardhini, 2001. Penggolongan vitamin berdasarkan kelarutannya, yaitu: 1 vitamin yang larut dalam air: tiamin vitamin B 1 , riboflavin vitamin B 2 , piridoksin vitamin B 6 , nikotinamida, asam folat, asam pantotenat, asam para-aminobenzoat, biotin vitamin H, rutin, sianokobalamin vitamin B B 12 , asam askorbat vitamin C. 2 vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K Anief, 2003. Sediaan vitamin untuk pengobatan hanya diperlukan untuk terapi penyakit defisiensi vitamin dan terapi suportif pada keadaan patologik di mana kebutuhan makanan sangat meningkat misalnya pada alkoholisme dan kaheksia pasca bedah Ganiswara, Rosmiati, dan Wardhini, 2001

4. Komplikasi-komplikasi Lain Bedah Sesar dan Terapinya a. Oksitosin

Oksitosik adalah obat yang merangsang kontraksi uterus Ganiswara, Syarif, dan Muchtar, 2001. Oksitosik adalah obat yang digunakan untuk merangsang otot polos uterus dan kelenjar susu mamae. Khasiatnya adalah kontraksi uterus dan stimulasi mulainya laktasi. Penggunaan oksitoksik dalam obstetrika atau ilmu kebidanan antara lain menstimulir mulai his, bila ada kelemahan his; dan setelah bersalin untuk mencegah perdarahan yang banyak Anief, 2003. Banyak obat memperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan. Obat yang bermanfaat itu adalah oksitosin dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat-obat tersebut memperlihatkan respon bertingkat graded response pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani Ganiswara, Syarif, dan Mucthar, 2001. Kepekaan pasien terhadap oksitosin sangat berbeda dan bergantung pada banyak faktor, akan tetapi terutama bergantung pada perbandingan kadar estrogen dan gestagen. Estrogen meningkatkan keterangsangan dan aktivitas spontan uterus. Gestogen menyebabkan uterus lebih tidak peka terhadap oksitosin. Khasiat oksitosin rendah pada awal kehamilan karena nisbah estrogen-gestagen rendah. Menjelang akhir kehamilan estrogen diproduksi dalam jumlah yang lebih besar oleh plasenta, yang mensensibilisasi otot uterus terhadap oksitosin. Di samping itu ketegangan dinding uterus akibat pertumbuhan fetus yang cepat secara refleks menyebabkan meningkatnya pembebasan oksitosin Mutschler, 1991. Oksitosin tidak hanya menyebabkan kontaksi otot uterus, melainkan juga otot polos kelenjar buah dada. Dengan demikian air susu ditekan dari ujung saluran menuju ke saluran pengeluaran. Pembebasan oksitosin dari hipofisis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tuberculosis Multi Drug Resistant Di Rumah Sakit X Periode Januari-Juni 2013.

0 0 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 1 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO PERIODE TAHUN 2009.

0 1 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 201

2 2 15

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM Evaluasi Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2010.

0 0 13

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH DI SALAH SATU RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG

0 0 6

Evaluasi penggunaan obat pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007 - USD Repository

0 1 148