Analisis situasi dan penentuan masalah
kondisi pasien saat pulang dari Bangsal Bakung Timur RS Sanglah periode Februari 2007. Data dibahas secara evaluatif dengan bantuan visualisasi tabel,
yang meliputi: 1.
distribusi usia pasien pada pasien pasca bedah sesar dikelompokkan menjadi 6 kelompok usia, yaitu
≤ 19 tahun, 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35- 39 tahun, dan
≥ 40 tahun. 2.
presentase usia pasien, indikasi, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan pasien, kelas bangsal, lama rawat inap dan kondisi pasien saat pulang dihitung dengan
cara menghitung jumlah tiap kasus kemudian dibagi dengan jumlah kasus keseluruhan dikalikan 100.
3. presentase golongan dan jenis obat yang digunakan dihitung dengan cara
menjumlahkan berapa kali golongan dan jenis obat yang digunakan pada setiap kasus, kemudian dibagi jumlah kasus bedah sesar dikalikan 100.
4. evaluasi penggunaan obat pada pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur
RS Sanglah periode Februari 2007, dengan cara mengidentifikasi DRPs yang terjadi terkait dengan penggunaan obat, antara lain:
a. butuh obat, yaitu ada indikasi penyakit tapi tidak diberi obat.
b. tidak perlu obat, yaitu terjadinya pemborosan biaya akibat penggunaan
obat yang berlebihan pada kasus-kasus yang sebenarnya tidak memerlukan obat.
c. obat yang diberikan salahtidak sesuai, yaitu pemberian obat yang tidak
sesuai dapat menyebabkan tidak tercapainya manfaat klinik yang optimal dalam pencegahan maupun pengobatan penyakit.
d. pasien mendapat dosis obat yang kurang.
e. munculnya efek samping akibat penggunaan obat.
f. adanya interaksi antara obat dengan obat lain akibat penggunaan secara
bersamaan g.
pasien mendapat dosis yang berlebih Identifikasi DRPs dilakukan dengan menggunakan metode SOAP subyek,
obyek, assessement, plan termodifikasi, dimana bagian plan diganti dengan
rekomendasi. Standar terapi yang digunakan adalah WHO tahun 2000, dan untuk melihat dosis obat serta bentuk sediaan obat digunakan Informatorium
Obat Nasional Indonesia IONI tahun 2000, MIMS tahun 2006, Informasi Spesialite Obat ISO Indonesia tahun 2002, AHFS Drug Handbook tahun
2003, serta Physicians Drug Handbook tahun 2003. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI