Penggabungan Dua Mitos Adegan 3

47 dan b lampu emas ajaib. Tanda visual dan tanda verbal yang disebutkan dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah: Gambar 6: Adegan 4 2.5.1 Tokoh Jin Sistem penandaan yang menjol pada aspek tokoh jin akan tersaji dalam tindakan.

2.5.1.1 Tindakan

Berdasarkan tanda verbal dan tanda visual pada Gambar 6, pesan dapat ditangkap melalui bantuan kode hermeneutik dan kode kebudayaan. Kode heremeneutik terlihat pada aspek artikulasi cara pemberian pertanyaan. Aspek ini sangat mudah dikenali dari struktur bahasa dengan model kalimat tawaran. Tawaran jin ini kemudian menuju pada respons atau jawaban oleh tanda visual pria 40 tahunan yang berada di depannya. Pada kode kebudayaan, aspek yang dapat ditangkap melalui pengetahuan turun-temurun oleh masyarakat Jawa mengenai tata kelakuan. 48 Pada Gambar 6 disebutkan bahwa terdapat tanda visual berupa ancungan jempol yang dilakukan oleh jin. Dalam kode kebudayaan, dapat dilihat dari aspek gerakan bawah sadar dan bersifat kolektif. Aspek ini mencerminkan bahwa hanya kebiasaan orang Jawa yang akan mengacungkan jempol jika ingin mempersilahkan mitra bicaranya untuk berbicara. Adapun tanda bahasa tubuh ini termasuk dalam faktor kesopanan dan penghormatan. Dalam kehidupan bermasyarakat Jawa apalagi mereka yang masih mengikuti bahkan menuruti tingkah laku, tata krama, dan perbuatan para leluhurnya, akan jelas terlihat penggunaan bahasa tubuh dan tindak tutur yang diperbuatnya. Misalkan saja perwujudan sikap hormat terhadap golongan kelas sosial tertentu. Hal yang diperhatikan ialah tutur bahasa pada waktu berbicara atau bertemu serta gaya bahasa yang menyertainya. Kebiasaan Jawa menekankan bahwa saat bertemu pertama-tama mengucapkan “Sugeng” apa kabar dilanjutkan dengan berjabat tangan dan saling mempersilahkan duduk di tempat duduknya masig-masing. Cara mempersilahkan duduk dengan badan agak membungkuk atau condong ke depan dan tangan kanan diacunkan ke arah tempat duduk yang dimaksud. Sewaktu mengacungkan tangan kanan tersebut, keempat jari tangan yaitu: telunjuk, jari tengah, jari manis, serta kelingking dilipat seperti menggenggam sesuatu, sedangkan ibu jari diacungkan menunjukkan arah yang dimaksudkan. Sikap tangan kiri telapak tangan kiri ditempelkan di perut bagian bawah. Dalam membuka pembicaraan pun, apabila hendak menekankan suatu pembicaraan atau menggunakan isyarat tangan, maka tangan kanannya digerak- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

MAKNA IDENTITAS SOSIAL DALAM IKLAN ROKOK DI TELEVISI (Analisis Semiotik Dalam Iklan Rokok Djarum 76 versi “Jin Botol”)

0 8 21

MAKNA IDENTITAS SOSIAL DALAM IKLAN ROKOK DI TELEVISI (Analisis Semiotik Dalam Iklan Rokok Djarum 76 versi “Jin Botol”)

0 6 21

Representasi Korupsi Pada Tayangan Iklan Djarum 76 (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Korupsi Dalam Tayangan Iklan Djarum 76)

7 42 99

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi).

0 1 127

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi).

0 2 127

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi).

1 13 94

1 PENGGAMBARAN KONSEP EKSIS DENGAN MEROKOK DALAM IKLAN TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN TELEVISI DJARUM 76 VERSI “PENGEN EKSIS”)

0 0 11

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi)

0 0 16

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi)

0 1 20

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi)

0 0 20