Pengertian Peserta Didik Karakteristik Peserta Didik Usia Sekolah Dasar SD

40 Kemudian pasangan aslinya bertemu kembali untuk saling mengajarkan apa yang telah mereka pelajari Silberman, 2010:178. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1 Melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. 2 Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. 3 Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. 4 Siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. 5 Melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki jigsaw tersebut diharapkan dapat membuat perubahan sikap dari peserta didik kearah yang lebih baik, seiring dengan peningkatan hasil belajarnya.

5. Hakikat Peserta Didik

a. Pengertian Peserta Didik

Menurut Sinolungan 1997 peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, 41 sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. Departemen Pendidikan Nasional 2003 menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SDMI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-1213 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SDMI Kurnia, 2007: 4.

b. Karakteristik Peserta Didik Usia Sekolah Dasar SD

Menurut Nasution 1993 masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai “masa sekolah”. Tetapi bisa juga dikatakan bahwa masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar maupun masa matang untuk sekolah. Disebut masa sekolah, karena anak sudah menamatkan taman kanak- kanak, sebagai lembaga persiapan bersekolah yang sebenarnya. Disebut masa matang untuk belajar, karena anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi perkembangan aktivitas bermain yang hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitasnya itu sendiri. Disebut masa matang untuk bersekolah, karena anak sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru, yang 42 dapat diberikan sekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut Suryobroto dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu: a. Masa Kelas-Kelas Rendah Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti yang disebutkan dibawah ini: 1 Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. 2 Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan- peraturan permainan yang tradisional. 3 Ada kecendrungan memuji diri sendiri. 4 Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain. 5 Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting. 6 Pada masa ini terutama pada umur 6-8 tahun anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. b. Masa Kelas-Kelas Tinggi Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut. 43 1 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2 Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. 3 Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor. 4 Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya. 5 Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri. Melihat sifat-sifat khas anak seperti dikemukakan di atas, maka memang beralasan pada saat umur anak antara umur 7 sampai dengan 12 tahun dimasukkan oleh para ahli kedalam tahap perkembangan intelektual Djamarah, 2008: 123-125. Para ahli psikologi dan ahli pendidikan banyak yang telah melakukan penelitian tentang perkembangan intelektualperkembangan kognitif atau mental anak. Hasil penelitian yang paling popular adalah Jean Piaget. Piaget adalah ahli ilmu jiwa anak dari Swiss. Ia berkeyakinan bahwa dengan memahami proses berpikir yang terjadi pada anak, dia dapat menajwab pertanyaan: “Bagaimana memperoleh pengetahuan?”; dan “Bagaiman kita tahu apa yang kita ketahui?” Depdiknas, 2005:7. 44 Jean Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan, yaitu: Tahap Sensori Motoris, tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandari oleh kecendrungan-kecenderungan sensori motoris yang amat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek sensori motoris tersebut. Tahap praoperasional, tahap ini berlangsung pada usia 2- 7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecendrungan yang ditandari oleh suasana intuitif; dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh tapi oleh unsur perasaan, kecendrungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya. Pada tahap ini menurut Piaget, anak sangat bersifat egosentris sehingga seringkali mengalami masalah dengan lingkungannya, termasuk dengan orang tuanya. Tahap operasional konkrit, tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkrit dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini, menurut Piaget, interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih obyektif. Tahap operasional formal, tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini anak telah mampu mewujudkan suatu kesuluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga 45 telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya Asrori, 2007:49.

6. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif