Pengertian Narkoba Akibat Kecanduan Narkoba

2.4. Narkoba

Narkoba adalah suatu istilah yang berasal dari terjemahan asing, seperti drug abuse dan drug dependence, di kalangan awam dikenal dengan istilah narkoba, yang merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Ada istilah lain, yaitu Napza, yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Berbagai istilah yang sering digunakan, tidak jarang menimbulkan salah pengertian, tidak saja di kalangan medis, tapi juga masyarakat awam Hawari, 2003. Dalam penelitian ini digunakan istilah narkoba. Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan. Narkotika berasal dari bahasa Yunani, yaitu narke atau narkam yang berarti terbius, sehingga tidak merasakan apa- apa. Narkotika berasal dari perkataan narcotic yang artinya sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek stupor bengong, bahan- bahan pembius dan obat bius.

2.4.1. Pengertian Narkoba

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau narkotika adalah obat yang dapat menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang. Menurut istilah kedokteran, narkotika adalah obat yang dapat menghilangkan terutama rasa sakit dan nyeri yang berasal dari daerah viresal atau alat-alat rongga dada dan rongga perut, juga dapat menimbulkan efek stupor atau bengong yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan. Universita Sumatera Utara Narkoba itu sendiri sulit untuk diartikan, karena tergantung pada perspektif masing-masing individu. Berikut ini akan dikemukakan pengertian istilah narkoba menurut Dinas Kesehatan. narkoba adalah istilah yang digunakan masyarakat dan aparat penegak hukum, untuk bahanobat yang masuk kategori berbahaya atau dilarang untuk digunakan, diproduksi, dipasok, diperjualbelikan, diedarkan, dan sebagainya, di luar ketentuan hukum Martono, 2000. Menurut UU No. 22 thn 1997, narkotika adalah zatobat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut Hawari 2003, semua zat yang tergolong sebagai narkoba akan menimbulkan adiksi ketagihan, yang pada waktunya akan berakibat pada ketergantungan.

2.4.2. Penggolongan Narkoba

Penggolongan narkoba dan zat adiktif lainnya diatur dalam Undang-Undang Nomor No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

A. Narkotika

Pasal 1 angka 1 UU 22.Th. 1997 mengemukakan bahwa defenisi narkotika adalah zat-zat obat baik dari alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. narkoba dibagi menjadi dua golongan, yaitu; a narkotika alam dan b sintetis. Universita Sumatera Utara 1.Narkotika Alam Narkotika alam adalah narkotika yang berasal dari hasil olahan tanaman. Obat-obatan yang termasuk golongan narkotika alam adalah candu, morfin, ganja, kokain.

a. Candu atau Opium

Candu atau opium merupakan sumber utama dari narkotika alam. Dari candu ini dapat dihasilkan morfin, heroin. Candu berasal dari getah tanaman Papaver Somniferum Gambar 2.1 yang dibiarkan mengering, sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak Gambar 2.2. Bentuk ini dinamakan candu mentah atau candu kasar. Cara menggunakan candu adalah dengan menghisapnya sama seperti cara orang merokok Sasangka, 2003. Gambar 2.1 Candu Opium Papaver Somniverum Sebagai Bahan Dasar Opium Gambar 2.2 Opium Olahan Universita Sumatera Utara

b. Morfin

Morfin C 17 H 19 NO 3 adalah zat utama yang berkhasiat narkotika yang terdapat pada candu mentah Gambar 2.3. Khasiat morfin adalah untuk analgetik, menurunkan rasa kesadaran sedasi, hipnotis, menghambat pernafasan, menghilangkan refleks batuk dan menimbulkan rasa nyaman euphoria yang kesemuanya berdasarkan penekanan susunan saraf pusat SSP. Cara menggunakan morfin adalah dicampur dengan tembakau kemudian dihisap, diminum, disuntikkan pada lengan bagian bawah sebelah dalam, digosokkan pada goresan silet bagian bawah lengan bagian dalam Sasangka, 2003. Gambar 2.3 Morfin dalam Bentuk Pulvis c. Ganja Kanabis Ganja atau kanabis adalah nama singkat untuk tanaman Cannabis Sativa Gambar 2.4. Ganja mengandung sejenis bahan kimia yang disebut delta-9- tetrahydrocannabinol THC yang dapat mempengaruhi suasana hati manusia dan cara orang tersebut melihat serta mendengar hal-hal disekitarnya. Ganja dianggap narkoba yang aman dibandingkan dengan putaw atau shabu. Kenyataannya sebagian besar pecandu narkoba memulai dengan mencoba ganja. Jika menggunakan ganja, Universita Sumatera Utara maka pikiran akan menjadi lambat, terlihat bodoh dan membosankan. Ganja dapat mempengaruhi konsentrasi dan ingatan, meningkatkan denyut nadi, keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk, ketakutan dan rasa panik, depresi, kebingungan dan halusinasi. Cara menggunakan ganja yaitu dengan membuat lintingan rokok, dicampur dengan tembakau dan menghisapnya Sasangka, 2003. Gambar 2.4 Tanaman Ganja d. Kokain Kokain merupakan alkaloida tanaman belukar Erythroxylon Coca dari Amerika Selatan Gambar 2.5. Kokain digunakan dengan tujuan untuk lebih fit, segar, kuat, bersemangat, hilang rasa kantuk dan tidak terasa lapar. Bila terlanjur kronis akan menimbulkan tidak bergairah bekerja, tidak dapat tidur, halusinasi, tidak nafsu makan, berbuat dan berpikir tanpa tujuan, tidak punya ambisi, kemauan dan perhatian. Pada tingkat overdosis dapat menyebabkan kematian karena serangan dan gangguan pada pernafasan dan terhadap jantung. Disamping itu dapat juga menimbulkan keracunan pada SSP sehingga korban dapat mengalami kejang-kejang, tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan mata gelap. Cara menggunakan Universita Sumatera Utara kokain adalah menyuntikkannya secara intravena atau subkutan, dihirup dengan hidung sniff, dikunyah, dilarutkan kemudian diminum, dihisap seperti orang merokok Sasangka, 2003. Gambar 2.5 Kokain 2. Narkotika Sintetis Narkotika sintetis adalah narkotika sebagai hasil produksi laboratorium yang sepenuhnya dari bahan kimia. Narkotika sintetis yang paling banyak tersebar luas adalah meperidin dan methodone Gambar 2.6 Gambar 2.6 Methodone Universita Sumatera Utara

B. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah ataupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibagi dalam tiga golongan yaitu : depresan, stimulan dan halusinogen Sasangka, 2003.

1. Depresan

Depresan adalah obat yang bekerja mempengaruhi otak dan SSP, dapat menyebabkan timbulnya depresi pada si pemakai, yaitu bekerja mengendorkan atau mengurangi aktivitas SSP. Obat ini terkenal dengan sebutan sebagai obat penenang atau obat tidur. Yang termasuk golongan depresan adalah barbiturat dan turunannya, benzodiazepin, metakualon, alhohol dan zat-zat pelarut solvent Gambar 2.7. Secara medis obat-obatan tersebut dapat berguna untuk membantu mengurangi rasa cemas dan gelisah, meredakan ketegangan jiwa, pengobatan darah tinggi dan epilepsi, serta merangsang untuk segera tidur Sasangka, 2003. Gambar 2.7 Benzodiazepine Universita Sumatera Utara

2. Stimulan

Yang digolongkan stimulan adalah obat-obat yang mengandung zat-zat yang merangsang terhadap otak dan saraf. Obat-obat tersebut digunakan untuk meningkatkan daya konsentrasi dan aktivitas mental serta fisik. Obat-obat yang dimasukkan dalam golongan stimulan adalah amphetamine, ekstasi dan shabu Gambar 2.8. Stimulan dalam kerjanya meningkatkan kegiatan SSP, sehingga merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik orang yang menggunakan, mengkonsentrasikan diri untuk membuat prestasi yang lebih baik, sanggup bekerja lebih kuat dan lebih lama tanpa istirahat. Akan tetapi, karena dipaksa, walaupun kemampuan fisik masih ada, daya mentalnya tidak dapat mengikutinya, sehingga akan mengakibatkan efek yang tidak baik. Stimulan sering digunakan secara sembunyi-sembunyi di kalangan olahragawan, disebut dengan dopping. Jenis stimulan yang sering digunakan di masyarakat adalah shabu Gambar 2.8. Cara menggunakan shabu adalah dengan diuapkan atau dihisap. Pemakaian yang unik, yaitu dengan membakarnya di atas kertas timah dan dihisap melalui alat yang disebut dengan bong Sasangka, 2003. Gambar 2.8 Ekstasi Universita Sumatera Utara Gambar 2.9 Shabu 3. Halusinogen Halusinogen adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan daya khayal halusinasi yang kuat, yang menyebabkan salah persepsi tentang lingkungan dan dirinya, baik yang berkaitan dengan pendengaran, penglihatan maupun perasaan Gambar 2.9. Dengan kata lain obat-obatan jenis halusinogen memutarbalikkan daya tangkap kenyataan objektif. Diperkirakan ada sekitar 100 jenis zat halusinogen yang biasanya digunakan oleh manusia dan tiga jenis halusinogen yang paling sering disalahgunakan, yaitu LSD d. Lysergic Acid Diethylamide, Psilosibin dan Meskalin. Efek-efek yang ditimbulkan setelah penggunaan halusinogen adalah rasa khawatir yang akut, gelisah dan tidak bisa tidur, biji mata yang membesar, suhu badan meningkat, tekanan darah meningkat, gangguan jiwa berat Sasangka, 2003. Gambar 2.10 Halusinogen Universita Sumatera Utara

c. Zat Adiktif

Zat adiktif ialah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi. Adapun yang termasuk zat adiktif adalah : minuman keras, nikotin, volatile solvent atau inhalensia Sasangka, 2003

2.4.3. Faktor-Faktor yang Berperan pada Perilaku Penyalahgunaan Narkoba

Dalam kasus penyalahgunaan narkoba, ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu :

A. Faktor Lingkungan

1. Hubungan ayah dan ibu yang retak Kekurangharmonisan hubungan ayah dan ibu akan mengakibatkan anak merasa terombang-ambing. Anak merasa terabaikan, serba salah, bahkan kadangkala merasa menjadi penyebab dari keretakan hubungan kedua orangtuanya. 2. Komunikasi yang kurang efektif antara orangtua dan anak Kemampuan orangtua untuk mengadakan komunikasi yang efektif juga akan berpengaruh pada penyalahgunaan narkoba. Orangtua yang tidak mampu menjalin komunikasi efektif akan membuat si anak merasa tidak dimengerti dan cenderung akan mencari pengertian di luar lingkungan keluarganya. 3. Adanya anggota keluarga yang tergolong pemakai narkoba. Hal ini menjadi contoh bagi si anak sehingga anak memiliki risiko lebih besar ikut mencoba dan menyalahgunakan narkoba. Universita Sumatera Utara 4. Keluarga yang kurang religius, tidak dekat dengan Tuhannya. Keluarga yang demikian kurang menekankan moral dan etika sosial yang berlaku. Pola asuh cenderung permisif sehingga anak sering kali tidak tahu batasan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. 5. Teman sebaya Teman sebaya banyak memberikan pengaruh dalam kehidupan anak dan remaja. Anak remaja biasanya memilih melakukan apa yang dikehendaki kelompoknya sekalipun hal itu melanggar norma yang berlaku di keluarga atau masyarakat. 6. Sekolah Peredaran narkoba sudah merambah ke institusi pendidikan. Saat ini peredarannya bahkan sampai ke sekolah dasar. 7. Kemudahan untuk mendapatkan narkoba di lingkungannya Apabila narkoba mudah didapat dan murah harganya maka risiko yang dihadapi seseorang untuk terjerat narkoba semakin besar.

B. Faktor dari Dalam Diri Individu

1. Adanya gangguan kepribadian Dalam kasus penyalahgunaan narkoba, biasanya yang lebih banyak berperan adalah faktor kepribadian individu tersebut. 2. Motivasi remaja dalam menyalahgunakan narkoba Universita Sumatera Utara Anak dan remaja di bawah usia 20 tahun biasanya mencoba menggunakan narkoba dengan motivasi untuk mengatasi perasaan gelisah, memenuhi rasa ingin tahu, memperoleh pengalaman baru, iseng dan untuk hiburan. 3. Karakteristik fase perkembangan Secara psikologis, dan biologis anak dan remaja amat rentan terhadap pengaruh dari lingkungannya. Karena proses pencarian jati diri mereka masih terombang-ambing dan masih sulit mencari tokoh panutan. 4. Cara berpikir atau keyakinan yang keliru. Sejumlah orang sadar mengkonsumsi narkoba karena ingin menghilangkan trauma masa lalu. Ada yang percaya bahwa penggunaan narkoba berefek menambah kekuatan fisik dan mental Notoatmodjo, 2005.

2.4.4. Akibat Kecanduan Narkoba

Menurut DSM – IV TR 2000, Sudirman dalam Alatas, 2001, dan Neale, dkk. 2004, ada 3 bagian yang akan mengalami gangguan akibat dari penggunaan narkoba, yaitu kondisi fisik, gangguan kehidupan mental emosional, dan gangguan terhadap kehidupan sosial. a. Gangguan terhadap Kondisi Fisik Gangguan terhadap kondisi fisik akan mengakibatkan organ-organ tubuh menjadi rusak dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti: 1 Akibat zat itu sendiri Gangguan yang muncul adalah termasuk gangguan mental organic akibat zat, misalnya intoksikasi, yaitu perubahan mental yang terjadi karena dosis berlebih yang Universita Sumatera Utara memang diharapkan oleh pecandu. Sebaliknya, bila pemakaiannya terputus maka akan terjadi kondisi putus zat. 2 Akibat bahan campuranpelarut Bahaya yang mungkin timbul adalah infeksi dan emboli. 3 Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril Tindakan ini akan mengakibatkan terjadinya infeksi, terjangkitnya penyakit AIDS dan hepatitis. 4 Akibat pertolongan yang keliru Akibat pertolongan yang keliru yang diberikan kepada pecandu akan mengakibatkan gangguan fisik, misalnya dalam keadaan tidak sadar, pecandu diberi minum. 5 Akibat tidak langsung Pada individu yang mengkonsumsi alkohol akan terjadi stroke atau malnutrisi karena gangguan absorbsi. b. Gangguan terhadap Kehidupan Mental Emosional Intoksikasi dari pemakaian narkoba dapat menimbulkan perubahan kehidupan mental emosional. Hal ini akan termanifestasi pada gangguan perilaku yang tidak wajar, seperti sindrom amotivasional dan depresi yang menyebabkan bunuh diri. c. Gangguan terhadap Kehidupan Sosial Gangguan mental emosional pada pecandu narkoba akan mengganggu fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja, atau sekolah. Hubungan anggota Universita Sumatera Utara keluarga dan teman dekat akan terganggu. Selanjutnya akan memungkinkan terjadinya tindak kriminal, keretakan rumah tangga sampai pada perceraian. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecanduan narkoba akan merusak saraf pusat atau organ-organ tubuh lain. Hal ini mengakibatkan melemahnya fisik, daya fikir, dan merosotnya moral. Selain itu juga akan merusak hubungan keluarga, menurunnya kemampuan belajar, produktivitas kerja menurun drastis, perubahan perilaku menjadi perilaku anti sosial, gangguan kesehatan, meningkatnya tindakan kriminalitas, untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, mereka akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkoba.

2.4.5. Tempat-Tempat yang Rawan Bagi Peredaran Narkoba

Dokumen yang terkait

Penyalahgunaan Narkoba pada Kalangan Remaja di Desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

17 170 129

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.

3 61 89

Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

5 66 113

Pengaruh Disharmonisasi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus di SMK Tunas Pelita Kota Binjai)

4 54 97

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

18 140 138

Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Terhadap Perilaku Seksual pada Remaja cover 1

0 3 12

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA ANAK REMAJA DI DESA MABAR KECAMATAN MEDAN DELI

1 1 40

Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Sosial terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada Anak Remaja di Desa Mabar Kecamatan Medan Deli

0 2 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Sosial terhadap Risiko Penyalahgunaan Narkoba pada Anak Remaja di Desa Mabar Kecamatan Medan Deli

0 0 12

PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA ANAK REMAJA DI DESA MABAR KECAMATAN MEDAN DELI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 18