3. Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampampaian
Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada
beberapa langkah dalam penerapan mode ekspositori, yaitu: 1 Persiapan Preparation
2 Penyajian Presentation 3 Korelasi Correlation
4 Menyimpulkan Generalization 5 Mengaplikasikan Aplication
3. Model Pembelajaran Inkuiri
a.
Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri. Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalaui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri self belief. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar
menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu
mereka.
Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa student-centered approach. Dikatakan demikian,
sebab dalam model ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala:
MODEL‐MODEL PEMBELAJARAN PAUDTK
87
• Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model inkuiri, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran. Akan
tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
• Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang
sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. •
Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu. •
Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasil diterapkan
kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir. •
Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
• Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
b.
Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri
Model Pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental intelektual itu menurut
Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibrium. Atas dasar tersebut, maka dalam penggunaan Model
Pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
1 Berorientasi pada Pengembangan intelektual. Tujuan utama dari model inkuiri
adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri bukan ditentukan oleh sejauhmana siswa dapat
menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh
siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus
dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
2 Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan directing agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui
interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat
mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada
kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai
pengatur interaksi itu sendiri.
3 Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model pembelajaran inkuiri adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa
88
MODEL‐MODEL PEMBELAJARAN PAUDTK
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam
setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
4 Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir learning how to think, yakni proses
mengembangkan potensti seluruh otak. 5 Prinsip Keterbukaan. Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai
kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkernbangan kemampuan
logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
c.
Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Secara umum proses pembetajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1
Orientasi. Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah
yang sangat penting. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
• Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa. •
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
• Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar siswa. 2
Merumuskan masalah. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa
siswa kepada suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka teki itu. Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3 Mengajukan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
MODEL‐MODEL PEMBELAJARAN PAUDTK
89
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan
berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
4 Mengumpulkan data. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual.
5 Menguji hipotesis. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6 Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis. 4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a.
Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa. MPBM tidak mengharapkan siswa hanya
sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah
data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari
proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara
sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan- tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk mengimplementasikan MPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa
diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa
kemasyarakatan.
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
• Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat
materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
90
MODEL‐MODEL PEMBELAJARAN PAUDTK
• Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional
siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan
pendapat, serta mengembangkan kemampuan berpikir dalam membuat judgement secara objektif.
• Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan serta
membuat tantangan intelektual siswa. •
Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dengan belajarnya.
• Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya hubungan antara teori dan kenyataan
b.
Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan MPBM. John Dewey
seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah MPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah problem solving, yaitu:
1 Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan
dipecahkan. 2 Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari
berbagai sudut pandang. 3 Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan
pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. 4 Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 5 Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakaan hipotesis yang diajukan. 6 Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengajuan hipotesis dan rumusan kesimpulan.
5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir