Penelitian Yang Relevan Kerangka Teori

47 berbentuk catatan observasi guru untuk melihat kegiatan siswa di kelas Isjoni, 2010: 62-64. Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup : a. Guru sebagai perencana planner yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar pre-teaching problems. b. Guru sebagai pelaksana organizer, yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber resource person, konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik humanistik manusiawi selama proses berlangsung during teaching problems. c. Guru sebagai penilai evaluator yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan judgement, atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya. http:education-mantap.blogspot.com201006peranan-guru-dalam- proses-pembelajaran.html

7. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Abdul Azis pada tahun 2010 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran 48 Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi Pada Siswa Kelas IV SDN Pungging, Tutur, Pasuruan”. Penelitian ini berlatar belakang adanya kualitas praktek pembelajaran di kelas IV SDN Pungging yang relatif rendah. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran tentang globalisasi disebabkan guru kurang kreatif dalam penggunaan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Keaktifan siswa dalam belajar masih rendah, siswa-siswa kurang kreatif, kurang menyenangkan karena pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru, dan hasil dari peneliti lain menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Jigsaw. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar PKn setelah mendapat pembelajaran PKn materi globalisasi dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Peningkatan ini dilihat dari partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar yang ditunjukkan oleh skor hasil tes. Dilihat dari hasil belajar siswa sebelum penerapan model jigsaw memperoleh nilai rata-rata menjadi 72,4 pada siklus I dan menjadi 83 pada siklus II. Sedangkan pada penilaian proses sebelum penerapan model pembelajaran jigsaw memperoleh nilai rata-rata 66,7 menjadi 74,3 pada siklus I dan menjadi 85,3 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw dapat dipertimbangkan sebagai alternatif model pembelajaran tentang globalisasi. Hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 85,3 di atas ketentuan yang ditetapkan yaitu 70. Hasil penelitian ini sangat dimungkinkan dapat diterapkan di kelas IV sekolah lain jika 49 kondisinya relatif sama atau mirip dengan sekolah yang menjadi latar penelitian ini Azis,2010:online.

B. Kerangka Berpikir

Usia siswa kelas V pada umumnya berkisar 10-11 tahun. Menurut Piaget anak dalam rentang umur tersebut masuk dalam tahap operasional konkrit. Salah satu ciri dari anak yang masuk pada tahap tersebut adalah anak mulai menyukasi hal-hal yang bersifat konkrit dan sifat egosentrisnya yang sudah mulai berkurang, sehingga anak lebih mudah dalam bekerja sama. Kelas V termasuk dalam kelas tinggi, dimana anak pada kelas ini umumnya menyukai membentuk kelompok-kelompok untuk bermain dengan teman sebayanya. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu diperlukan kemampuan dasar kewarganegaraan yang mencakup kemampuan belajar, berpikir, bersikap, dan hidup bersama dalam masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan belajar yang sejalan dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan juga sesuai dengan perkembangan anak pada usia tersebut atau kelas V. Salah satu pendekatan belajar yang dapat digunakan dan sesuai dengan karakteristik anak adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Pada model ini siswa lebih aktif belajar bersama dengan teman-temannya, peranan guru lebih kepada fasilitator dan siswa menjadi subjek belajar. Model