Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

49 kondisinya relatif sama atau mirip dengan sekolah yang menjadi latar penelitian ini Azis,2010:online.

B. Kerangka Berpikir

Usia siswa kelas V pada umumnya berkisar 10-11 tahun. Menurut Piaget anak dalam rentang umur tersebut masuk dalam tahap operasional konkrit. Salah satu ciri dari anak yang masuk pada tahap tersebut adalah anak mulai menyukasi hal-hal yang bersifat konkrit dan sifat egosentrisnya yang sudah mulai berkurang, sehingga anak lebih mudah dalam bekerja sama. Kelas V termasuk dalam kelas tinggi, dimana anak pada kelas ini umumnya menyukai membentuk kelompok-kelompok untuk bermain dengan teman sebayanya. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu diperlukan kemampuan dasar kewarganegaraan yang mencakup kemampuan belajar, berpikir, bersikap, dan hidup bersama dalam masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan belajar yang sejalan dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan juga sesuai dengan perkembangan anak pada usia tersebut atau kelas V. Salah satu pendekatan belajar yang dapat digunakan dan sesuai dengan karakteristik anak adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Pada model ini siswa lebih aktif belajar bersama dengan teman-temannya, peranan guru lebih kepada fasilitator dan siswa menjadi subjek belajar. Model 50 pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, salah satunya yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Jigsaw. Model belajar kooperatif jigsaw merupakan model belajar kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai enam orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok adalah bertangggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikannya kepada anggota kelompok yang lainnya. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama anggota kelompok dalam suasana kooperatif dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Azis yang juga menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PKn.

C. Hipotesis