c. Metode Demonstrasi dan Perilakunya
Pada TK Grha Asih Anak, perilaku yang tampak dominan adalah perilaku mengikuti dengan aktif. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak
usia prasekolah yaitu anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, senang bereksperimen, mengekspresikan diri secara
kreatif, mempunyai imajinasi dan senang bicara Moeslichatoen, 2004. Metode ini menekankan unsur meniru imitasi terhadap perilaku
yang diperbuat oleh guru Santrock, 1995. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan anak prasekolah dimana mereka masih mencari bentuk
perilaku yang sesuai sehingga mereka meniru orang dewasa disekitar termasuk dalam hal ini untuk mengetahui suatu ilmu pengetahuan.
Hasil observasi ini didukung oleh angket yang disebarkan pada orang tua masing-masing anak. Angket ini berisi beberapa perilaku yang
dilakukan anak dirumah. Hasil penghitungan mean rata-rata angket TK Tarakanita masuk dalam kategori tinggi. Maksudnya adalah perilaku anak
kelas B5 selama dirumah menunjukkan perilaku yang disukai secara sosial. Pada TK Grha Asih Anak menunjukkan kategori sedang. Hal ini
berarti anak di TK tersebut menunjukkan perilaku yang disukai secara sosial meskipun terdapat beberapa perilaku yang masih harus dikurangi
karena kurang sesuai secara sosial. Angket pada TK Negeri 2 juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan hasil rata-rata sedang juga didapatkan dari penghitungan angket yang diberikan pada orang tua anak TK Negeri 2.
Kesesuaian perilaku anak yang dinilai secara sosial bergantung pada kultur setiap daerah. Masing-masing daerah mempunyai pandangan yang berbeda
tentang perilaku sosial yang dianggap sesuai, kurang sesuai ataupun tidak sesuai. Dalam sebuah penelitian, anak dalam kultur jawa sejak kecil dibiasakan untuk
bersopan santun dan hormat didepan orang tua. Hal ini menyebabkan anak menjadi kurang spontan dalam perilaku mereka Monks, dkk. 1984. Dengan
demikian penilaian sosial lebih berpihak secara positif pada anak yang menurut pada orang tua.
Penting untuk disadari bahwa usia prasekolah adalah usia untuk mengembangkan diri. Metode pengajaran yang baik mendukung anak untuk
mencoba, menjelajahi, menemukan, menguji-coba, merestrukturisasi, berbicara dan mendengar Santrock, 1995. Pendidikan di TK diharapkan dapat
memberikan pengalaman yang menyenangkan sehingga membuat anak termotivasi untuk mencari pengalaman lain.
Penilaian sosial yang berlebihan pada anak usia prasekolah bisa membentuk perilaku yang kurang mendukung bagi perkembangan anak. dalam
hal ini contohnya penilaian sosial dimana anak yang mengobrol hal lain dalam kelas dianggap berperilaku kurang disukai. Dalam tahap perkembangan
mengobrol ini menjadi suatu karakteristik anak untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru Moeslichatoen, 2004.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan secara intensif selama dua minggu pada ke tiga TK yaitu TK Tarakanita, TK Grha Asih Anak dan TK Negeri
2 ditemukan bahwa metode pemberian tugas adalah metode terbanyak yang diterapkan dalam menyampaikan materi yang telah diolah berdasar
visi dan misi masing-masing TK. Metode lain yang banyak digunakan adalah metode tanya jawab dan metode demonstrasi.
Perilaku yang muncul pada ketiga TK saat metode pemberian tugas dilakukan adalah perilaku menyimak guru, langsung mengerjakan tanpa
banyak tanya, mengerjakan sendiri dengan tekun. Ketiga perilaku ini termasuk perilaku yang diharapkan secara sosial dan menunjukkan
kematangan anak untuk masuk pada sekolah formal. Disisi lain, perilaku ini disebabkan adanya reinforcement baik itu positif dan negatif yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku anak. Perilaku lain yang muncul saat metode pemberian tugas adalah
perilaku mengobrol baik itu berhubungan dengan tugas maupun tidak. Mengobrol bisa mengindikasikan hilangnya perhatian anak. Pada usia
prasekolah perhatian anak dipengaruhi oleh hal-hal yang mencolok seperti kelucuan, gambar warna, dan hal lain yang menarik. Mereka hanya bisa
95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI