Latar Belakang Studi deskkriptif tentang metode pengajaran dan perilaku anak di TK Negeri dan TK Swasta di Kota Yogyakarta.
meliputi Taman Kanak-Kanak TK, Raudhatul Athfal RA dan bentuk lain yang sederajat, nonformal kelompok bermain, tempat penitipan anak, dan bentuk lain
yang sederajat, dan informal pendidikan keluarga atau yang diselenggarakan lingkungan Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 78. Sebagai jalur
pendidikan formal, TK wajib mengikuti standarisasi yang dibuat dan ditetapkan pemerintah berupa acuan kurikulum dasar pendidikan prasekolah meskipun dalam
pelaksanaan harian pemerintah membebaskan pihak TK untuk modifikasi program pengajaran sesuai karakteristik TK yang bersangkutan.
Di negara khususnya wilayah ASEAN, kepemilikan TK didominasi oleh sektor swasta private. Hal yang sama terjadi di Indonesia dimana lebih dari 99
TK dikelola oleh swasta. TK Negeri adalah TK yang mendapatkan Surat Keputusan Kenegerian dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan sedangkan TK Swasta
adalah milik perseorangan, kelompok orang, atau yayasan yang dikelola secara mandiri. Perbedaan kepemilikan ini secara otomatis berpengaruh pada kekhasan
modifikasi program pengajaran yang diterapkan masing-masing TK. Kekhasan program pengajaran dipengaruhi oleh karaktristik TK dan visi serta misi yang
dijadikan pedoman pendirian TK. Kekhasan yang dihasilkan mendukung pencapaian tujuan pendidikan di masing-masing TK yang bersangkutan Patmonodewo, 2003.
Perkembangan jaman menyebabkan perkembangan TK semakin pesat. Lembaga prasekolah ini disadari maupun tidak telah berlomba menghadirkan
program tambahan dan memodifikasi metode pengajaran sesuai tuntutan publik. Publik dalam hal ini orang tua cenderung melihat keberhasilan akademik sebagai
suatu sisi terpenting dalam perkembangan anak usia prasekolah. Hal ini semakin dipicu dengan diterapkannya tes masuk berupa tes baca, tulis, dan hitung pada
beberapa Sekolah Dasar favorit Sindo, Mei 2007. Realita tuntutan kemampuan akademik seperti di atas memicu kekhawatiran
orang tua berkaitan dengan kontinuitas pendidikan yang dijalani anak mereka. Kebanyakan dari mereka khawatir anaknya tidak bisa masuk di Sekolah Dasar karena
belum mampu untuk membaca, menulis dan berhitung dengan baik. Dampaknya orang tua yang mampu secara finansial mengikutkan anak mereka pada les tambahan
seperti membaca, menulis dan berhitung diluar jam kegiatan anak di TK. Semua ini dilakukan orang tua dengan harapan bahwa anak akan mempunyai bekal untuk
kelanjutan pendidikan ke jenjang berikutnya. Secara tidak sadar orang tua menuntut anak untuk mengalami fase perkembangan yang lebih cepat dibandingkan fase yang
seharusnya dilalui. Anak tidak lagi menjadi dirinya melainkan rekaan orang tua Drost dalam Perilaku Anak Usia Dini, 2003.
Suatu hal yang penting untuk diketahui dan dimengerti bahwa masa usia prasekolah 3-6 tahun adalah masa bermain bukan masa tekanan yang bisa
menimbulkan stres dan menghilangkan keceriaan anak Hawadi, 2001. Tekanan yang berlebihan pada anak memunculkan berbagai perilaku yang dinilai tidak sesuai
secara sosial. Perilaku yang muncul seperti perilaku malas pergi ke sekolah dengan berbagai alasan seperti ngantuk, capek, bosan bahkan mengaku sakit perut sering kali
diutarakan anak ketika diajak berangkat ke TK Ayahbunda, maret 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasar penelitian, perilaku sosial yang terjadi pada usia prasekolah cenderung menetap dalam diri anak hingga dewasa Furman Bierman, 1983 dalam
Santrock, 1995. Perilaku yang kurang sesuai secara sosial seperti yang disebutkan diatas akan menghambat usaha pendidikan yang dilakukan orang tua dan guru. Tak
jarang orang tua menyikapi perilaku ini secara keliru yaitu memarahi, memaksa bahkan menghukum anak yang tidak mau mengikuti kegiatan TK. Mereka lalai untuk
memperhatikan dan mempertanyakan sebab eksternal yang mungkin dialami anak di TK sehingga mereka sampai bereaksi dengan menunjukkan perilaku yang dianggap
kurang sesuai secara sosial. Hal ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan sosial anak dikemudian hari.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Diane Burts dan rekan-rekannya 1989 ditemukan bahwa
praktik pembelajaran yang tidak cocok bagi perkembangan anak cenderung memunculkan perilaku yang berkaitan dengan stres Santrock, 1995.
Penelitian lain yang dilakukan Hirsh-Pasek dan rekan 1989 tidak menemukan adanya manfaat ataupun kelebihan yang berarti pada anak-anak yang mengikuti
program pendidikan masa awal anak-anak dengan orientasi akademik yang tinggi dibandingkan anak-anak dengan orientasi akademik rendah, yang ditemukan adalah
adanya beberapa pengaruh yang membahayakan seperti tingkat kecemasan yang lebih tinggi, kurang kreatif, dan respon yang kurang positif terhadap sekolah
Santrock, 1995. Penelitian lainnya berjudul Analisa Model Pendidikan Prasekolah Pada
Pembentukan Anak Cerdas, Sehat dan Berkarakter yang dilakukan oleh Dr. Dwi Hastuti yang dilakukan di tiga kelompok anak prasekolah yang berbeda yaitu
kelompok TK, KPSBB sebuah kelompok prasekolah yang dibentuk dengan konsep menyertakan ibu secara aktif dalam kegiatan belajarnya, dan kelompok non TK
kelompok anak yang tidak ikut TK menemukan bahwa tingkat stres pada kelompok anak TK ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok anak KPSBB dan
non TK www.halalguide.infocontentview
. Berbagai respon negatif yang muncul menunjukkan praktik pengajaran yang
tidak sesuai dengan perkembangan anak sehingga mereka tidak bisa menikmati fase perkembangannya dengan baik karena mendapat tekanan dan tuntutan berlebihan dari
lingkungan. Sering kali tuntutan berlebihan dari lingkungan menghambat keinginan anak untuk bereksplorasi Rahman, 2002.
Ketidaksesuaian praktik pendidikan TK yang terjadi juga menjadi sorotan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo dalam sebuah forum menyebut tes
baca, tulis dan hitung yang diberlakukan bagi anak-anak calon SD sebagai suatu tes yang tidak proporsional. Menurut beliau anak usia tersebut masih dalam masa transisi
atau peralihan lingkungan keluarga ke sekolah Kompas, Maret 2006. Semua orang tua menginginkan hal terbaik bagi perkembangan anak. Tolak
ukur yang sering digunakan orang tua untuk menilai perkembangan anak adalah teman sebaya. Hal ini membuat mereka mereka membuat perbandingan antara satu
anak da lainnya. Orang tua dan lingkungan perlu memahami bahwa anak adalah suatu pribadi individu yang utuh dan khas. Setiap anak mengikuti pola perkembangan
yang unik antara satu dan lainnya Santrock, 1995. Ini yang menjadi kekhasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan usia prasekolah dimana orang tua harus jeli melihat perkembangan diri anaknya Sindo, Mei 2007.
Realita pendidikan prasekolah yang menimbulkan dilema antar pola pikir satu pihak dan lainnya menjadi sebuah tantangan besar bagi dunia pendidikan prasekolah
di Indonesia khususnya Yogyakarta sebagai kota didirikannya Taman Indria sebagai cikal bakal pendidikan prasekolah TK di seluruh Indonesia. Perbedaan kepemilikan
antara TK Negeri dan TK Swasta dengan visi-misi yang menyertai berdirinya TK juga berpengaruh pada pengolahan materi pendidikan dalam bentuk kurikulum ke
dalam metode pengajaran sesuai dengan fase perkembangan anak sehingga mendukung perkembangan kepribadian anak.
Beberapa pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada adalah bentuk metode pengajaran apa yang banyak dipilih guru dan bagaimana penerapan metode
tersebut dalam kegiatan kelas pada TK Negeri dan TK Swasta. Peneliti juga ingin mengetahui perilaku apa yang banyak muncul ketika metode pengajaran tertentu
dilakukan dalam kegiatan kelas di TK Negeri dan TK Swasta yang menjadi subjek penelitian.
TK dipilih secara random dengan beberapa kriteria tertentu di wilayah kota Yogyakarta.
Hal ini penting untuk diketahui sebagai wacana baru bagi pengembangan pendidikan prasekolah khususnya di wilayah kota Yogyakarta ke arah yang lebih baik
terlebih bagi pengembangan metode pengajaran yang diterapkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI