1 Mampu menerima keadaan fisiknya. 2 Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3 Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. 4 Mencapai kemandirian emosional.
5 Mencapai kemandirian ekonomi. 6 Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. 7 Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8 Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9 Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. 10Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian
fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-
tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya Ali dan Asrori, 2010.
2.1.4. Remaja Sebagai Kelompok Risiko Menyalahgunakan Narkoba
Risiko dalam bahasa Inggris risk, istilah risiko risk dapat juga berarti bencana atau bahaya yang dapat menimbulkan kerugian bila terjadi kamus bahasa
Indonesia. Remaja merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang
Universita Sumatera Utara
dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. McMurray, 2003. Hal ini bukan berarti jika faktor risiko tersebut ada pasti akan
menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadi sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi. Selanjutnya McMurray
2003 menjelaskan bahwa remaja merupakan populasi risiko karena beberapa hal 1. Tahap perkembangan remaja cukup rawan, sehingga perlu antisipasi dengan cara
mencegah timbulnya berbagai masalah baik individu, keluarga, maupun kelompok.
2. Transisi dari anak-anak menjadi dewasa, dimana remaja mempunyai karakteristik: suka ingin tahu, suka tantangan, ingin coba-coba sesuatu hal yang baru, dan ingin
mencari identitas diri. Inilah yang sering membuat remaja gagal menemukan identitas yang sebenarnya.
3. Usia menjadi salah satu faktor risiko, dimana remaja berada pada masa mencari identitas diri. Remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga akan
mencoba sesuatu yang menurutnya menarik dan tidak peduli dengan akibatnya, maka jika tidak tersedia informasi yang benar akan mengakibatkan perilaku yang
merugikan remaja termasuk menyalahgunakan narkoba. 4. Besarnya pengaruh lingkungan fisik, menyebabkan remaja terbawa arus
menyalahgunakan narkoba. 5. Sistem layanan kesehatan yang belum memadai khususnya remaja dengan
narkoba.
Universita Sumatera Utara
Menurut Satanhope dan Lancaster, 1996, at risk terdiri dari beberapa kategori, diantaranya sebagai berikut; 1 Biologic risk, yaitu faktor genetik atau fisik
yang berkontribusi terjadinya risiko menyalahgunakan pada remaja. 2 Social risk, yaitu faktor kehidupan yang tidak teratur, tingkat kriminal yang tinggi, lingkungan
yang terkontaminasi oleh pengguna narkoba. 3 Economic risk, dalam hal ini bisa jadi remaja yang mempunyai ekonomi berlebihan, sehingga rasa ingin coba-coba terhadap
narkoba dapat dipenuhi dengan adanya dana. 4 Life-style risk, yaitu perubahan paradigma remaja terhadap kondisi lingkungan modern, dan 5 Life-event risk, yaitu
kejadian dalam kehidupan yang dapat berisiko terjadinya masalah kesehatan, seperti; pindah tempat tinggal, adanya anggota keluaga baru.
2.2. DAST Drug Abuse Screening Test