Celana Jins Hitam Nama Toko

29 lingkungan biasa pada waktu kerja. Jelaslah dapat didimpulkan bahwa poin-poin ini mendukung petanda pengangguran dan atau dalam keadaan informal.

2.2.2 Latar

Sistem penandaan pada aspek latar yang menonjol dari Adegan 1 mencakup latar tempat dan latar waktu.

2.2.2.1 Latar Tempat

Penandaan latar tempat meliputi dua hal, yaitu Jawa Tengah, toko barang antik, dan lingkungan kelas menengah ke bawah.

2.2.2.1.1 Jawa Tengah

Gambar 3 menunjukkan latar tempat di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Tanda visual yang mendukung latar tempat Jawa Tengah ialah tanda berupa gerobak angkringan yang terletak di sebelah kanan tokoh pria dalam Gambar 3. Angkringan berasal dari kata nangkring dalam bahasa Jawa yang berarti duduk santai. Di Indonesia, khususnya di Yoyakarta, angkringan merupakan sebuah warung makan minimalis atau warung tenda sederhana dengan waktu operasi mulai sore hingga dini hari. Jadi, tanda visual gerobak angkringan menjadi bukti akan latar tempat Jawa Tengah.

2.2.2.1.2 Toko Barang Antik

Pada Gambar 3 terdapat banyak sekali barang-barang yang berserakan di depan sebuah ruko. Barang-barang tersebut berupa keranjang, kardus, televisi, sepeda, patung totem, kursi, kayu, balok, dan lain-lain. Tiap tanda visual ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 mendukung pemaknaan akan keberadaan toko barang antik. Pembuktian itu dapat dilihat sebagai berikut;

a. Nama Toko

Pada Gambar 3, terdapat tanda visual papan nama toko di sebelah kiri atas pria paruh baya. Nama toko tersebut ialah Beny Arts. Kata „Beny‟ menunjukkan nama orang, sedangkan kata „Arts‟ merupakan kata dalam bahasa Inggris yang dipahami sebagai „seni‟ dalam bahasa Indonesia. Alasan kesimpulan ini sederhana, yaitu kata „Beny‟ merupakan ciri khas nama orang dan tidak ditemukan arti kata tersebut dalam bahasa Indonesia. Berbeda dengan kata tersebut, „Arts‟ secara jelas dipahami sebab ia merupakan kata bahasa Inggris yang mampu dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Jadi, nama toko Beny Arts dimaknai sebagai toko yang menjual barang-barang berseni yang dimiliki oleh seseorang yang bernama Beny.

b. Pesawat Televisi

Tepat di depan toko barang antik, terdapat tanda visual sebuah pesawat televisi. Melihat modelnya yang jarang digunakan pada generasi sekarang, diperkirakan tanda visual ini keluaran tahun 1980-an.

c. Pesawat Telepon

Pada tahun 1891, telepon dengan nomor dial pertama kali digunakan oleh masyarakat. Telepon jenis ini akan bekerja secara otomatis menghubungkan penelepon ke operator dengan cara menekan nomor dial berdasarkan instruksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Penampakannnya berupa gagang telepon dengan kabel yang menyambung di bagian pesawatnya.

d. Patung Totem

Tanda visual patung totem yang merupakan sebuah visualisasi atau figuran akan benda, hewan, atau manusia yang secara spiritual mewakili sebuah kelompok dari orang-orang yang berhubungan seperti suku. Patung totem merupakan sebuah ekspresi religius manusia yang ditemukan dalam hubungan kelompok. Biasanya patung ini dihadirkan sebagai penolong, pengawas, dan pembantu sekelompok orang seperti suku, keluarga, atau rumpun tertentu.

e. Keranjang Anyaman dan Kardus

Keranjang anyaman termasuk kerajinan yang paling banyak dimiliki dan digunakan oleh orang Indonesia. Sudah dari dulu, jika menganyam dari daun kelapa, lontar, dan sebagainya, menjadi kebiasaan dan tradisi. Selanjutnya ialah, kardus. Kardus dalam Gambar 3 merupakan bungkusan dari barang-barang antik yang ada pada toko. Kardus-kardus yang berserakan sebagai tanda bahwa sebelumnya terdapat barang yang berada di dalamnya. Jadi, tanda visual keranjang anyaman dan kardus yang terletak di depan toko dapat diidentifikasikan sebagai wadah penampung. Dengan demikian, berdasarkan tanda visual nama toko, pesawat televisi, pesawat telepon, sepeda ontel, patung totem, dan keranjang anyaman serta kardus yang dianalisis menggunakan kode visual hermeneutik dapat disimpulkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 tanda visual tersebut merupakan indeks dari toko yang menjual barang-barang antik.

2.2.2.1.3 Lingkungan Kelas Menengah ke Bawah

Penunjuk akan lingkungan kelas menengah ke bawah diperoleh berdasarkan beberapa tanda visual, antara lain keberadaan telepon umum, sepeda motor Honda generasi Astrea Prima, dan sepeda kayuh. Ketiga tanda visual ini memiliki kaitan dengan petanda lingkungan kelas menengah ke bawah sebab mereka mejadi penanda alat yang digunakan oleh kalangan kelas menengah ke bawah tersebut. Telepon umum di Indonesia, dari yang koin hingga kartu, merupakan sejenis alat komunikasi yang populer pada tahun 1983-1999. Pada periode tersebut, masyarakat yang menggunakan alat komunikasi ini merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah, sebab ia dibandingkan dengan telepon rumah yang disebut sebagai barang mewah penanda kelas atas. Untuk alat transportasi berupa sepeda kayuh dan sepeda motor Honda generasi Astrea Prima, penunjuk kelas menengah ke bawah diketahui berupa motor Honda tersebut sebagai penanda kelas menengah dan sepeda kayuh sebagai penanda kelas ke bawahnya.

2.2.2.2 Latar Waktu

Gambar 3 menunjukkan latar waktu siang hari pada tahun 1988. Pemaknaan ini berdasarkan tanda visual motor Honda generasi Astrea Prima dan gerobak angkringan. Motor Honda generasi Astrea Prima merupakan motor keluaran 1988. Ia merupakan versi gubahan minor dari generasi sebelumnya, yaitu Astrea

Dokumen yang terkait

MAKNA IDENTITAS SOSIAL DALAM IKLAN ROKOK DI TELEVISI (Analisis Semiotik Dalam Iklan Rokok Djarum 76 versi “Jin Botol”)

0 8 21

MAKNA IDENTITAS SOSIAL DALAM IKLAN ROKOK DI TELEVISI (Analisis Semiotik Dalam Iklan Rokok Djarum 76 versi “Jin Botol”)

0 6 21

Representasi Korupsi Pada Tayangan Iklan Djarum 76 (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Korupsi Dalam Tayangan Iklan Djarum 76)

7 42 99

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi).

0 1 127

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi).

0 2 127

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi).

1 13 94

1 PENGGAMBARAN KONSEP EKSIS DENGAN MEROKOK DALAM IKLAN TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN TELEVISI DJARUM 76 VERSI “PENGEN EKSIS”)

0 0 11

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi)

0 0 16

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi)

0 1 20

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi)

0 0 20