yang dengan aspek kognitif, akan memiliki model yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan afektif atau psikomotor, Demikian juga halnya,
untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain sebagainya.
2. Model Pembelajaran Ekspositori a. Konsep Model Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyarnpaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen 1998 menamakan model ekspositori ini dengan istilah
model pembelajaran langsung direct instruction. Mengapa demikian? Karena dalam model pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.
Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah adi. Oleh karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses
bertutur, maka sering juga dinamakan istilah model “chalk and talk”.
Terdapat beberapa karakteristik model ekspositori. Pertama, model ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan model ini. Oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut
siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah menguasai materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa
diharapkan dapat memahaminya dengsn benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaranyang berpusat pada guru teacher-centered approaches. Dikatakan
demikian, sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan, guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran
yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama model ini adalah kemampuan akademik siswa.
Model pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:
• Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan
dan harus dipelajari siswa. •
Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu.
• Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya
dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru.
• Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
• Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur
tertentu untuk kegiatan praktik. •
Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
• Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian Ross Kyle, 1987 model ini
MODEL‐MODEL PEMBELAJARAN PAUDTK
85
sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anakyang memiliki kemampuan kurang.
• Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan model yang berpusat pada
siswa.
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Ekspositori
Dalam penggunaan model pembelajaran ekspositori terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. 1 Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam model pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan model ini. Karena itu sebelum
model pembelajaran ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.
2 Prinsip Komunikasi Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan darr seseorang sumber pesan kepada seseorang atau sekelompok orang penerima pesan, Pesan yang ingin
disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru
berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
3 Prinsip Kesiapan Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” rnerupakan salah satu hukum
belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki
kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.
Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kitaharus
memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran, Jangan mulai kita sajikan materi pelajaran, manakala siswa
belum siap untuk menerimanya.
4 Prinsip Berkelanjutan Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori
yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan disequilibrium, sehingga mendorong
mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
c. Prosedur Pelaksanaan Model Ekspositori
Sebelum diuraikan tahapan penggunaan model ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan
menggunakan model ini. 1. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
2. Kuasai materi palajaran dengan baik
86
MODEL‐MODEL PEMBELAJARAN PAUDTK