abdomen Section Caesarean Abdomenalis

C. Komplikasi-komplikasi Bedah Sesar dan Terapinya 1. Infeksi

a. Definisi

Infeksi adalah proses masuknya mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, mikroplasma dan protozoa ke dalam tubuh manusia. Mikroorganisme tersebut mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit patogen, tetapi tidak selalu hal ini akan menyebabkan seseorang menjadi sakit secara klinis. Terdapat berbagai faktor yang akan menentukan apakah seseorang yang dimasuki oleh mikroorganisme akan menjadi sakit, antara lain jumlah mikroorganisme yang masuk, virulensi atau keganasan mikroorganisme, dan daya tahan tubuh manusia sendiri Anonim, 2006b. Pada pasien bedah sesar infeksi yang sering terjadi adalah infeksi nifas. Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas ringan ditandai dengan kenaikan suhu beberapa hari, infeksi nifas sedang ditandai dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi dan disertai dehidrasi, dan infeksi berat dengan peritonitis, dan sepsis. Infeksi berat biasanya sering dijumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang pecah terlalu lama. Secara umum gejala infeksi, antara lain timbulnya rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi, suhu tubuh sekitar 38 o C, dan bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan serta getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40 o C dengan kadang-kadang disertai menggigil Prawirohardjo, 1991.

b. Penyebab

Pada kasus-kasus bedah, terutama bedah sesar, kemungkinan terjadinya infeksi sangat besar yang disebabkan oleh adanya perobekan jaringan sehingga memudahkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, penggunaan antiinfeksi untuk tindakan profilaksis atau terapi sangat penting untuk mengatasi infeksi.

c. Terapi

Infeksi dapat diterapi dengan menggunakan antiinfeksi. Antiinfeksi yang sering digunakan dalam bedah sesar adalah antibiotika. Antibiotika yang sering digunakan dalam bedah sesar meliputi antibiotika profilaksis preventif dan antibiotika kuratif. Antibiotika profilaksis preventif digunakan untuk pencegahan terjadinya manisfestasi infeksi yang diduga akan terjadi, sedangkan antibiotika kuratif adalah antibiotika yang digunakan untuk pengobatan infeksi. Tindakan kuratif diberikan bila bakteri sudah masuk ke dalam tubuh manusia dan menimbulkan infeksi, maka dilakukan pengobatan dengan jalan membunuh atau mencegah perkembangbiakan bakteri, yaitu dengan menggunakan antibiotika, misalnya penisilin Manuaba, 1999. Pemberian antibiotika profilaksis diberikan 30 menit sebelum prosedur bedah. Antibiotika juga diberikan setelah kelahiran bayi. Dosis antibiotika profilaksis diberikan melalui tiga dosis terbagi selama 24 jam untuk pencegahan infeksi. Jika bedah sesar lebih dari 6 jam ataupun jika kehilangan darah lebih dari 1500 mL, diberikan dosis kedua antibiotika profilaksis. Kombinasi antibiotika yang sering digunakan adalah ampisilin 2 gram secara interavena

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tuberculosis Multi Drug Resistant Di Rumah Sakit X Periode Januari-Juni 2013.

0 0 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 1 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO PERIODE TAHUN 2009.

0 1 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 201

2 2 15

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM Evaluasi Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2010.

0 0 13

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH DI SALAH SATU RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG

0 0 6

Evaluasi penggunaan obat pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007 - USD Repository

0 1 148