b. bedah sesar sekunder
dalam hal ini kita bersikap menunggu kelahiran biasa partus percobaan, bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru
dilakukan bedah sesar. c.
bedah sesar ulang repeat caesarean section ibu pada kehamilan yang lalu mengalami bedah sesar previous caesarea
section dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan bedah sesar ulang.
d. bedah sesar histerektomi caesarean section hysterectomy
adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan bedah sesar, langsung dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi.
e. operasi Porro Porro operation
adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri dan tentunya janin sudah mati, dan langsung dilakukan histerektomi, misalnya
pada keadaan infeksi rahim yang berat Mochtar, 1998.
2. Jenis-jenis operasi bedah sesar:
a. abdomen Section Caesarean Abdomenalis
1 bedah sesar transperitonealis:
a bedah sesar klasik atau korporal dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
kira sepanjang 10 cm. Kelebihan dari bedah sesar dengan cara ini, antara lain pengeluaran janin menjadi lebih cepat, tidak mengakibatkan
komplikasi kandung kemih tertarik, dan sayatan bias diperpanjang proksimal atau distal. Adapun kekurangannya adalah infeksi mudah
menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik dan untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri
spontan. b bedah sesar ismika atau profunda atau low cervical
dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim low cervical transversal kira-kira 10 cm. Kelebihan dari bedah
sesar dengan cara ini adalah penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik, tumpang tindih dari peritoneal flap
baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum, perdarahan kurang, dan jika dibandingkan dengan cara klasik
kemungkinan ruptura uteri spontan kuranglebih kecil. Kekurangannya ialah luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat
menyebabkan atonia uterina putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak dan keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi.
2 bedah sesar ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis,
dengan demikian tidak membuka kavum abdominal. b.
vagina atau section caesarean vaginalis Mochtar, 1998.
3. Indikasi-indikasi bedah sesar
Indikasi bedah sesar biasanya merupakan indikasi absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana,
merupakan indikasi absolut untuk section abdominal. Diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan
lahir. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat vagina bisa terlaksana dengan keadaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI