Metode Pengajaran Taman Kanak-Kanak a. Metode Pengajaran

suatu kurikulum untuk anak, guru harus memilih tujuan, cara mengorganisasikan isi kurikulum, memilih bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana urutan pelajaran dan bagaimana penilaian terhadap hasil belajar anak dan analisis program itu sendiri Padmonodewo, 2003. Metode pengajaran adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan mentrasfer pengetahuan antara guru dan murid secara baik Pasaribu Simanjuntak, 1983. Metode berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia 1983 diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan. Mengajar berarti proses yang dilakukan seseorang dengan tujuan: a. memberi pelajaran misalnya berhitung, membaca, dan sebagainya, b. melatih misalnya menari, menyanyi, dan sebagainya. Metode pengajaran diartikan sebagai proses yang dilakukan seseorang dengan memberi pelajaran atau melatih melalui cara yang sistematis untuk mencapai sesuatu Salah satu dokumen dikeluarkan oleh National Association for the Education of Young Children NAEYC berkaitan dengan praktik pengajaran antara lain : 1. guru menyiapkan lingkungan bagi anak untuk belajar mengeksplorasi dan interaksi aktif dengan orang dewasa, anak- anak lain, dan benda-benda; 2. anak diijinkan memilih kegiatan mereka sendiri diantara kegiatan yang sudah dipersiapkan guru; 3. anak diharapkan aktif secara mental dan fisik Santrock, 1995. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran yang digunakan di TK yaitu apa karakteristik anak yang diajar dan bagaimana karakteristik tujuan kegiatan. Karakteristik anak yang dimaksud adalah bagaimana ciri khas anak usia TK. Pada umumnya mereka adalah anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, senang bereksperimen, mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi, dan senang bicara Moeslichatoen, 2004. Karakteristik anak usia dini yang khas ini penting untuk dipahami karena beberapa alasan seperti mengetahui hal-hal apa yang dibutuhkan anak, mengetahui tugas perkembangan anak, menaruh harapan dan tuntutan secara realistis, mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat dan mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. Karakteristik tujuan berhubungan erat dengan tahapan perkembangan yang dialami oleh anak. Bidang pengembangan yang menjadi karakteristik tujuan pendidikan TK berdasar pedoman pendidikan prasekolah yang ditetapkan Dinas Pendidikan adalah pengembangan pembiasaan yaitu pengembangan moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan fisik-motorik dan pengembangan seni Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Pengembangan ini berkaitan langsung dengan perkembangan anak sesuai tahap perkembangan usia anak sebagai berikut: 1 Perkembangan fisiologis dan motorik; pada usia 4-6 tahun anak memerlukan pelepasan energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik termasuk motorik kasar dan halus. Anak perlu dibimbing untuk melakukan beberapa gerakan untuk mengembangkan kemampuan otot motorik sesuai perkembangan fisiknya seperti naik-turun tangga, meloncat, berlari kencang, menulis, menggambar, menggunakan sendok-garpu, menulis, menggunting, membawa barang Einon, 2005. 2 Perkembangan kognitif; berdasar teori Piaget, usia 2-7 tahun memasuki fase praoperasional dengan ciri egosentrisme dan intuitif yang kental. Pada fase ini anak secara intuitif mulai yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka namun belum sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu. Santrock, 1995. Contohnya anak mulai bisa menulis namanya jika ditunjukkan contoh penulisan, atau anak bisa mengurutkan angka dari 1 – 10 tapi belum paham bahwa 7 lebih besar dari 3 Einon, 2005. 3 Perkembangan bahasa; sejak usia 3 tahun anak mulai menggunakan kalimat sederhana meski kadang kala bahasa yang digunakan terdengar ganjil bagi orang dewasa Santrock, 1995. Anak sudah punya kemampuan misalnya berbicara dengan sederhana seperti “aku makan nasi goreng”, mengajukan pertanyaan pada guru dan menanggapi ucapan teman Einon, 2005. 4 Perkembangan psikososial; memasuki tahap inisiatif vs rasa bersalah. Krisis yang terjadi pada anak adalah antara inisiatif dan melaksanakan inisiatif tersebut, serta rasa bersalah untuk melakukan apa yang ingin dilakukan anak. Apabila perkembangan rasa bersalah lebih besar dari inisiatif maka anak akan takut bertindak karena takut disalahkan Jamaris, 2006. 5 Perkembangan seni. Pengembangan ini memungkinkan anak untuk bereksplorasi dan berekspresi atas perasaannya sehingga secara tidak langsung melalui seni anak dilatih untuk mengkomunikasikan perasaannya Craft, 2003. Karakteristik anak dan karakteristik tujuan adalah dua faktor penting yang menyebabkan beragamnya pemilihan metode pada TK bukan suatu hal yang sederhana dan mudah Moeslichatoen, 2004. Selain itu terdapat tiga faktor lain yang berpengaruh dalam pemilihan metode yaitu : 1. Tempat kegiatan dilakukan. Beberapa kegiatan lebih sesuai dilakukan di kelas namun kegitan lain lebih sesuai di luar kelas. 2. Tema apa yang dipilih. Tema yang baik berkaitan langsung dengan anak sehingga menarik dan bermakna bagi anak misalnya tema aku, lingkungan ,rekreasi dan sebagainya.