Perilaku yang ditunjukkan anak pada TK Grha Asih Anak menunjukkan mulainya kemampuan anak untuk mampu membandingkan
prestasi mereka dengan orang lain sebaya. Hal ini merupakan salah satu motivasi internal anak. Ciri–ciri motivasi berprestasi ini adalah melakukan
sesuatu lebih baik dibandingkan dengan suatu standar keunggulan. Standar keunggulan bisa berhubungan dengan prestasi orang lain, prestasi diri
sendiri dan tugas yang harus dilakukan Monks,dkk. 1984. Pada TK Negeri 2, perilaku lain yang muncul adalah perilaku
mengobrol tentang tugas dan mengobrol tentang hal lain. Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk memproses informasi. Anak
usia prasekolah mempunyai keterbatasan dalam memproses informasi salah satunya berkaitan dengan perhatian Santrock, 1995. Pada usia
prasekolah anak hanya bisa memfokuskan perhatian sekitar 10 menit Rahman, 2002. Bila tidak terdapat hal-hal yang menarik perhatian maka
anak akan beralih perhatian habituation Santrock, 1995. Perhatian bisa dipertahankan lebih lama bila tugas yang diberikan menarik dan
memberikan suatu tantangan bagi anak. Bila tidak maka anak akan menunjukkan perilaku yang kurang disukai secara sosial yaitu mengobrol
tentang hal lain. Akan terjadi hal sebaliknya bila tugas yang diberikan memberikan
tantangan dan ketertarikan tersendiri bagi anak sehingga isi pembicaraan akan berkisar pada tugas yang diberikan misalnya tugas menggambar
bebas. Anak akan bereksplorasi tentang hal-hal yang diketahui dan ini bsa mengembangkan kemampuan kognitif dan seni anak.
Pada pelaksanaan metode pemberian tugas di ketiga TK, guru menerapkan teori perilaku yaitu operant conditioning theory. Pada teori ini
suatu respon dari suatu stimulus yang diikuti dengan kepuasan maka respon tersebut cenderung diulang. Sebaliknya bila respon diikuti oleh hal
yang tidak menyenangkan maka tidak akan dilakukan lagi. Terdapat unsur reinforcement hadiah dan punishment hukuman untuk mengontrol
perilaku anak di dalam kelas Suyanto, 2005. Hukuman dan hadiah pada setiap anak dapat berbeda karena
masing-masing anak mempunyai keinginan yang berbeda. disinilah guru dituntut untuk memahami anak didik secara individual. Kendala yang
muncul adalah jumlah atau ratio perbandingan anak guru dan anak didik yang mencapai lebih dari 1:10 sehingga kemampuan guru untuk
memahami masing-masing individu terbatas Rahman, 2005. Hal ini menyebabkan sering kali guru menyamaratakan hukuman dan hadiah bagi
anak didik. Sebuah kasus ketika seorang anak tidak melaksanakan tugas dan disuruh bermain diluar kelas, anak tersebut merasa senang karena
diijinkan untuk meninggalkan kegiatan kelas yang dianggap membosankan.
b. Metode Tanya Jawab dan Perilakunya
Pada usia prasekolah 3-6 tahun merupakan usia dimana rasa ingin tahu anak berkembang pesat. Pada usia ini anak menunjukkan
keingintahuan melalui bertanya dengan orang dewasa yang ada disekitarnya. Mereka lebih sering menyusun kata-kata dalam bentuk
pertanyaan daripada membuat suatu pernyataan Hurlock, 1997. Bila yang terjadi adalah sebaliknya, anak pasif dalam mengikuti metode tanya
jawab, banyak faktor yang mungkin menjadi penyebab misalnya pengalaman yang kurang menyenangkan ketika berbicara misalnya
terjadinya kerancuan bicara yang menyebabkan anak mengalami kritikan dari lingkungan seperti gagap stuttering, atau penggantian bunyi huruf
lisping Hurlock, 1978. Perilaku menyimak guru menjadi perilaku yang dominan muncul
pada TK Tarakanita. Perilaku ini bersifat pasif bagi kebanyakan anak karena hanya beberapa anak yang aktif menanggapi tanya jawab yang
dilakukan. Pada TK Grha Asih Anak perilaku yang muncul adalah perilaku
mengikuti dengan aktif. Di TK Negeri 2 perilaku yang muncul adalah perilaku menyimak guru dan mengikuti dengan aktif. Perilaku pada kedua
TK ini menandakan adanya keaktifan anak untuk turut andil dalam kegiatan tanya jawab. Disini anak belajar untuk berbahasa dengan baik,
serta mengembangkan self image yang positif Patmonodewo, 2003. Guru berperan penting untuk menciptakan kondisi yang membantu
perkembangan bicara anak Elliot,dkk. 2000. Dalam praktek pengajaran dikelas, diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk mendorong anak aktif
bertanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Metode Demonstrasi dan Perilakunya
Pada TK Grha Asih Anak, perilaku yang tampak dominan adalah perilaku mengikuti dengan aktif. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak
usia prasekolah yaitu anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, senang bereksperimen, mengekspresikan diri secara
kreatif, mempunyai imajinasi dan senang bicara Moeslichatoen, 2004. Metode ini menekankan unsur meniru imitasi terhadap perilaku
yang diperbuat oleh guru Santrock, 1995. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan anak prasekolah dimana mereka masih mencari bentuk
perilaku yang sesuai sehingga mereka meniru orang dewasa disekitar termasuk dalam hal ini untuk mengetahui suatu ilmu pengetahuan.
Hasil observasi ini didukung oleh angket yang disebarkan pada orang tua masing-masing anak. Angket ini berisi beberapa perilaku yang
dilakukan anak dirumah. Hasil penghitungan mean rata-rata angket TK Tarakanita masuk dalam kategori tinggi. Maksudnya adalah perilaku anak
kelas B5 selama dirumah menunjukkan perilaku yang disukai secara sosial. Pada TK Grha Asih Anak menunjukkan kategori sedang. Hal ini
berarti anak di TK tersebut menunjukkan perilaku yang disukai secara sosial meskipun terdapat beberapa perilaku yang masih harus dikurangi
karena kurang sesuai secara sosial. Angket pada TK Negeri 2 juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI