Metode Demonstrasi dan Perilakunya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan secara intensif selama dua minggu pada ke tiga TK yaitu TK Tarakanita, TK Grha Asih Anak dan TK Negeri 2 ditemukan bahwa metode pemberian tugas adalah metode terbanyak yang diterapkan dalam menyampaikan materi yang telah diolah berdasar visi dan misi masing-masing TK. Metode lain yang banyak digunakan adalah metode tanya jawab dan metode demonstrasi. Perilaku yang muncul pada ketiga TK saat metode pemberian tugas dilakukan adalah perilaku menyimak guru, langsung mengerjakan tanpa banyak tanya, mengerjakan sendiri dengan tekun. Ketiga perilaku ini termasuk perilaku yang diharapkan secara sosial dan menunjukkan kematangan anak untuk masuk pada sekolah formal. Disisi lain, perilaku ini disebabkan adanya reinforcement baik itu positif dan negatif yang mempengaruhi terbentuknya perilaku anak. Perilaku lain yang muncul saat metode pemberian tugas adalah perilaku mengobrol baik itu berhubungan dengan tugas maupun tidak. Mengobrol bisa mengindikasikan hilangnya perhatian anak. Pada usia prasekolah perhatian anak dipengaruhi oleh hal-hal yang mencolok seperti kelucuan, gambar warna, dan hal lain yang menarik. Mereka hanya bisa 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Metode tanya jawab digunakan oleh TK Tarakanita dan TK Negeri 2 sebagai alternatif metode kedua yang banyak digunakan. Perilaku yang muncul pada metode ini adalah menyimak guru dan mengikuti dengan aktif. Perilaku menyimak guru pada TK Tarakanita tidak dibarengi oleh perilaku mengikuti percakapan dengan aktif. Hal ini berbeda dengan tahap perkembangan bicara anak yaitu anak banyak mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang ada di lingkungannya. Metode demonstrasi menjadi pilihan kedua bagi TK Grha Asih Anak dan pilihan ketiga pada TK Tarakanita dan TK Negeri 2. Metode ini mengandung unsur meniru dan memunculkan perilaku menyimak guru dan mengikuti dengan aktif. Anak pada usia prasekolah masih dalam tahap pembentukan perilaku melalui imitasi meniru terhadap perilaku orang dewasa lain termasuk dalam hal menemukan sebuah pengetahuan.

B. Kelemahan Penelitian

Beberapa kelemahan dialami dan dirasakan peneliti selama proses penelitian antara lain : 1. Validitas penelitian; penggunaan metode observasi sebagai metode utama mempunyai kelemahan khususnya saat pelaksanaan observasi. Misalnya kemungkinan pembuatan kesimpulan seketika yang keliru terhadap metode, perilaku maupun kejadian yang terjadi di kelas dan bias pengamatan. Peneliti menyadari keterbatasan kompetensi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimiliki sehingga perlu untuk lebih banyak berlatih dan belajar mengolah kemampuan penggunaan metode observasi. 2. Tidak adanya asisten penelitian. Ini dikarenakan kebijakan sekolah yang membatasi jumlah peneliti didalam kelas. Hal ini menyebabkan data observasi perilaku yang terkumpul terbatas pada perilaku utama yang ditampakkan tidak bisa melihat perilaku anak secara lebih detail misalnya tidak semua isi pembicaraan bisa didengar. 3. kerahasiaan data satuan kegiatan harian TK Tarakanita karena satuan kegiatan ini dibuat dalam rapat pleno secara nasional. Hal ini menyebabkan peneliti hanya bisa mendokumentasikan garis besar langkah pembuatan. 4. angket pada orang tua yang digunakan sebagai data tambahan tidak mengalami proses ujicoba sehingga menyebabkan hasil angket kurang valid.

C. Saran

Penerapan metode pengajaran yang tepat pada anak usia prasekolah sangat penting mengingat periode emas kehidupan yang dilalui masing-masing anak sebagai individu. Beberapa saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pihak Taman Kanak-kanak dan Dinas terkait Mengingat anak usia prasekolah mempunyai kekhasan masing- masing sebagai individu dan tugas TK sebagai lembaga prasekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI