51
dan fotonya tersebar di mana-mana. Keinginan tersebut merupakan proyeksi dari dampak televisi serta kepercayaan pria paruh baya terhadap mitos daerah.
2.6.1.1.1 Dampak Televisi
Televisi merupakan sebuah kontrol sosial yang ampuh. Televisi memiliki satu kekuasaan untuk memastikan bahwa orang-orang dapat melakukan sesuatu
berdasarkan apa yang dicitrakannya. Televisi mampu memastikan seseorang untuk bergerak mengikuti realitas-realitas yang diproduksi oleh model-model
media. Piliang 2004: 207 menyebut bahwa media menjelma menjadi seakan- akan sebuah gravitasi, yaitu siapa pun akan berputar mengelilingi titik
sentrumnya, dan patuh terhadap gaya gravitasinya. Lihat saja, perkembangan handphone dan budaya selfie yang merambah dunia. Bahkan untuk pria 40
tahunan ini, eksis, selfie, dan terkenal merupakan suatu kebutuhan yang patut diwujudkan dibandingkan kebutuhan akan makan, minum, atau kebutuhan primer
lainnya.
2.6.1.1.2 Kepercayaan Masyarakat
Selain makna konotasi di atas, terdapat sebuah penggambaran sifat manusia yang tidak ragu-ragu mengungkapkan permintaannnya kepada suatu hal yang
lebih berkuasa dibanding dengannya. Godaan penawaran oleh jin, diterima tanpa keraguan sedikit pun oleh pria 40 tahunan. Ini mencerminkan sebuah pemahaman
pria paruh baya bahwa jin merupakan bentuk “pertolongan” atau “keberuntungan”
atas kehidupannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
“Pertolongan” atau “keberuntungan” itu dapat dijabarkan melalui kode kebudayaan pada aspek yang bersifat mitos dan bawah sadar. Mitos yang
diperlihatkan ialah kepercayaan akan roh-roh halus yang berada pada tempat- tempat kediaman penduduk atau sawah, di ladang, di makam-makam, dan tempat-
tempat keramat lainnya yang dianggap mempunyai kekuatan gaib dan istimewa. Selain mempunyai kekuatan gaib, diyakini terdapat barang-barang keramat
yang juga dianggap mempunyai kekuatan gaib misalnya: keris, tombak, cincin permata, dll. Untuk itu orang kadang-kadang berusaha memiliki barang-barang
yang berkekuatan gaib itu sebanyak-banyaknya, karena barang-barang itu dianggap mempunyai pengaruh dalam kehidupan mereka. Ini semua mereka
lakukan ini merupakan tujuan untuk memperoleh keselamatan dan kebahagian hidupnya. Oleh karena itu, kemunculan jin dari lampu ajaib, ditangkap pria paruh
baya sebagai roh berkekuatan gaib yang mampu mengubah kehidupan dan dapat mengabulkan segala permintaannya berdasarkan pemahaman yang diperolehnya
dari televisi dan mitos daerah. Jadi, secara keseluruhan, sistem penandaan tataran denotasi dan konotasi
pada Adegan 5 dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5: Penandaan Denotatif dan Konotatif Adegan 5
No. Sub
Tanda Denotasi
Konotasi
1 Tokoh
Pria Paruh
Baya Respon
Pria paruh baya berkata,
“Nah, Jin. Aku pengin
terkenal se- Indonesia.
Fotoku eksis dimana-
mana”. Seorang pria dewasa
yang ingin terkenal dan fotonya tersebar di
mana-mana. Kemunculan jin dari
lampu ajaib, ditangkap pria paruh
baya sebagai roh berkekuatan gaib
yang mampu mengubah kehidupan
dan dapat mengabulkan segala
permintaannya berdasarkan
53
pemahaman yang diperolehnya dari
televisi dan mitos daerah.
2.7 Adegan 6
Pada Gambar 8, tokoh jin menunjukkan sebuah tanda kesepakatan melalui tanda verbal
”Ok. Foto dulu yah?” dan tanda visual raut wajah riang dan gerakan tangan seperti sedang memotret sesuatu. Selanjutnya berdasarkan tanda visual dan
tanda verbal ini akan tersaji dalam tokoh jin. Tanda visual dan tanda verbal yang
disebutkan dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah:
Gambar 8: Adegan 6 2.7.1 Tokoh Jin
Sistem penandaan pada aspek tokoh jin akan tersaji dalam persetujuan.
2.7.1.1 Persetujuan
Tanda verbal dan tanda visual yang menonjol pada tokoh jin dapat ditelusuri makna konotatifnya berdasarkan gestikulan
____
isyarat sebagai pelengkap bahasa vokal atau komponen pelengkap komunikasi vokal. Gestikulan pada aspek ini
54
menunjukkan citra jin yang tak dapat ditunjukkan secara gamblang dalam ujaran, juga mengenai apa yang tengah dipikirkan oleh jin. Ujaran tanda verbal dan
gestikulasi tanda visual merupakan suatu sistem komunikasi terintegrasi tunggal, dan keduanya bekerja sama untuk mengungkapkan makna yang ingin
disampaikan jin. Berdasarkan penggolongan gestikulan menurut David McNeill dalam
Danesi, 2010: 82, tanda visual dan tanda verbal pada Gambar 8 digolongkan sebagai gestikulan ikonis. Gestikulan ini menunjukkan kemiripan antara sumber
acuan atau wilayah acuan dengan sebuah ucapan. Pada efeknya, isyarat ini merupakan ikon visual dari tindakan yang tengah dibicarakan, dan
mengungkapkan citra ingatan jin sekaligus sudut pandangnya. Selain itu, representasi yang diperoleh dari tanda verbal dan tanda visual
tersebut ialah pengabulan permintaan yang sulit dengan mudahnya. Hal ini merepresentasikan sebuah kejanggalan karena jalan ketenaran yang diminta
diberikan secara cuma-cuma tanpa pemberitahuan tantangan, hambatan, dan konsekuensi yang diperkirakan akan datang.
Jadi, secara keseluruhan, sistem penandaan tataran denotasi dan konotasi
pada Adegan 6 dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 6: Penandaan Denotatif dan Konotatif Adegan 6
No. Sub
Tanda Denotasi
Konotasi
1 Tokoh Jin
Persetujuan Jin berkata, ”Ok.
Foto dulu yah?”. Jin menyetujui
suatu permintaan serta meminta
untuk memfoto. Pengabulan
permintaan pria paruh baya dengan
mudahnya suatu hal yang janggal.
55
2.8 Adegan 7
Tampilan Adegan 7 menunjukkan tanda visual proses pemotretan pria paruh baya. Proses itu diawali dengan penampilan wajah ceria dari pria tersebut, terus
berlanjut pada adegan saat ia berpose seperti sedang merokok. Perubahan air muka, ekspresi wajah, serta kesegaran kulitnya berubah drastis. Dari yang ceria ke
suram, dari yang segar ke kuyu, hingga nampak tirus dan kusam wajahnya. Dari tanda yang menonjol ini, kemudian akan diuraikan menjadi tokoh pria paruh baya.
Tanda visual yang disebutkan dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah:
Gambar 9: Adegan 7 2.8.1
Tokoh Pria paruh Baya
Sistem penandaan pada aspek tokoh pria paruh baya akan tersaji menjadi sub proses. Berikut ini penjelasannya:
2.8.1.1 Proses Secara keseluruhan, Gambar 9 menunjukkan perubahan yang signifikan.
Proses yang ditujukan oleh Adegan 7 memperlihatkan gambaran secara jelas bahwa pengabulan permintaan ketenaran dari pria paruh baya terwujud dengan
metode yang tak terpikirkan olehnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI