Kondisi Pasien dan Lama Rawat Inap yang Dijalani oleh Pasien Pasca

dua kelas bangsal, yaitu kelas II dan III. Pasien yang menempati bangsal di kelas III jauh lebih banyak 92,6 daripada di kelas II, karena sebagian besar pasien yang dirawat berasal dari keluarga miskin dan sebagian lagi dengan asuransi kesehatan. Pada umumnya kelas terapi yang diterima adalah kelas terapi antiinfeksi, obat Obstetrik dan Ginekologi, obat gizi dan darah, analgetik, cairan elektrolit, serta transfusi darah. Pada kasus bedah, antiinfeksi profilaksis diberikan untuk tindakan bedah tertentu yang sering disertai infeksi pasca bedah atau yang berakibat berat bila terjadi infeksi pasca bedah. Pemberian antiinfeksi sesudah bedah sesar dianjurkan untuk tindakan profilaksis terhadap bahaya infeksi. Antiinfeksi yang diterima oleh pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur adalah antibiotika yang terdiri dari ampisilin, amoksisilin, sulbenisilin dan sefotaksim. Antibiotika profilaksis yang diterima oleh pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur, yang operasinya dilakukan secara terencana adalah injeksi ampisilin atau sulbenisilin atau kedacilin 1-2 gram yang diberikan 1 jam sebelum operasi, atau untuk pasien kiriman yaitu 30 menit sebelum operasi atau selama menunggu persiapan ruang operasi. Pemberian antibiotika dilanjutkan kembali setelah operasi selesai atau setelah bayi lahir, umumnya dengan antibiotika amoksisilin atau kedacilin yang diberikan secara oral selama 3-7 hari. Obat golongan oksitosik dianggap memberikan kemudahan dalam persalinan dan memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu, serta mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan. Contoh obat oksitoksik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang diterima oleh pasien di Bangsal Bakung Timur antara lain oksitosin dan metilergometrin. Analgesik pada pasien pasca bedah sesar diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri pasca operasi, karena keluhan utama bagi pasien pasca bedah sesar adalah rasa nyeri yang timbul setelah operasi. Analgesik yang diberikan pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur adalah analgesik non opioid, yaitu asam mefenamat. Selain dapat mengalami nyeri pasca bedah, pasien juga dapat mengalami malnutrisi dengan berbagai tingkatan, terutama pada wanita hamil. Hal tersebut disebabkan oleh volume distribusi pada wanita hamil lebih besar dari wanita yang tidak hamil. Adanya fetus akan memperluas ruang lingkup sirkulasi darah pada ibu, karena darah yang berfungsi mengangkut nutrisi, selain diedarkan pada tubuh ibu juga harus diedarkan pada fetus. Malnutrisi dapat menekan kekebalan, mempermudah terinfeksi, dan mengganggu proses kesembuhan pasien yang bersangkutan. Oleh karena itu, pasien perlu mendapat terapi dengan obat yang dapat mempengaruhi gizi, contohnya vitamin C, vitamin B 1 dan vitamin B 12 , serta yang dapat mempengaruhi darah, contohnya fero sulfat, sehingga dapat mempercepat kesembuhan pasien. Pemberian cairan elektrolit bertujuan untuk mangganti cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi dan pendarahan saat bedah sesar, sehingga dapat mengembalikan pasien pada kondisi normal. Pemberian cairan elektrolit pada pasien pasca bedah sesar tergantung pada keadaan klinis pasien tersebut. Akan tetapi secara umum, cairan elektrolit diberikan sebagai terapi suportif, dengan tujuan memenuhi kebutuhan tubuh akan elektrolit yang sulit didapatkan selama sakit. Cairan elektrolit yang sering digunakan untuk terapi suportif adalah ringer dektrosa dan ringer laktat yang bersifat sementara, karena cepat menghilang dari peredaran darah. Penentuan pemberian transfusi darah tidak hanya ditentukan oleh banyaknya darah yang hilang, tetapi juga oleh kecepatan hilangnya darah dan kondisi fisik pasien. Pasien dengan kondisi kesehatan yang baik akan lebih mampu mengatasi kehilangan darah dibandingkan pasien dengan kondisi kesehatan yang kurangtidak baik. Pemberian kelompok terapi obat lain, di sini mungkin dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit komplikasi atau gejala yang menyertai penyakit tersebut. Golongan obat lain yang diterima oleh pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur terdiri dari obat golongan kortikosteroid contohnya deksametason dan analog prostaglandin contohnya misoprostol. Dari hasil penelitian diketahui bahwa drug related problems yang terjadi pada pasien bedah sesar di bangsal Bakung Timur adalah dosage too low, yaitu sebanyak 17 kasus. Kondisi pasien dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu terapi untuk pasien bedah sesar di rumah sakit yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa setelah menjalani pembedahan dan perawatan, semua pasien bedah sesar yang dirawat di Bangsal Bakung Timur RS Sanglah Denpasar pulang dengan kondisi klinis yang membaik yaitu sebanyak 27 pasien atau 100. Sepanjang Februari 2007, tidak ditemukan data pasien yang meninggal pasca bedah sesar. Mereka umumnya menjalani rawat inap selama 4 hari sebelum mereka diijinkan pulang. Akan tetapi ada juga yang menjalani rawat inap pasca bedah sesar selama 3 hari, 5 hari atau 6 hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tuberculosis Multi Drug Resistant Di Rumah Sakit X Periode Januari-Juni 2013.

0 0 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 1 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO PERIODE TAHUN 2009.

0 1 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 201

2 2 15

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM Evaluasi Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2010.

0 0 13

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH DI SALAH SATU RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG

0 0 6

Evaluasi penggunaan obat pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007 - USD Repository

0 1 148