Pengaruh Pengetahuan terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada

7 Pengawasan orang tua 2,713 1,095 6,139 1 0,013 15,080 1,763 129,004 Constant -6,785 1,643 17,045 1 0,000 0,001

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Sosial terhadap Risiko

Penyalahgunaan Narkoba pada Anak Remaja di Desa Mabar Kecamatan Medan Deli Faktor personal dalam penelitian ini meliputi; a pengetahuan, b sikap dan c efikasi diri. Pembahasan hasil penelitian secara rinci sebagai berikut :

5.1.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada

Anak Remaja Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang narkoba sebanyak 78 orang 56,5 pada kategori tidak baik. Jawaban responden pengetahuan tentang narkoba belum sepenuhnya sesuai dengan semestinya seperti pengertian, bahan, penggunaan, efek penggunaan, bentuk, jenis dan instansi yang dibenarkan menggunakan narkoba. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden pengetahuan dan pemahaman masih rendah tentang narkoba Narkotika dan ObatBahan berbahaya. Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan yang rendah, yaitu sebanyak 72 orang 98,6 responden tamat SLTP dan SLTA berumur 15-20 tahun. Umur termuda adalah 13 tahun dan yang tertua adalah 20 tahun. Sebagian besar remaja Universita Sumatera Utara berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 91 orang 65,9. Studi kasus menemukan bahwa laki-laki cenderung lebih bebas dibanding perempuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Sugitha 2013 dalam penelitiannya di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang narkoba rendah. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Pratiwi 2010 di Kota Bandung, yang mengungkapkan bahwa sebesar 61,8 subyek penelitian pertama kali menyalahgunakan narkoba pada rentang usia 11–13 tahun, ketika usia mereka berada pada tahap remaja atau dewasa awal. Pada usia seperti ini terjadi transisi dalam perkembangan diri baik fisik dan emosional perubahan internal maupun perubahan eksternal dimana pergaulannya semakin luas, dan ikatan pertemanan dengan sebayapeer lebih kuat dari ikatan dengan orang tua di rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan laki-laki lebih bermasalah dalam penyalahgunaan obat dibandingkan perempuan, yaitu 91 orang 65,9. Hal yang sama juga dilaporkan dalam sebuah studi di India dimana siswa laki-laki lebih banyak menggunakan obat-obatan dibandingkan siswa perempuan yaitu, 45,8 Raharni, 2005. Namun hal ini berebda dengan hasil penelitian Sirait dkk. 2002 yang mengungkapkan usia pertama kali menggunakan narkoba adalah rata-rata 18 tahun. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka pernah mendengar jenis narkoba seperti; Putau, Morfin, Sabu, Miras, dan Ganjacimeng. Kalau bahannya, zat adiktif , psikotropika, efek psikoaktif sebagian Universita Sumatera Utara besar tidak tahu. Mereka tahu jenis narkoba dari teman, media massa dan dari sekolah. Berdasarkan hasil observasi peneliti juga terungkap bahwa sebagian besar dari remaja sudah terbiasa merokok. Hal ini sejalan dengan pendapat Hawari 2003 mengungkapkan bahwa banyak masalah kesehatan remaja berakar dari kebiasaan merokok dan penyalahgunaan narkoba, kekerasan interpersonal, kecelakaan, serta hubungan seksual yang tidak aman yang bisa mengakibatkan penyakit menular seksual termasuk HIVAIDS. Hal ini didukung oleh pendapat Hikmat, 2007, remaja rentan terhadap rayuan dan bujukan para pengedar narkoba, dikarenakan sifat remaja yang dinamis, energik dan cenderung suka menempuh risiko, sehingga anak remaja terjerumus kedunia kejahatan narkoba. Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Kebiasaan Universita Sumatera Utara sebagai bentuk perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan memengaruhi baik atau buruknya pengetahuan seseorang tentang sesuatu seperti narkoba. Menurut Notoadmojo 2005, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pendapat di atas didukung teori Green dalam Notoatmodjo 2005 yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari faktor predisposisi yang sangat menentukan dalam membentuk perilaku seseorang . Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,001p=0,05, menunjukkan ada hubungan yang signifikan signifikan antara pengetahuan dengan risiko penyalahgunaan narkoba. Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik berganda pengetahuan tentang remaja tentang Natkoba berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko penyalahgunaan narkoba dengan probabilitas p=0,021p=0,05. Hal ini berarti semakin baik tingkat pengetahuan remaja tentang narkoba maka semakin tidak berisiko penyalahgunaan narkoba. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Lufthiani 2011 meneliti pengaruh pendidikan kelompok sebaya terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko penyalahgunaan narkoba di SMA Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan, menyimpulkan ada pengaruh pendidikan kelompok sebaya terhadap pengetahuan remaja tentang risiko penyalahgunaan narkoba, dan pendidikan kelompok sebaya berpengaruh terhadap sikap remaja tentang risiko penyalahgunaan narkoba. Universita Sumatera Utara

5.1.2 Pengaruh Sikap terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada Anak

Dokumen yang terkait

Penyalahgunaan Narkoba pada Kalangan Remaja di Desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

17 170 129

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.

3 61 89

Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

5 66 113

Pengaruh Disharmonisasi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus di SMK Tunas Pelita Kota Binjai)

4 54 97

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

18 140 138

Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Terhadap Perilaku Seksual pada Remaja cover 1

0 3 12

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA ANAK REMAJA DI DESA MABAR KECAMATAN MEDAN DELI

1 1 40

Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Sosial terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada Anak Remaja di Desa Mabar Kecamatan Medan Deli

0 2 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Sosial terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada Anak Remaja di Desa Mabar Kecamatan Medan Deli

0 0 12

PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA ANAK REMAJA DI DESA MABAR KECAMATAN MEDAN DELI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 18