Rumusan Masalah Rencana Pemecahan Masalah

6 paling mudah digunakan untuk pendekatan ini adalah bentuk naratif seperti ditemukan dalam literatur, penelitian sosial membaca, dan ilmu pengetahuan Isjoni, 2010:58. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Abdul Azis yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar PKn di sekolah dasar, dimana hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 85,3 di atas ketentuan yang ditetapkan yaitu 70 Azis, 2010: online. Berdasarkan masalah dan alternatif tindakan diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V SDN Ujung Batu 2 Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu, antara lain: 1. Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas guru di kelas V SDN Ujung Batu 2 Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut? 2. Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dikelas V SDN Ujung Batu 2 Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut? 7 3. Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang Organisasi pada siswa kelas V SDN Ujung Batu 2 Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut?

C. Rencana Pemecahan Masalah

Rendahnya hasil belajar PKn siswa sekolah dasar yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya sistem penyampaiannya lebih menekankan pada pembelajaran satu arah dengan dominasi guru yang lebih menonjol, rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi PKn yang bersifat teoritis, dan kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh implementasi konsep PKn dalam kehidupan. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran PKn materi organisasi. Alasan pemilihan tersebut karena materi organisasi pada pelajaran PKn kelas V cukup luas dan alokasi waktu yang diberikan sedikit. Namun, materi organisasi tersebut terpecah dalam beberapa bagian, sehingga memudahkan dalam menggunakan model jigsaw. Hal itulah yang juga menjadi alasan kenapa peneliti tidak memilih model role playing dalam memecahkan masalah tersebut. Model role playing memerlukan waktu yang cukup banyak, sehingga dikhawatirkan alokasi waktu yang ada tidak mencukupi. Selain itu, siswa kelas V sudah mulai memasuki tahap operasional konkrit, dimana sifat egosentrisnya sudah mulai berkurang sehingga dapat bekerjasama dengan teman sebayanya. 8 Tabel 1.1 Rencana Pemecahan Siklus Pertemuan Indikator Materi I 1 Produk Kognitif 1. Menjelaskan pengertian organisasi. 2. Menjelaskan pentingnya berorganisasi. 3. Menyebutkan ciri-ciri organisasi. Proses Psikomotor Mempraktekkan cara berorganisasi. Sikap Afektif Mengaplikasikan konsep berorganisasi dalam kehidupan sehari- hari. Pengertian Organisasi, Pentingnya Organisasi, Ciri-Ciri Organisasi, dan Manfaat Organisasi 2 Produk Kognitif 1. Menyebutkan organisasi yang ada di lingkungan sekolah. 2. Menyebutkan organisasi yang ada di lingkungan masyarakat. Proses Psikomotor Membuat struktur organisasi yang ada di sekolah dan masyarakat. Sikap Afektif Mengaplikasikan konsep berorganisasi dalam kehidupan sehari- hari. Organisasi Sekolah, Organisasi Kelas, Rukun Tetangga RT, dan Rukun Warga RW Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1 Melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. 9 2 Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. 3 Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. 4 Siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. 5 Melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki jigsaw tersebut diharapkan dapat membuat perubahan sikap dari peserta didik kearah yang lebih baik, seiring dengan peningkatan hasil belajarnya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 – 5 orang anggota tim sesuai dengan jumlah bagian materi, kelompok ini disebut kelompok asal. 2. Setiap orang dalam tim diberikan bagian materi yang berbeda. 3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah dipelajari bagian sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab mereka dan bagaimana menyampaikan dengan anggota kelompok asal. 4. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang 10 mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh. 5. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 6. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. 7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan. 8. Guru memberikan evaluasi. 9. Penutup

D. Tujuan Penelitian