emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
5.1.3 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada
Anak Remaja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri pada kategori rendah sebanyak 73 orang 52,9. Jawaban responden tentang efikasi diri mayoritas kurang
setuju. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar anak remaja belum sepenuhnya memiliki keyakinan diri bahwa mereka dapat menanggulangi situasi
berisiko tinggi. Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan yang rendah, yaitu sebanyak 72 orang 98,6 responden tamat SLTP dan SLTA serta anak remaja yang masih
berumur 15-20 tahun. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa sebagian besar dari mereka
yang berisiko penyalahgunaan narkoba beralasan tekanan dari lingkungan sosial agar dapat diterima oleh lingkungannya dan disukai oleh teman-teman, maka mulai tahap
mencoba-coba. Hal ini terkait dengan sikap anak remaja 51,4 kategori permisif, sehingga apa yang dilakukan oleh teman dalam kelompoknya merupakan pembenaran
bagi dirinya dan menjadi ikut serta dalam penyalahgunaan narkoba. Remaja dapat menghindari perilaku berisiko apabila dalam diri remaja
tertanam efikasi diri untuk mencegah perilaku berisiko. Efikasi diri yang tinggi pada remaja menjadikan remaja memiliki keyakinan secara personal untuk tetap
melakukan perilaku sehat meskipun tantangannya berat. Efikasi diri tinggi menjadikan remaja juga memiliki keyakinan untuk mampu mempelajari semua
Universita Sumatera Utara
kemampuan menghindari perilaku berisiko. Salah satu upaya untuk meningkatkan efikasi diri remaja terhadap perilaku berisiko adalah melalui konseling. Menurut
Niven 2002, kedudukan self efficacy dalam diri individu khusunya pada perilaku penyalahgunaan narkoba merupakan unsur strategis untuk melahirkan suatu tindakan,
karena self efficacy merupakan prediktor yang baik untuk menentukan kapan suatu tindakan yang tepat itu dilakukan, atau sebaliknya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bandura 1995 self efficacy yang dimiliki seseorang menentukan individu itu merasa, berpikir, termotivasi dan bertindak. Self
efficacy yang kuat akan meningkatkan usaha seseorang untuk mencapai hasil yang diinginkan dan meningkatkan personal well being. Self efficacy berperan sangat
penting dalam fungsi manusia, karena dapat mempengaruhi perilaku tidak hanya secara langsung, tetapi juga pengaruhnya terhadap penentu tingkah laku lainnya
seperti; tujuan, aspirasi, harapan akan hasil, kecederungan afektif, dan persepsi terhadap kesulitan-kesulitan maupun kesempatan-kesempatan yang ada di dalam
lingkungan sosial. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,0010,05,
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan risiko penyalahgunaan narkoba. Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik
berganda efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan risiko penyalahgunaan narkoba dengan probabilitas p=0,048p=0,05. Hal ini berarti semakin tinggi efikasi
diri maka semakin tidak berisiko penyalahgunaan narkoba.
Universita Sumatera Utara
Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Astuti 2008 mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan
craving. Dalam hal ini semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah craving pada pecandu narkoba. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah efikasi diri maka
semakin tinggi craving pada pecandu narkoba. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian. Pratiwi 2010 di Kota
Bandung, yang mengungkapkan bahwa dukungan sosial secara signifikan memberikan pengaruh terhadap self efficacy, namun secara negatif. Artinya dukungan
sosial dan self efficacy saling memberikan pengaruh secara terbalik. Self efficacy akan meningkat jika dukungan sosial yang diterimanya semakin rendah. Terdapat indikasi
bahwa dukungan sosial yang diterima oleh individu tidak selalu memberikan dampak yang positif. Dukungan sosial yang berlebihan dapat memberikan dampak yang tidak
diharapkan, misalnya berdampak semakin meningkatnya ketergantungan individu terhadap individu lain. Hasil penelitian ini juga didukung hasil penelitian Astuti
2008 mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan craving. Dalam hal ini semakin tinggi efikasi diri maka semakin
rendah craving pada pecandu narkoba. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah efikasi diri maka semakin tinggi craving pada pecandu narkoba.
5.2 Pengaruh Faktor Lingkungan Sosial terhadap Risiko Penyalahgunaan