Adegan 4 MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI BERDASARKAN TANDA-

48 Pada Gambar 6 disebutkan bahwa terdapat tanda visual berupa ancungan jempol yang dilakukan oleh jin. Dalam kode kebudayaan, dapat dilihat dari aspek gerakan bawah sadar dan bersifat kolektif. Aspek ini mencerminkan bahwa hanya kebiasaan orang Jawa yang akan mengacungkan jempol jika ingin mempersilahkan mitra bicaranya untuk berbicara. Adapun tanda bahasa tubuh ini termasuk dalam faktor kesopanan dan penghormatan. Dalam kehidupan bermasyarakat Jawa apalagi mereka yang masih mengikuti bahkan menuruti tingkah laku, tata krama, dan perbuatan para leluhurnya, akan jelas terlihat penggunaan bahasa tubuh dan tindak tutur yang diperbuatnya. Misalkan saja perwujudan sikap hormat terhadap golongan kelas sosial tertentu. Hal yang diperhatikan ialah tutur bahasa pada waktu berbicara atau bertemu serta gaya bahasa yang menyertainya. Kebiasaan Jawa menekankan bahwa saat bertemu pertama-tama mengucapkan “Sugeng” apa kabar dilanjutkan dengan berjabat tangan dan saling mempersilahkan duduk di tempat duduknya masig-masing. Cara mempersilahkan duduk dengan badan agak membungkuk atau condong ke depan dan tangan kanan diacunkan ke arah tempat duduk yang dimaksud. Sewaktu mengacungkan tangan kanan tersebut, keempat jari tangan yaitu: telunjuk, jari tengah, jari manis, serta kelingking dilipat seperti menggenggam sesuatu, sedangkan ibu jari diacungkan menunjukkan arah yang dimaksudkan. Sikap tangan kiri telapak tangan kiri ditempelkan di perut bagian bawah. Dalam membuka pembicaraan pun, apabila hendak menekankan suatu pembicaraan atau menggunakan isyarat tangan, maka tangan kanannya digerak- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 gerakan atau diacung-acungkan dan keempat jari terlipat, ibu jari diacungkan, seperti sikap telapak tangan di atas. Dengan demikian, berdasarkan kode hermeneutik dan kode kebudayaan yang dijelaskan pada poin 2.5, tanda yang terdapat pada Gambar 6 bermakna konotasi tata krama dalam percakapan masyarakat Jawa. Jadi, secara keseluruhan, sistem penandaan tataran denotasi dan konotasi pada Adegan 4 dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4: Penandaan Denotatif dan Konotatif Adegan 4 No. Sub Tanda Denotasi Konotasi 1 Tokoh Jin Tindakan Acungan jempol Gerakan tubuh berupa acungan jempol. Tata krama dalam kebudayaan masyarakat Jawa.

2.6 Adegan 5

Adegan 5 memperlihatkan beberapa tanda visual dan tanda verbal. Tanda visual berupa penampakan tokoh pria paruh baya yang memegang lampu emas dan tokoh jin. Tanda verbal berupa ucapan pria tersebut kepada jin, ”Nah, Jin. Aku pengin terkenal se-Indonesia. Fotoku eksis dimana- mana”. Berdasarkan tanda visual dan tanda verbal ini, sistem penandaan tataran kedua akan tersaji menjadi dua, yaitu a tokoh pria paruh baya dan b kepercayaan masyarakat. Tanda visual dan tanda verbal yang disebutkan dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah: 50 Gambar 7: Adegan 5 2.6.1 Tokoh Pria paruh Baya Sistem penandaan yang menonjol pada tokoh pria paruh baya berasal dari aspek respon yang dilakukannya.

2.6.1.1 Respon

Berdasarkan tanda verbal yang diungkapkan sebelumnya, dapat ditangkap pesannya dengan bantuan kode hermeneutik dan kode kebudayaan. Pada kode hermeneutik ada pada aspek respons dari tawaran sebelumnya lihat penjelasan 2.5. H al itu terlihat dari kalimat “Nah, Jin. Aku pengin terkenal se-Indonesia. Fotoku eksis dimana-mana ”. Jika dihubungkan kembali dengan poin 2.2.1.1 mengenai usia pria, respons yang disampaikannya merupakan sebuah refleksi keinginan terpendam yang berusaha diwujudkan berdasarkan perkembangan zaman saat itu. Keinginannya ialah berusaha untuk menyamai perkembangan zaman yaitu ingin eksis, terkenal, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 dan fotonya tersebar di mana-mana. Keinginan tersebut merupakan proyeksi dari dampak televisi serta kepercayaan pria paruh baya terhadap mitos daerah.

2.6.1.1.1 Dampak Televisi

Televisi merupakan sebuah kontrol sosial yang ampuh. Televisi memiliki satu kekuasaan untuk memastikan bahwa orang-orang dapat melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dicitrakannya. Televisi mampu memastikan seseorang untuk bergerak mengikuti realitas-realitas yang diproduksi oleh model-model media. Piliang 2004: 207 menyebut bahwa media menjelma menjadi seakan- akan sebuah gravitasi, yaitu siapa pun akan berputar mengelilingi titik sentrumnya, dan patuh terhadap gaya gravitasinya. Lihat saja, perkembangan handphone dan budaya selfie yang merambah dunia. Bahkan untuk pria 40 tahunan ini, eksis, selfie, dan terkenal merupakan suatu kebutuhan yang patut diwujudkan dibandingkan kebutuhan akan makan, minum, atau kebutuhan primer lainnya.

2.6.1.1.2 Kepercayaan Masyarakat

Selain makna konotasi di atas, terdapat sebuah penggambaran sifat manusia yang tidak ragu-ragu mengungkapkan permintaannnya kepada suatu hal yang lebih berkuasa dibanding dengannya. Godaan penawaran oleh jin, diterima tanpa keraguan sedikit pun oleh pria 40 tahunan. Ini mencerminkan sebuah pemahaman pria paruh baya bahwa jin merupakan bentuk “pertolongan” atau “keberuntungan” atas kehidupannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

MAKNA IDENTITAS SOSIAL DALAM IKLAN ROKOK DI TELEVISI (Analisis Semiotik Dalam Iklan Rokok Djarum 76 versi “Jin Botol”)

0 8 21

MAKNA IDENTITAS SOSIAL DALAM IKLAN ROKOK DI TELEVISI (Analisis Semiotik Dalam Iklan Rokok Djarum 76 versi “Jin Botol”)

0 6 21

Representasi Korupsi Pada Tayangan Iklan Djarum 76 (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Korupsi Dalam Tayangan Iklan Djarum 76)

7 42 99

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi).

0 1 127

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi).

0 2 127

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi).

1 13 94

1 PENGGAMBARAN KONSEP EKSIS DENGAN MEROKOK DALAM IKLAN TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN TELEVISI DJARUM 76 VERSI “PENGEN EKSIS”)

0 0 11

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi)

0 0 16

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi)

0 1 20

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi)

0 0 20